🍂 Rintihan Aira 🍂

504 40 40
                                    

"Fauzan juga belum pulang Nak?""Belum Buk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fauzan juga belum pulang Nak?"
"Belum Buk. Aira bingung harus ngebujuk mas Fauzan gimana lagi? Aira tahu Aira salah. Tapi Aira kan juga udah ngejelasin yang sebenarnya Buk."

"Letak salahnya lagi, Dafa juga jahat udah mengirimkan foto-foto Aira saat kejadian itu Buk. Dafa sengaja mengelabuhi Aira. Mas Fauzan menganggap Aira menipu. Menganggap Aira berbuat zina Buk. Menyebut Aira Jalang. Aira gak tahu bisa sampai seburuk itu pikiran mas Fauzan. Hiksss.... Hiksss...."

"Astaghfirullahaladzim, udah terlampau Nak. Tapi, Ibuk, mas Arbani dan Mbak mu juga gak bisa menghubungi Fauzan. Bagaimana ibuk juga bisa menjelaskan ke Fauzan nya?"
"Mas Fauzan udah terlampau marah ke Aira. Gimana nasib Aira nanti Buk? Apa mas Fauzan.... ba-bakal cerain Aira Buk? Hiksss.... Hiksss.... Ai-aira gak mau. Kenapa semuanya jadi seperti ini? Hiksss.... Hiksss...."

Hanya Ibunya yang ia jadikan sebagai teman peraduan. Menyimpan beban pikiran sendirian juga sesak. Sudah 2 Minggu lebih. Fauzan masih tak ada kabar. Mengandalkan Arlan masih tak membantu apa-apa. Ia pernah mendengar amukan suaminya. Menolak dengan amarah yang sangat menyakitkan. Dari hal itu, Aira putus asa. Ia menjadi putus asa tak pernah berani lagi mengusik. Membiarkan saja rasa rindu ini ia tanggung sendiri.

"Aira, kamu yang tenang Nak! Nanti kita cari solusinya ya. Ibuk memikirkan kondisi kamu yang sekarang. Aira terus bolak-balik sakit. Ibuk di sini jadi khawatir Nak. Ibuk mau ke sana, tapi secara bersamaan Albi lagi panas badannya."
"Kalau Aira banyak beraktivitas, pusing nya balik lagi. Gampang capek terus gak kayak biasanya. Aira gak butuh siapapun kecuali mas Fauzan Buk.... Aira cuma butuh mas Fauzan.... Hiksss.... Hiksss...."

"Apa Aira mau menginap di rumah mbak Delia juga? Biar kita temani kamu di sini Nak. Kasihan juga buk Mayang merawat kamu. Mungkin, buk Mayang juga udah mau pulang Nak. Soal Fauzan, jangan dipikirkan dulu. Itu malah ngebuat kamu semakin pusing."

Menunduk lesu. Ia menyadari dirinya sangat menyusahkan. Berpenyakit seperti dirinya sangat menyulitkan siapa saja.
"Kalau gak ada kejadian itu, mungkin mas Fauzan udah pulang kan Buk? Pasti mas Fauzan yang merawat Aira. Hiksss.... Hiksss.... Ke-kenapa rumah tangga Aira jadi seperti ini Buk....? Aira yang takut akan hubungan. Takut hidup bersama laki-laki perusak. Tapi, yang merusak malah Aira sendiri. Aira gak mungkin mau melakukan hal sehina itu Buk. Tapi mas Fauzan udah salah paham duluan sebelum Aira jelaskan semuanya. Hiksss.... Hiksss...."

"Tenang ya Nak! Sekarang kita terus berdoa, semoga hati Fauzan bisa dilembutkan dan bisa memahami permasalahan ini. Kalau sudah pulang, nanti kita bicarakan baik-baik. Ibuk yakin, Fauzan sekarang masih belum bisa memahami karena dia jauh di sana Nak. Pemikirannya masih bercabang. Memikirkan kerjaan dan kamunya."

"Sekarang Aira balik tidur ya! Ini udah malam. Istirahatkan diri kamu dan pikiran kamu. Semua pasti bisa terselesaikan. Allah tahu mana yang benar mana yang salah Nak. Saat ini kalian berdua masih diuji. Untuk memperkuat ikatan pernikahan suci kalian berdua. Fauzan pasti bisa luluh kalau sudah secara langsung kita obrolkan sama-sama. Doakan juga suami kamu Nak. Semoga apapun yang dikerjakan Fauzan, bisa dalam lindungan Allah dan cepat terluluhkan hati keras Fauzan yang masih terselimuti rasa amarah. Banyak dibawa Dzikir Nak."

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang