36

797 66 2
                                        

Bunyi Tar memasuki perkarangan Manor, Draco membawa Harry yang menjerit jerit kesakitan. Dibawanya Harry ke kamar Draco dan dibaringkannya secara tengkurap. Tubuh Harry bergetar, Draco juga gemetar hebat, dia panik hingga menangis. Dibukanya baju Harry, dirobeknya secara paksa. Harry mendesis kesakitan. Draco dengan nafas tersengal langsung berjalan ke lemarinya dan mengambil ramuan. Dia mengambil ramuan berbentuk minyak itu.

Draco mengambil dengan tangan gemetar hebat dan tak kuat melihat tubuh Harry tersiksa. Diteteskannya ke luka itu dan Harry menjerit dan mengejang.

Draco mencoba menenangkan Harry yang menjerit jerit. "Harry bertahanlah", kini Malfoy Manor bergetar, Lucius Narcissa dan Draco masa kini telah datang. Harry telah diam, dia memejamkan matanya dan tertidur. Masa penyembuhannya sedang berlangsung, luka luka itu menutup perlahan. Darahnya mulai mengering dan menghilang.

Draco jatuh tak berdaya menatap Harry, kemudian dia menangis lalu mengingat apa yang akan terjadi setelah ini. Draco keluar kamar dengan menggunakan jubah tak terlihat milik Harry.

Dracp berjalan menuju keluarganya dan dia melihat dirinya di masa ini, melihat wajahnya yang masih takut tak berdaya dan gemetar.

"Tutup manor rapat rapat Lucius, berilah semua perlindungan. Aku akan melindungi sayap kanan Manor". Narcissa berjalan kebelakang, tangannya yang dari tadi menggandeng tangan anak kesayaangan satu satunya itu terlepas. "Mum" kata Draco cemas, mata biru keperakan itu menggenang air. Narcissa hanya tersenyum "Bantu ayahmu Draco" melepaskan tangannya dan tersenyum sambil meneteskan air mata.

"Draco, ambil alih sayap kiri. Aku melindungi Manor utama" kata Lucius tegas dan sedikit berbisik sambil mengacungkan tongkat pada langit langit Manor yang mengeluarkan cahaya putih kebiruan. Draco berjalan cepat keluar dan menyusuri koridor koridor menuju sayap kiri Manor. Mengacungkan tongkatnya keatas, "Protego Maxima-- Fianto Duri-- Salvio Hexia" katanya dengan bibir bergetar dan air mata mengalir. "Protego Maxima-- Fianto Duri-- Salvio Hexia" Diulanginya mantra itu sampai cahaya putih kebiruan itu memenuhi sisi Manor. "Protego Maxima-- Fianto Duri-- Salvio Hexia".

"Kita harus menyembunyikan diri dari Pelahap Maut yang akan menerkam kita karena kita mengkhianati mereka Draco" Lucius menyeletuk pada Draco, dia mengangguk.
Draco masa kini meneteskan air matanya, tiba tiba Manor berguncang hebat.

Draco dibalik jubah hanya diam dan tak bergerak apa apa. Beberapa orang telah menerobos masuk,

"JANGAN IZINKAN MEREKA MASUK DRACOO!" teriak Lucius pada Draco masa kini, Draco menangis dan mengangguk.

Draco dibalik jubah, Draco masa depan lah yang mengizinkan para Kementrian itu masuk. Dia menangis saat melakukannya.

Kementrian masuk dan menangkap Lucius serta Narcissa, "Lucius-- mengapa kau tak mengizinkan kami masuk"

"DRACO KAU MENGIZINKANNYA!"

"Aku tidakkk--"

Lucius kaku, "Ku pikir kalian pelahap maut-- dengarkan-- aku di sisi Potter"

Draco masa kini menangis dan marah. "AKU DISISI POTTER" Narcissa menangis dan menatap anakknya itu.

"Kau tetap Pelahap Maut Malfoy" lalu beberapa Kementrian menatap Draco dan menghilang beraparate bersama orang tua mereka.

Draco yang dibalik jubah langsung berlari menuju kamarnya dan menangis. Dia berlari ke arah kasur dimana Harry tertidur. Dia terburu buru mengkalungkan Time Turner untuk kembali sebelum Draco masa kini masuk kamarnya.

Draco masa kini berjalan lemas menuju kamarnya, didengarnya ada suara suara didalam. Dia meraih gagang pintunya, Draco masa depan  mengkalungkan dan memutar jam itu, semua bergerak maju dengan cepat.

Memories // DRARRY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang