🍂Bersaing🍂

555 53 1
                                    

“Gimana Ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Gimana Ma....?”
“Gimana apanya?!”
“Gimana dengan Mamanya Fauzan? Hiksss.... hiksss....”
“Ih! Kamu ini kenapa harus buat masalah sih?! Pusing mama mikirin kamu!!”

“Maaf Ma.... Lisa gak mau putus dari Fauzan Ma.... Hiksss.... hiksss....”
“Terus kenapa kamu malah gatel dengan laki-laki lain?! Kurang apa lagi Fauzan ke kamu? Fauzan ganteng, kaya, dari keluarga berada dan pasti terjamin kehidupan kamu Lisa!!”

Lisa memukul-mukul bantalnya dengan geram. Dirinya sudah sangat berantakan sejak dimana Fauzan mengakhiri hubungan mereka.
“Fauzan sama sekali gak cinta ke Lisa Ma!! Siapa yang betah dengan pasangannya yang sama sekali gak membalas perasaan pasangannya?! Lisa aja yang cinta Ma, Fauzan enggak.... hiksss.... hiksss....”
“Soal cinta itu gampang. Intinya, kalau kamu berhasil menikah dengan Fauzan anaknya tante Mayang, kehidupan kamu sudah aman. Setelahnya, kalau kamu mau selingkuh pun gak masalah asalkan tetap bisa jaga aib kamu. Bodoh banget sih kamu!!”

BRAKKK!!
Mereka berdua tercekat dengan gebrakan pintu secara paksa oleh pria paruh baya yang tak lain ialah suami Rina.

“Mereka benar-benar gak sudi menerima menantu seperti Lisa. Jangan sekali-kalinya kalian berdua menyusun kembali siasat untuk bisa diterima oleh keluarga mbak Mayang dan mas Wira!! Kalian berdua sudah sangat mempermalukanku!!”

“Papa ini kenapa sih?! Datang-datang langsung marah-marah!! Anaknya lagi galau bukannya dibujuk malah diceramahi.”
“Heh! Dengar ya Rina, aku menikah dengan kamu sebab menyelamatkan aib kamu. Aku gak mau terlalu membuka siapa sebenarnya anak ini, cuma aku sudah semakin geram!! Cukup kamu aja yang punya kelakuan biadab, jangan sekali-kalinya kamu mengajarkan ke anak kamu bagaimana tabiat kamu yang dulu!!”
“Mas!!”

“Pa, Ma istighfar! Kenapa pada mulai lagi sih?! Ini sudah malam loh Pa, Ma. Enggak enak di dengar sama tetangga.”
“Papa kamu yang mulai Dafa!!”
“Kamu sudah memancing....”
“Pa!! Astaghfirullah.... Istighfar Pa....!! Jangan dimulai lagi! Kita pergi aja dari sini Pa.”
Dafa menuntun paksa sang Papa yang sudah tidak terkontrol lagi emosinya.

“Kenapa Papa ngomongnya kayak gitu sih Ma? Memangnya kenapa Ma? Kenapa dengan Lisa Ma.... Hiksss.... hiksss....”
“Sudahlah Lisa, kamunya juga jangan jadi cengeng banget! Ini ulah kamu, kamu rasakan sendiri!”
“Mama!!” Merengek dan mengamuk kembali pada kamar yang sudah sangat tidak terbentuk lagi.

💐~💐


Silau sang surya telah memasuki setiap celah jendela kamarnya. Mengerjap-erjapkan matanya. Mengambil jam weker pada nakas.
‘Huffftttt.... kesiangan. Enak banget tidur gue sampai kesiangan begini.’

TING!
Bunyi denting handphone beriringan dengan info notifikasi pesan baru masuk.
“Bisa gak sih sekali aja si Arlan gak ganggu gue?”

Arbani : “Hari ini Aira mau berbagi berkah dengan anak-anak Panti. Kalau kamu tidak terlalu sibuk, kamu boleh datang ke toko Aira. Di situ juga ada Ibuk, Delia dan teman-teman Aira lainnya.”
Senyum mengembang begitu sempurna. Ia salut dengan kebaikan Arbani dalam melancarkan aksi pendekatan dirinya dengan wanita pujaannya.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang