🍂Pertemuan Keluarga🍂

374 50 1
                                    

"Kamu yakin bisa ke toko sekarang?""Insyaallah bisa Buk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu yakin bisa ke toko sekarang?"
"Insyaallah bisa Buk. Kasihan juga yang lainnya. Pasti pada kewalahan. Aira udah minta laporan ke mereka, kalau hari ini memang lagi banyak banget pesanan."

"Obat tetap kamu bawa kan? Tetap harus diminum sampai benar-benar sembuh dan harus habiskan bekal kamu. Jangan sampai maag kamu kambuh."
"Iya Buk. Aira pergi sekarang ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Pelan-pelan aja bawa motornya ya."
"Iya Buk."

Sebenarnya masih lemas yang Aira rasakan. Kepala juga masih sesekali berdenyut. Tapi ia tidak mau terlalu memberatkan seluruh karyawannya. Ia memarkirkan motornya. Dari ambang pintu masuk toko, Aira dikejutkan dengan kehadiran Dafa secara tiba-tiba yang hampir saja tubuh mereka saling bertabrakan.

"Dafa? Kok kamu ada di sini?"
"Ya Allah Aira.... sorry. Aku baru aja mau buru-buru ke rumah kamu. Karyawan kamu bilang kalau kamu sakit. Benar ya Ai?"
"Iya. Tapi sekarang udah agak mendingan kok."

Dafa mencoba menempelkan telapak tangannya pada kening Aira. Aira terkejut dan memundurkan dirinya.

"Masih panas Ai.... kenapa malah ke toko? Istirahatkan dulu diri kamunya."
"Udah lumayan Daf. Aku gak tenang juga kalau ninggalin mereka kewalahan dengan banyaknya orderan."
Dafa berkacak pinggang sembari menggelengkan kepalanya heran.

"Kesehatan juga lebih penting. Kalau kamu tumbang di sini malah tambah ngerepotin mereka."
Aira terkekeh.
"Terus, kamunya ke sini ada perlu apa? Bukannya kamu udah mulai ada kelas ya? Kok malah bolos."

"Aku mulai jam siang. Aku ke sini karena kangen sama kamu. Sekalian mau pesan kue-kue kamu untuk teman-temanku yang lainnya Ai. Mereka harus tahu seenak apa kue buatan kamu. Eh, malah aku dapat kabar kalau kamu sakit. Dan baru aja mau ke rumah kamu malah ketemu kamunya di sini. Kebetulan banget. Jangan-jangan kita memang berjodoh Ai. Hehehe...."

Aira melengos berjalan lebih masuk sembari diam-diam menyunggingkan senyumannya.

"Jadi, benar udah pesan ke mereka?"
"Belum. Soalnya aku benar-benar kaget banget dengar kabar kamu sakit."
"Ya udah, kamunya mau pesan apa? Biar aku siapin. Khusus teman, aku kasih harga diskon."
"Jangan dong Ai. Lama-lama kamu bangkrut kalau terus kasih harga diskon ke aku."

Mereka tertawa sampai para karyawan Aira menatap heran.
"Aku kok ngerasa kehilangan ya? Kalian ngerasa juga gak sih?"
"Manusia terkonyol seperti mas Fauzan. Udah hampir satu bulan gak kelihatan. Tumben banget kan?"

"Sibuk mungkin."
"Tapi gak mungkin selama ini."
"Kalau ngelihat mbak Aira dengan mas Dafa kayak gak cocok ya. Lebih cocokan dengan mas Fauzan. Walaupun sikap mbak Aira selalu ketus, tetap caranya mas Fauzan menarik perhatian mbak Aira itu gemas banget. Akunya malah yang baper. Hihihi...."

Mereka bergosip pelan hingga Aira mengejutkan mereka.
"Ini ada pesanan yang masuk dari nomor pribadi Mbak. Tolong disiapkan ya! Dan ini juga pesanan untuk Dafa. Tolong disiapkan juga ya. Mbak mau langsung ke dalam dulu."
"Baik Mbak."

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang