perang ke 3
2, oktober 1998Harry berada di GreatHall bersama teman teman Gryffindornya, menunggu untuk pergantian mata pelajaran. Ron berkali kali menguap saat duduk bersenderan di dinding.
Hermione memutar matanya "Ayolah Ron mengapa lima bulan ini kau tak ada perubahan sama sekali"
Ron mendongak menatap Hermione malas "Bantu aku dengan mentransfigurasi tas ini menjadi bantal— aku akan sangat berterima kasih"
Harry terkekeh, dia menatap anak anak yang melaju didepan mereka. Beberapa ada yang merasa salah tingkah ketika melewati mereka bertiga.
Harry melirik Ron, "Penggemarmu banyak juga Ron" Ron terkekeh,
"Tentu, Weasley is Our King masih berlaku hingga saat ini kau tau" katanya bangga.
Harry berdiri merenggangkan tubuhnya, dia menyambar tasnya yang dibawah. "Aku ingin ke asrama saja— aku akan menyusul kalian nanti"
Hermione mengangguk, "Kalau begitu aku juga— kau ingin tidur disini apa di asrama mu Ronald?"Ron bangun dengan malas, "Ya ya ya aku akan kembali" lalu mereka kembali.
Harry berjalan menuju asramanya, dilewatinya lorong lorong. Hari ini suasana hatinya cukup baik, dia menaiki tangga dan berbelok ke arah asramanya. Sebelum dia berbelok dia melihat Draco dan Astoria berada di depan asrama Draco.
Harry terkejut dan menyembunyikan tubuhnya di balik dinding. Harry sampai lupa cara bernafas, dia terus melihat gerak gerik mereka. Dadanya terasa sakit sekali, dia melihat Draco memegang tangan Astoria.
Harry memperhatikan dengan fokus walau mata itu kini sudah berair. Jari Draco, terdapat cincin emas yang senada seperti Astoria. Ini alasannya Draco sempat menyembunyikan tangan dijubahnya, Harry tak pernah melihat Draco memakai cincin itu, apakah Draco sengaja menyembunyikannya. Itu adalah cincin pertunangan Harry sangat meyakini itu.
Pintu asrama Draco terbuka dan mereka
masuk kedalam.Harry jatuh ke lantai, dia menangis dan terkejut. Seumur hidupnya Harry belum pernah memasuki asrama Draco bahkan saat dia menjadi pacarnya pun, Draco mengatakan bahwa hanya pacarnya lah yang boleh memasuki asrama.
Harry menjambakan rambutnya sendiri, dia menggelengkan kepalanya "Tidak— tidak— Draco tidak mungkin bertunangan" dia berdiri dengan sempoyongan. Dia turun kebawah tidak jadi memasuki asramanya, dia menyenderkan tubuhnya ke dinding dan menjatuhkan tubuhnya lagi serta menangis.
Harry terdampar di anak tangga selama beberapa jam, kini malam sudah menjemput. Harry belum melihat Draco dan Astoria keluar dari asrama. Harry berdiri dengan mata yang sembab dan bengkak karena terus menerus menangis, dia mengusapkan airmatanya. Dia masih terus duduk di anakkan tangga hingga Draco muncul di belakangnya.
"Harry apa yang kau..." Draco menggapai bahu Harry dan Harry menghempaskannya dengan kuat.
Draco terkejut, "Harry...kenapa matamu" dia duduk berjongkok di depan Harry, Draco menyentuh dagu Harry. Harry menatapnya dan menampar Draco.
"Harry— ada apa" kata Draco memegang pipinya yang ditampar
"Kita putus!" kata Harry berteriak.
Draco terkejut dan kini memegang kedua lengan Harry. "Ada apa— katakan sesuatu"
"Kau bertunangan dibelakangku! kau— kau membohongiku!!! kau tidak mencintaiku!!" Harry berdiri secara kasar, badannya sempoyongan akibat melewatkan makan malam dan nangis selama berjam jam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories // DRARRY [COMPLETED]
FantasyBOYSLOVE DRARRY FANFIC "BACK TO MEMORIES" IS OUT NOW (PART 2) Setelah the battle of hogwarts yang ke 2, Harry Potter "The Boy Who Lived" yang masih tetap berjuang untuk menghapus memori memori buruk yang telah dilalui selama 17 tahun belakangan in...