🍂 Pejuang Garis Dua 🍂

355 41 9
                                    

Benda pipih yang sudah hampir 3 minggu lalu ia simpan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benda pipih yang sudah hampir 3 minggu lalu ia simpan. Merasa siap nyali untuk mengetahui hasilnya. Sebab ia sudah merasakan siklus menstruasinya terlewat selama 5 hari dari tanggal biasanya. Masih sedikit kurang yakin. Akan tetapi, dengan rasa ketidak sabarannya ia ingin cepat mencoba alat testpack yang ia harap bisa membawa berita membahagiakan untuknya dan Fauzan.

Masih di waktu paginya, rasa sesak urine yang ingin keluar ia manfaatkan sebagai alat tes paginya. Tertampung pada satu wadah kecil. Sudah ia celupkan benda pipihnya. Menunggu beberapa menitan dengan gusar.

Tok! Tok! Tok!
"Sayang....!
Tok! Tok! Tok!
"Kamu masih di dalam Sayang? Ini udah mau masuk jam meeting mas Sayang. Kita berangkat sekarang ya!"

"Eee.... Hmm.... Tu-tunggu sebentar ya Mas. Mas tunggu di depan dulu ya."
"Tapi jangan lama-lama Sayang. Mas ada meeting hari ini. Mas juga kan mesti antar kamu ke rumah Ibuk dulu."
"Iya Mas, sebentar lagi."

Sudah 10 menitan ia rasa cukup untuk melihat hasil testpack nya. Masih menutupi dengan kedua telapak tangannya yang saling terkatup tak ingin melihat lebih dulu benda pipihnya. Keluar dari area kamar mandi. Beruntung sudah tak ada lagi Fauzan di dalam kamar.

"Huffftttt.... Aku mau mastiin sendiri dulu. Kalau sekiranya positif, aku rasa ini bisa jadi kejutan yang tepat untuk mas Fauzan."
Menutupi kelopak matanya penuh harap akan hasil yang memuaskan.

'Ya Allah.... Ini percobaan pertamaku. Aku rasa udah tepat waktunya untuk mengecek. Semoga benar-benar 2 garis, bukan 1 garis. Bismillah...."
Membuka satu kelopak mata berbarengan dengan satu tangan yang ia buka celahnya. Mengintip perlahan benda pipih di dalam telapak tangannya.

Menyempurnakan kedua kelopak mata terbuka sembari mengangkat jelas alat testpack. Dengan degup jantung saling berpacu berharap besar akan kepastian. Serasa percaya diri sebab ia tahu benar dirinya sudah sangat telat akan jadwal mens bulanannya.

10 detik terdiam. Mengamati maksud garis yang sebelumnya sudah ia pelajari dalam pemahaman ilmu kebidanan dari berbagai sumber. Semakin mendekatkan penglihatannya dikala yang ia dapatkan bukanlah sesuai harapnya. Hanya satu garis merah yang ia ketahui bahwa dirinya belum berhasil.
"Negatif." Lirih lemasnya.

Menunduk lesu dirinya akan hasil akhir yang belum sesuai harapnya. Kedua tangan masih menggenggam penuh harap satu garis itu bisa berganti menjadi dua garis. Bermenitpun ia habiskan hanya untuk berharap satu garis merah itu bertambah satu garis lainnya.

"Astaghfirullahaladzim.... Ya Allah, aku gak mau suudzon. Ini masih percobaan awal. Kata si Mbaknya, kalau mau mengetes hasilnya harus sekitaran 1 mingguan setelah jadwal menstruasi ku. Ini kan baru beberapa hari Aira. Semoga aja ketelatan aku menstruasi sebagai pertanda awal kalau aku benar-benar sudah mengandung. Ini harap hamba ya Allah. Amin yaa rabbal alamin."

Membuang testpack pertamanya pada keranjang sampah dan melangkah cepat keluar dimana Fauzan sudah sedari tadi menunggunya.

"Akhirnya.... Sayang kok lama sih? Sebentar lagi mas telat nih. Klien mas udah pada datang."
"Maaf Mas. Kalau gitu Mas duluan aja deh. Aira bisa nungguin pak Hamdan atau bisa naik taksi aja."
"Enggak! Orang janjinya pergi bareng. Ayo!" Menarik cepat langkah lesu Aira.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang