🍂Ambisi🍂

417 51 2
                                    

“Ya ampun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ya ampun.... saya benar-benar geram dengan kamu Lisa!!”
“Tante.... Lisa benar-benar minta maaf. Lisa gak berbuat seperti yang Fauzan bilang Tan. Itu cuma kebetulan. Laki-laki itu teman Lisa. Lisa minta ditemani untuk shopping Tan. Tante kan tahu kalau Fauzan terlalu susah untuk dimintai tolong nemenin Lisa. Makanya Lisa cari teman hang out. Ayo dong Tan.... jangan buat Lisa semakin melow Tan.”

“Beribu alasan yang kamu keluarkan tetap saya lebih percaya dengan foto-foto kamu dan video kamu itu!!”
“Itu akal-akalan Fauzan aja Tan.”
“HEH!! Enak banget kamu mengatai anak saya! Jelas-jelas kamu yang kegatelan!! Sudah salah malah nuduh anak orang yang enggak-enggak. Ini sudah malam. Jangan mengganggu waktu saya Lisa!”

Lisa tetap kekeh bertahan berdiri dan menghadang Mayang untuk kembali masuk ke dalam rumahnya. Terjadi sedikit keributan yang membuat Wira penasaran apa yang tengah diributkan.

“Astaghfirullah....!! Ada apa kalian berdua ini?! Kamu ngapain malam-malam begini ke sini Lisa?!” Tanya tegas Wira yang lumayan membuat Lisa terdiam.

“Masuk Ma! Ini sudah malam untuk apa lagi kalian membuat keributan di sini?! Dan kamu pulang Lisa!!”
“Lisa masih mau hubungan Lisa dengan Fauzan baik-baik aja Om. Lisa gak mau putus dengan Fauzan. Lisa tetap mau Fauzan!!” Teriaknya tanpa malu.

Wira memijat pelipisnya menghadapi sikap gila Lisa. Sudah malam begini Lisa sangat mengganggu ketenangannya. Ia juga malu dengan para tetangga.

“Pulang sekarang atau saya telepon keluarga kamu supaya mereka tahu bagaimana kelakuan kamu di sini yang sudah sangat mengganggu ketenanganku!!”
“Lisa butuh Fauzan Om. Fauzan terus menghindar dari Lisa. Lisa butuh bantuan dari Om dan Tante. Please Tan, Om, bantu Lisa ya!”
“Pulang sekarang juga atau saya panggil kedua orang tua kamu?!”

Lisa frustasi dengan sikap kedua orang tua Fauzan yang sama sekali tidak luluh dengannya. Dengan lesunya pun ia mulai melangkahkan kakinya untuk pulang.

“Sekali lagi kalau anak itu datang ke sini, jangan buka pintu!”
“Dia memaksa Pa.”
“Anak itu sudah sangat gila. Jauhi dia dan Rina! Mereka berdua sangat menyusahkan.”

Mayang bersungut sebal dengan sikap sang suami yang selalu bertindak tidak ramah dengan sosok sahabatnya.
“Mas, aku mau tanya sama kamu. Siapa sebenarnya wanita yang sedang dekat dengan Fauzan saat ini?”
Wira melirik sekilas ke arah istrinya dengan sedikit tajam.

“Apa urusannya dengan kamu?”
“Apa urusannya?! Tentu saja penting untukku Mas. Aku berulang kali mendengarkan obrolan kalian mengenai wanita lain yang sedang Fauzan dekati. Mas jangan coba-coba merahasiakan hal ini dariku!”
“Kenapa?! Fauzan sudah besar. Fauzan sudah tahu mana yang pantas untuknya. Jangan sekali-kalinya kamu melarang apa yang Fauzan inginkan!”

“Aku cuma pengin tahu siapa wanita itu Mas. Aku harus tahu seperti apa rupanya, seperti apa sikapnya, keluarganya, ruang lingkupnya....”
“Intinya dia lebih baik daripada Lisa!! Sudah, sekarang waktunya tidur!”

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang