🍂Kotak Berpita🍂

411 60 12
                                    

Beberapa hari ini, Fauzan sangat disibukkan kembali dengan tour dirinya mengecek semua Hotel dan Resort yang ia punya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari ini, Fauzan sangat disibukkan kembali dengan tour dirinya mengecek semua Hotel dan Resort yang ia punya. Dan salah satu Resort miliknya yang berada di Bali menjadi pusat destinasi salah satu stasiun Televisi untuk diliput. Dengan segala hormat ia diminta untuk menjadi narasumber utama pengenalan Resort yang ia miliki yang memang dalam puncak kejayaannya. Tetap ditemani oleh Arlan dan beberapa bawahannya yang lain.

Tengah berdiri pada balkon kamar Resort nya. Menghirup udara yang sangat sejuk pagi ini.
"Gue udah di info, sekitaran jam 10, Lo mulai shoot untuk beberapa video. Pakaian lo juga udah gue siapin Zan."
"Ok."

Arlan masih tetap di tempat dengan memandang bingung sikap Fauzan yang terus banyak diam sejak awal keberangkatan.
"Lo kenapa sih? Jangan sampai di sesi shoot nanti lo lemes kayak begini."
Tetap terdiam tidak menanggapi pancingan obrolan Arlan.

Detik berikutnya, Arlan menyunggingkan senyumannya saat ia teringat sesuatu apa penyebab Fauzan seperti ini.

"Ya ampun Zan.... Zan. Kalau lo kangen dengan pujaan hati lo, mending Lo telepon aja gih! Minta semangat dari dia."

Fauzan tidak menyukai pembahasan Arlan. Sangat mengganggunya. Terkesan mengolok-olok dirinya yang saat ini memang tengah resah dengan hatinya.

"Atau.... Jangan-jangan Lo belum punya nomornya ya? Bego banget sih. Udah kenal lama, belum berani juga minta nomornya langsung. Ciut banget nyali Lo."
"Bisa diam gak sih?!"
Arlan mengatupkan mulutnya. Ia lebih memilih menghindar daripada harus memancing amarah Fauzan.

Fauzan melirik satu nomor yang sudah ia simpan sejak lama. Dan memandang beberapa foto dirinya bersama Aira tempo hari.

"Kalau saja dulu aku mengambil tindakan yang lebih cepat, Aira pasti tidak akan merasakan trauma berat sampai saat ini. Ya Allah.... Bantu aku. Aku tahu, aku masih belum bisa menjadi yang terbaik. Tapi aku mohon, berikan aku kesempatan untuk menjadi yang terbaik untuk Aira. Aku ingin melindunginya dengan caraku. Aku ingin membahagiakan Aira."

Menghela napas beratnya. Fauzan menghentikan keterdiamannya. Segera mempersiapkan dirinya untuk melakukan shoot mengenai Resort yang ia punya.

💐~💐


~ 2 Minggu Terlewati

"Mas Fauzan kok sering banget ya suka hilang-hilang kayak begini? Tiba-tiba muncul, tiba-tiba hilang."
"Mas Fauzan itu juga punya kesibukan yang lain Nia."

"Cieee.... Mbak Aira kayak udah paham aja dengan mas Fauzan. Pasti udah kabar-kabaran kan Mbak? Sampai tahu banget mas Fauzan nya lagi sibuk. Hihihi...." Sambung Sonya menimpali. Semua para karyawannya juga terikut tersenyum geli melihat reaksi Aira sedikit salah tingkah.

"Eng-enggak kok! Dari mana aku tahu. Nomornya aja gak punya."
"Loh, masa sih Mbak? Perasaan Nia, pas awal-awal mas Fauzan ke sini, mas Fauzan langsung minta nomor pribadi Mbak. Masa Mbak gak tahu sih? Apa memang sama sekali belum ada obrolan diantara Mbak sama mas Fauzan ya?"

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang