🍂 Tamu Tak Diharap 🍂

332 37 7
                                    

Hair dryer menjadi kerusuhan pagi mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hair dryer menjadi kerusuhan pagi mereka. Bermalas-malasan untuk hari yang Fauzan atur paksanya. Menggelitiki Aira sebagai selingan candaan keduanya.

"Mas! Serius....! Kalau main-main muluk kapan keringnya rambut Mas?"
"Hahaha.... Enggak perlu pakai hair dryer juga bisa kering sendiri Sayang."
"Jangan ngebantah! Aira udah jadi penurut untuk Mas, Mas juga harus nurut sama Aira!"

Bukan Fauzan namanya kalau tidak ada kata puasnya untuk kembali mengusili dengan menarik perlahan untaian tali bathrobe yang masih membungkus tubuh Aira. Aira menyadari keusilan Fauzan dan langsung melayangkan satu pukulan mautnya pada tangan nakal Fauzan.

"Aww!"
"Jangan jadi serakah Mas! Aira udah capek. Masa harus mandi lagi?!"
"Kalau capek.... entar mas yang mandiin."
"Gitu aja terus. Syahwat Mas ini seharusnya ditahan....! Jangan terus harus dilampiaskan."
"Kan ke kamu. Yang halal untuk mas."
"Tapi pikirin Aira juga dong Mas! Sekarang masih merasa mengantuk. Aira jadi gak sanggup ke Toko hari ini."

Menarik pinggang Aira hingga terduduk pada pangkuannya dan menghentikan hair dryer yang masih menyala berusaha mengeringkan rambutnya. Tarikan garis bibir membentuk senyuman smirk. Kembali pada mode nakal yang memaguti seluruh pahatan manis wajah Aira. Helaian rambut Aira ia sentuh dengan sengaja mengendus wanginya. Raut yang sangat ia buat-buat seakan merasa terbuai akan aroma menyejukkan shampo kesukaan Aira. Lantas membuat Aira menolak tubuh Fauzan yang ingin lebih bertindak genitnya lagi. Semakin menghindarkan kepala merasa takut dengan raut aneh Fauzan.

"Gimana mas bisa menahan syahwat mas, kalau wanita di hadapan mas ini terus menggoda mas. Kamu diam begini aja udah berhasil membangkitkan junior mas lagi." Mengarahkan matanya ke bawah seakan mengisyaratkan Aira apa yang kini tengah ia tahan.

"Ihhhh....! MASSSS....!!!" Beranjak cepat menjauh dari tubuh dan tarikan-tarikan tangan nakal Fauzan yang berusaha masih ingin menjahili Aira. Dengan satu bantal pun Aira gunakan untuk memukul-mukul geram suami mesumnya
BUGHHH! BUGHHH! BUGHHH!

"Hahaha.... Ampun Sayang! Mas bercanda doang."
"Mesum muluk! Punya suami gila!! Rasain nih!"
BUGHHH! BUGHHH! BUGHHH!

Puasnya Fauzan menertawakan kegarangan Aira sembari masih saja mempertahankan tangkisan pukulan-pukulan dari bantal yang Aira layangkan. Hingga nyaringnya nada dering handphone milik Aira menghentikan kerusuhan mereka.

Berlari cepat sebelum Fauzan menggapai tubuhnya.
"Halo, Assalamualaikum."
"Waalai....kumsalam. Ai....! Kamu habis ngapain masih pakai bathrobe??"
"Oh My God! Aira bisa mode solehot juga guyss...."

Meletakkan cepat handphone nya pada nakas sebab malu dengan kondisi dirinya yang memang masih terbalut dengan bathrobe. Belum memakai pakaian dirinya. Bisa-bisanya ia melupakan kondisi tubuhnya yang belum juga berpakaian semestinya. Hanya bathrobe yang membalut tubuhnya sebab terlalu fokus membantu mengeringkan rambut Fauzan. Memilih cepat masuk ke kamar ganti untuk segera memperbaiki diri agar lebih sopannya.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang