🍂 Baby Bump (4 bulan) 🍂

504 35 5
                                    

"kamu benar-benar menyusahkan Lisa!! Sama aja kamu dengan Mamamu ini!! Ini apa lagi Lisa?! Ini apa lagi?!!""Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu benar-benar menyusahkan Lisa!! Sama aja kamu dengan Mamamu ini!! Ini apa lagi Lisa?! Ini apa lagi?!!"
"Lisa.... Jujur ke mama, Lisa. Ini apa nak? Ini apa?! Punya siapa nak....?"

Dalam semalam tangisnya belum usai. Dengan secepat ini hal yang ingin ia tutupi rapat terkuak juga.

Kamar yang tergeledah, banyak ditemukan alat testpack yang ia simpan. Semua menjadi tanda tanya besar dan mau tak mau ia mengakui. Dirinya telah mengandung janin yang sudah ia tutupi selama 8 Minggu lamanya. Janin kecil yang sudah menurunkan harga dirinya.

Semua terbongkar dengan begitu mudah atas ulah pria bejat sebagai ancaman untuknya. Memilih kabur dan tak mengindahkan ingin otak bejatnya, hal ini lah balasannya. Semua gambaran-gambaran tak senonohnya dikirim begitu berani ke rumahnya. Bersamaan dengan barang dirinya yang tempo lalu sempat ia biarkan saja tersita sebab tak ingin lagi semudah itu disekap oleh pria bejat seperti Reno.

Namun semua malah menjadi Boomerang untuknya. Dirinya semakin terhina. Menjadi anak yang tak dianggap posisinya semakin terhina atas kelakuannya sendiri. Memang bodoh. Tapi nasi sudah menjadi bubur.

Masih pada pelataran rumah kala pintu yang tak mengizinkannya masuk. Terusir dengan begitu mudahnya. Semua pakaian terhambur pada lantai pun belum sempat ia rapikan. Semua tak ada yang berani menentang kemarahan Papanya. Membela sama saja membenarkan ulah bodohnya.

Tak tahu harus kemana sepagi ini. Dengan rasa mual yang sesekali masih ia rasakan, semakin menyulitkan nasibnya.
'Aku udah biasa. Aku udah biasa seperti ini kan? Hiksss.... Hiksss.... Aku harus kuat ya. Mama harus kuat kan Nak? Tapi kita mau kemana? Mama takut keluar sendirian. Semua gak aman untuk kita Nak. Mama gak mau masuk perangkap dia lagi. Hiksss.... Hiksss....'

~ 3 months ago

Sudah lebih 10 Minggu, hari-harinya betah berada di dalam rumah. Sekali memilih keluar jika jadwal pemeriksaan kondisi janin sudah harus ia lakukan dan sekedar berjalan santai di pagi harinya sebagai penjagaan pola hidup yang sehat.

Ia rasa cukup untuk berhibernasi. Rasa keinginannya untuk berkelana jauh sudah sangat menggebu-gebu. Sesuai janji Bapak si anak yang masih ia kandung dalam usia 4 bulan lebihnya.

"Masyaallah.... Udah siap aja nih bumil. Mas baru aja mau mandi Sayang."
"Lelet. Aira udah siap dandan pun, mas baru mau mandi. Ngeselin."
"Hahaha.... Mas kan masih ngurusin rumah."
"Bik Jum belum datang?"
"Belum. Tadi izinnya agak telat datang. Anaknya sakit Sayang. Jadi, mas angsur beberes area bawah."

Semasa Aira berbadan dua, Fauzan memilih mencari satu ART agar kegiatannya mengurus sang istri lebih leluasa. Ditambah lagi tetap harus berkutat pada pekerjaannya. Mertuanya tak lagi tega ia mintai tolong terus menerus. Alhasil, dengan melewati perdebatan yang cukup sengit, Aira mengizinkan.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang