🍂Teka-teki Receh🍂

419 50 0
                                    

“Arlan!!”“Apa?! Mau ngapain lagi lo ke sini?!”“Gue mau ketemu Fauzan!!”“Udah gue bilang Fauzan gak ada di sini!! Selesai ngeroscek semua pekerjaan para karyawannya, Fauzan langsung pergi gitu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Arlan!!”
“Apa?! Mau ngapain lagi lo ke sini?!”
“Gue mau ketemu Fauzan!!”
“Udah gue bilang Fauzan gak ada di sini!! Selesai ngeroscek semua pekerjaan para karyawannya, Fauzan langsung pergi gitu aja. Susah banget ya ngomong sama lo!!”

Lisa menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal. Ia memang benar-benar menyesali atas kecerobohan yang ia perbuat.
“Lan.... harus gimana lagi cara gue supaya fauzan balik lagi ke gue? Gue gak mau kehilangan Fauzan.... hiksss.... hiksss....”
“Lis.... Lis.... lo bodoh atau gimana? Udah dari dulu pun si Fauzan kagak respect ke lo. Ngejalanin hubungan sama lo itu cuma keterpaksaan. Tuntutan nyokap nya dan juga nyokap lo. Jangan terlalu halu deh lo!! Udah ya. Gue juga masih sibuk. Gue juga sebel sama mantan lo itu yang terus-terusan kabur gitu aja. Lo berdua sama-sama cuma bisa bikin gue pusing!!”

Kunjungan Lisa sangat sia-sia. Sudah tidak bisa lagi dengan gampangnya ia menemukan Fauzan. Nomornya benar-benar tidak bisa dihubungi. Mamanya Fauzan juga sulit untuk ia jadikan sebagai peraduan.

‘Aku gak akan menyerah Zan. Sampai kapanpun kamu akan aku cari. Aku gak mau kamu berpaling dari aku. Aku gak mau ada perempuan lain yang menggantikan posisi aku. Aku mau kembali kayak dulu. Aku mau kita bareng-bareng lagi Zan.... hiksss.... hiksss....’

💐~💐

Fauzan tak bosan-bosannya terus mendatangi toko Aira. Memesan dan sesekali membantu jika diperlukan. Kehadirannya menambah suasana menjadi ramai dengan lawakan-lawakan yang ia lontarkan. Hal itu ia lakukan untuk mencoba mencairkan si manusia kutub seperti Aira. Sikap Aira selalu acuh tak acuh dan berbicara sekenanya.

“Hahaha.... Mas Fauzan ada-ada saja.”
“Aku serius. Kalian pada gak percayaan banget sih.”
“Terus apa yang terjadi dengan karyawan Mas itu?”
“Yaaa.... dia merasa malu banget. Apalagi, aku yang memergoki mereka berdua secara langsung. Dan di saat itu juga, aku memecat mereka. Seenaknya dan tanpa rasa malu memanfaatkan kamar Hotelku untuk berbuat mesum.”

Lirikan Fauzan menelisik ke arah Aira yang bersikap biasa saja. Tidak ada reaksi apapun darinya. Padahal, semua yang mendengarkan terus tertawa tebahak-bahak.

“Aku punya satu teka-teki.”
“Wahhh.... Mas Fauzan mau menambah beban pikiran kita aja nih.”
“Hahaha.... ayo dong! Masa langsung nyerah sih.”
“Ok, deh. Apa tuh Mas?” Desak Nia.
“Ok.” Berpikir sejenak mencari satu pancingan.

“Panda, panda apa yang bikin senang?”
Nia dan kedua temannya berpikir keras jawaban apa yang tepat.
“Hmm.... apa ya?”
“Panda.... lucu?”
“Bayi panda?”
Fauzan terus menggeleng dengan jawaban asal mereka.

“Jadi apa dong Mas?”
Fauzan tertawa melihat wajah kesal mereka.

“Ok. Jawabannya.... Panda-ngin kamu terus setiap hari.” Jari jahilnya mencolek dagu Yola. Yola menjadi tersipu malu.

“Iihhhh.... mas Fauzan ini raja gombal banget. Hihihi....”
“Lagi dong Mas!” Pinta semangat Nia.
“Ok, ok.” Kembali berpikir.

Tertawaan dan canda tawa mereka tak lepas dari pandangan Aira. Walaupun ia tengah sibuk dan berperilaku tidak perduli, tetap saja ia kesal dengan Fauzan yang mengganggu ketiga karyawannya dalam bekerja. Di kala para pengunjung yang mulai berdatangan, mereka malah asik bercengkerama.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang