01

3.2K 131 1
                                    

Harry Potter, Anak yang Bertahan Hidup. Pahlawan dunia sihir yang bertahan dalam peperangan, pahlawan yang melawan dan yang dilupakan.

2 bulan setelah War

Suara benturan batu bata, adukan semen serta apapun yang berkaitan dengan hantaman bangunan terjadi setiap pagi, siang sampai malam hari selama 2 bulan 4 hari ini. Hogwarts, sekolah sihir yang paling baik se benua ini memiliki kerusakan hampir 80%, para guru dan kementrian sihir pun serta merta ikut membantu dalam perbaikan sekolah ini. Para murid masih di liburkan selama proses berlangsungnya perbaikan. Kingsley Shacklebolt, mantan anggota Orde Phoenix itu sekarang menduduki Kepala Kementrian setelah turunnya jabatan Fudge.

Hogwarts menang, Pangeran Kegelapan kalah.

"Wingardium Leviosa" Minerva McGonagall mengayunkan tongkat yang menghadapkannya ke sebuah bata besar untuk dijejerkan dan membentuk sebuah pintu masuk rahasia dan dirapalkan mantra penghilang.

"Apa yang baru saja kulihat tadi Minerva?" Kingsley berjalan menuju tempat dimana Minerva berdiri merapalkan mantranya, menoleh sebentar ke arah Kingsley lalu fokus melihat lukisan Fat Lady diiringi dengan nyanyian sialan nya, suara itu benar benar merusak gendang telinga siapapun yang mendengarnya tetapi Minerva tampak mengacuhkannya bahkan dia meneteskan air matanya.

Kingsley menghembuskan nafasnya kencang, merasa lelah dan pasrah. Diraihnya bahu Minerva dan ditenangkannya penyihir wanita yang berumur entah berapa itu.
"Sudahlah Minerva, pangeran kegelapan telah mati. Kegelapan telah mati"

Terisak, penyihir wanita tua itu semakin menangis bahkan Fat Lady yang tadinya asik bernyanyi menjadi diam dan bingung. "Pintar sekali kau mengalihkan nyanyianku Kepala Sekolah" kata Fat Lady sarkas lalu dia berjalan lurus menghilang dari lukisan dan kembali bersenandung.

"Voldemort memang mati, --tapi teman teman ku juga mati" air matanya banjir menyusuri wajah keriputnya itu, "Albus, Severus -- seharusnya aku--aku tidak" nafasnya tersentak, tenggorokannya penuh dengan liur yang susah ditelan.

"Bukan hanya kau yang kehilangan teman Minerva, Teddy anak malang itu kehilangan orang tua nya. Harry, aku bahkan-- bahkan aku tidak bisa membayangkan posisinya setelah dia mengalami kematian orang orang yang disayangnya" Kingsley meneteskan air mata namun dia tetap tegar.

"Kau benar, beberapa orang mati beberapa orang melanjutkan hidup" Minerva menghapus air matanya dengan telapak tangannya dan berusaha membuat dirinya tegar. "Aku sedang membuat asrama Gryffindor menjadi lebih hidup dan aman lagi, aku rasa pintu ini sudah cocok" menarik nafas panjang lalu menghembuskan secara kasar, Minerva bergerak mundur untuk mencoba melihat dari kejauhan.

Minerva bergerak maju beberapa langkah dan mengayunkan tongkat panjangnya "Protego Maxima" dia berbalik lagi dengan jubah zamrud terkenalnya itu tidak lupa kacamata segi empatnya membuat dia terlihat sangat dikenali. "Bagaimana menurutmu menara Gryffindor yang baru ini?" Tanya nya pada Kingsley yang sedari tadi sibuk melihat pergerakan penyihir tua itu.

"Aku tidak dapat melihat apapun karena kau menaruh mantra penghilang sialan itu Minerva"

Minerva terkekeh, "Kau benar" dia berjalan memotong Kingsley sebelum dia mengucapkan sepatah kata. "Ikuti aku Kingsley"

Tanpa banyak kata Penyihir bertubuh besar serta jubah ungu dan mata menghitam itu pun mengikuti Kepala Sekolah Hogwarts itu, berjalan menyusuri anak tangga yang berubah ubah setiap menitnya
"Astaga bagaimana aku melupakan anak tangga sialan ini, apakah beberapa anak akan mengumpat jika mereka menaiki ini disaat mereka terlambat ?" tanya Kingsley memecahkan suasana kala itu.

"Ya mereka akan mengumpat seperti kau Kingsley dan coba lah memperbaiki mulut kotormu itu karena aku berharap kau tidak lupa bahwa kau adalah seorang pemimpin kementrian" Minerva berjalan tegap lurus kedepan disertakan tampangnya yang galak itu.

Memories // DRARRY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang