🍂Florist Bakery?🍂

1K 87 4
                                    

Florist Bakery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Florist Bakery. Toko kue yang merangkap sebagai toko bunga menjadi khas tersendiri menurut para pelanggan setianya. Aroma sedap menyeruak seisi ruangan hingga luar toko. Yang sangat disukai para pejalan kaki maupun pengendara lainnya. Membuat toko ini selalu ramai dan laris manis. Pemiliknya si imut manis ialah Aira Azzahra.

Bisnis kecil yang sudah lumayan luas dikenali. Pemesanannya selalu menumpuk. Keberkahan yang sangat ia syukuri. Terkadang, jika ia tak sibuk ia yang akan langsung turun tangan mengadon maupun melayani para pengunjung. Resep tersendiri yang ia ciptakan sangat berhasil memikat lidah para penikmat. Ia tak sia-sia menyalurkan hobinya.

"Mbak Aira, biar Sonya lanjutkan ya."
"Enggak apa-apa. Kalian kerjakan yang lainnya saja. Sebentar lagi siap kok."
"Baik, Mbak."

Aira melirik arlojinya. Sebentar lagi waktu pengantaran. Pelanggan lumayan ramai saat ini. Para karyawannya sangat sibuk dan kewalahan. Terpaksa harus ia juga yang mengantarkan beberapa kue-kue nya.
TING!

Dentingan Oven menandakan panggangan kuenya telah siap. Aroma sedap kembali tercium. Senyum puas terpancar.
"Alhamdulillah.... beberapa sudah siap untuk ku antar."

Gerakan gesit Aira menghias indah penataan kue-kue ke dalam box. Dan menyusun rapi ke dalam keranjang.
"Dina, tolong handle dulu di dalam ya! Biar Mbak aja yang antar kue-kuenya. Kalian handle di sini."
"Siap, Mbak!"

Motor scooter nya membawa ia ke beberapa alamat yang tertera sesuai pesanan. Sedikit bingung. Namun, dengan keyakinan dan penuh kesabaran Aira berhasil mengantarkan kue-kuenya kepada sang pelanggan. Sisa 1 pesanan lagi yang tertera alamat ke sebuah perusahaan. Ia tersenyum. Sebab, ini adalah salah satu pelanggan terbaiknya.

Tak menunggu waktu lama, motornya sudah terparkir pada lahan parkiran kantor yang sudah sangat sering ia singgahi. Merapikan sebentar kerudungnya. Karena ia melihat para pekerja di sini sangat rapi dan bersih. Ia tak mau dipandang kotor dan menjijikkan.

"Eh, mbak Aira. Pesanan untuk bapak Wira kan Mbak?"
"Iya, Mbak. Dan sudah dibayar. Seperti biasanya."
"Ok, Mbak. Terimakasih."
"Sama-sama."
"Kuenya enak loh Mbak. Bos saya suka. Kita pun juga suka kue buatan mbak Aira."

"Alhamdulillah.... Terimakasih ya. Jangan terlalu memuji."
"Hahaha.... Mbak Aira terus begitu deh. Selalu gak mau dipuji."
"Hihihi.... Takut melayang jauh sayanya. Kalau begitu, saya langsung pamit pulang saja ya."
"Oh, ok Mbak."

Aira tersenyum lega dengan kepuasan pelanggan mengenai kue buatannya. Ia menatap sebentar langit yang kelihatan cerah hari ini.
"Alhamdulillah Ya Allah.... hamba sangat bersyukur dengan keberkahan yang engkau berikan kepadaku. Aku sangat berterimakasih ya Allah."

Aira kembali menunduk dan berjalan. Sebab, ia merasa risih dengan pandangan pria-pria asing yang berseliweran berjalan memasuki area gedung. Bisikan-bisikan para pria itu terus mengagumi parasnya. Ia merasa bersalah sudah membuat pemikiran pria-pria itu entah kemana-mana.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang