🍂 Aku Bukan Jalang 🍂

317 42 27
                                    

Cinta ku selama ini bagaimana rupanya? Aira memberi kesempatan tapi sekarang kembali seperti semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta ku selama ini bagaimana rupanya? Aira memberi kesempatan tapi sekarang kembali seperti semula. Mudah membolak balikkan perasaanku. Aku sempat merasa beruntung tapi kini apa? Aku seperti tertipu?

Aku sudah menyiapkan ini semua untuk kita Aira. Aku sudah merancang masa depan kita. Tapi kenapa kamu meruntuhkan semangat ku?

"Sudah bagaimana pak Fauzan? Saya sedikit merasa tertarik dengan rancangan Anda ini? Merasa ingin membangun satu Villa untuk keluarga saya juga. Jadi, kita bisa saling membawa keluarga untuk berlibur di sini. Menikmati hasil kerjasama kita juga."

Tatapannya hanya kosong. Ia tidak terlalu memperdulikan semua sapaan dan pembahasan orang-orang di sekitarnya. Rancangan yang memang baru saja ia mulai. Semua desain dan para pekerja kontraktor pilihannya baru saja memulai membangun pondasinya. Ia terus menyempatkan waktu untuk mengecek jika pekerjaannya bersama pak Bahar telah usai. Tapi bukannya sumringah. Dirinya malah kecut terus mengulang ingatannya mengenai gambar-gambar Aira dan Dafa dalam satu mobil yang entah seperti apa kelakuan mereka. Terus ia terka dengan buruknya.

"Ekhem! Dari kemarin, saya mendapati pak Fauzan ini terus terdiam. Terus tidak nyambung dengan obrolan kita. Terus mengacaukan rapat kita. Ada apa Pak? Apa.... ada yang salah dari hubungan kerjasama kita? Bicarakan saja! Saya lebih suka seseorang yang berterus terang."

Menghela panjang napas lelahnya. Terlalu banyak berpikir sampai membuat dirinya pusing. Ia hanya menyatukan kedua tangannya memohon maaf atas lamunannya. Mengambil posisi terduduk dengan satu tangan mengurut pelipisnya.

Tetap Bahar ikuti posisi terduduk rekannya. Ia menepuk berulang kali bahu Fauzan sebagai rasa simpatinya akan masalah yang sama sekali belum ia ketahui.

"Saya rasa ada sedikit masalah dalam urusan pribadi pak Fauzan. Urusan rumah tangga? Karena kalau ada masalahnya dari saya, pasti pak Fauzan akan langsung mengeluarkan semua argumen pak Fauzan seperti biasanya. Kalau yang saat ini terlihat sangat berbeda. Berulang kali termenung, terdiam dan maaf. Saya juga tidak sengaja pernah melihat pak Fauzan memojok dan menangis."

"Iya. Ada sedikit masalah di urusan rumah tangga saya."
"Pernikahan memang tidak mudah pak Fauzan. Di fase awal, akan diuji dari karakter masing-masing. Semua sifat akan terlihat dengan sendirinya. Keras kepala, keegoisan, emosiannya. Setelahnya, pasti ada saja campur tangan salah satu keluarga. Karena untuk menyatukan dua keluarga yang memiliki karakter berbeda-beda itu sulit juga. Ada juga sebab perekonomian. Tapi menurut saya, Insyaallah pak Fauzan pandai mengatur keuangan. Tidak akan mungkin sebab itu. Dan.... urusan kepercayaan."

"Dalam rumah tangga kalau tidak dilandasi dengan rasa saling percayanya, maka percuma pak Fauzan. Percaya akan cinta yang harus saling bisa menguatkan. Ini berkaitan juga dengan keegoisan. Salah satu saja ada yang bersikap egois atau maunya menang sendiri, maka tidak akan adanya bertemu titik terang."

Meresapi satu persoalan terakhir. Kepercayaan.
"Saya gak tahu mana yang bisa saya percayai pak Bahar. Istri saya terlihat tidak akan mungkin melakukan hal sekotor apapun. Karena istri saya sendiri, saya jadikan sebagai panutan keimanan saya. Solehah nya sangat mampu membawa saya sampai seperti ini. Tapi.... ada satu celah yang melukai hati saya. Masa lalu yang mungkin gak akan pernah bisa terlupakan dengan masa yang sekarang walau itu sudah seindah apapun."

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang