04

1.1K 126 3
                                        

"Kau sudah mendapatkan keperluanmu Harry?-- astaga kau tidak membawa apapun, darimana saja kau ini" tanya Hermione yang sekarang sudah membawa 6 buku besar, Hermione berjongkok menunduk di samping gang menepi dari kerumunan, dia memasukan semua buku itu kedalam tas yang telah disihirnya.

"Well aku tadi-- em itu sih apa, aku melihat sapu terbang baru" Harry gugup, Hermione memandang ke atas untuk melihat wajah The Boy Who Lived itu. "Firebolt tidak cukup untukmu?" tanya nya sambil memasukan buku terakhir yang paling berat itu setidaknya ada 2000 halaman.

Hermione berdiri, mengangkat tas nya seperti tidak ada isinya, memukul mukul dengkul nya karena terdapat pasir di celana jeans nya. "Dari mana kau mendapat Blazer indah itu? Kelihatan mahal, jangan bilang kau menghabiskan galleon mu untuk ini" Hermione menyentuh Blazer hitam itu dan mencoba meraihnya.

Harry tersentak, memandang Blazer itu yang sekarang dipakai Hermione
"Demi jenggot Merlin, benar kata Malfoy kalo aku anak tolol" batinnya

"Aku akan pergi lagi, kalau kau sudah selesai segera lah kembali ke Grimmauld Place"
"Kupikir saat ini bukan waktu yang tepat untuk kita berkumpul di umum, daritadi aku ditanyai macam macam tentang peperangan huhhh— jangan lupa pakai tudungmu supaya kau tidak menjadi pusat perhatian"

Harry menyeringai, "Aku selalu menjadi pusat perhatian"
Hermione memukul kepala  Harry menggunakan perkamen yang dibawanya,  lalu berjalan memasuki kerumunan para penyihir lagi. Sekarang Harry mengeluarkan perkamennya dan mengecek list yang akan dibelinya.

Cukup banyak keperluan yang harus dibeli, Harry memandang perkamen itu dan memandang sekeliling. Dia memulai toko yang paling dekat terlebih dahulu.

Harry mulai memasuki toko buku tua, dibukanya pintu itu dan bel berbunyi. Bau toko itu adalah bau bau perkamen usang dan beberapa kertas terbang yang membentuk burung, angsa ada juga elang dan Phoenix.

"Harry Potter! Terberkatilah aku, silahkan ambil buku yang kau perlukan" sambut Patung tengkorak yang bisa berbicara.

Harry tersenyum paksa, berjalan memasuki lorong lorong rak yang ternyata sangat besar dan penuh buku buku aneh.
"Demi Merlin ada buku yang tebalnya 6000 halaman siapa yang akan membaca buku seperti itu" kata Harry bingung menyusuri lorong lorong dengan perlahan.

Mata hijau itu sampai lupa berkedip, dia sedang meneliti judul judul buku yang harus di belinya.

Setelah Harry menghabiskan setidaknya 2,5 jam, akhirnya dia menemukan 6 buku berat yang akan digunakan untuk tahun ke 7 besok. Harry bingung mengapa Hermione tidak menghabiskan waktu yang lama untuk mencari buku buku ini. Dibawanya 6 buku itu menuju pria tua yang menjaga.

"Berapa Galleon untuk semua ini Sir?" kata Harry sambil menaruh buku buku itu dimeja samping dan berusaha mengeluarkan uang dari tas sihirnya.

Pria tua langsung tersenyum, "Ambilah nak, ambil semua itu"

Harry menoleh bingung, "Hah apa— tidak Sir, aku tidak bisa. Biarkan aku memberimu" Harry buru buru mengeluarkan Galleon nya dan mengajukan pada pria tua itu

Tangan pria tua itu memegang tangan Harry, tersenyum tulus dengan keriput yang luar biasa tebalnya, jika Harry melepas kacamata pun keriputan itu pasti masih terlihat jelas.

"Kau penyelamatku, kau penyelamat dunia sihir Mr. Potter, izinkan aku membalas jeri payah usahamu itu nak"

Harry tersenyum meneteskan air mata, belum pernah dia merasa sangat bangga terhadap dirinya.
"Itu bukan semua usahaku, ada teman temanku dan Ayah Ibu ku"  kata Harry terisak tetapi masih dengan senyuman.

Diambilnya buku buku itu lalu dimasukan kedalam tasnya, Harry tetap membayar dengan 100 Galleon, walaupun Pak tua tadi menolaknya selama lebih dari 6 kali, dia menaruhnya dimeja lalu kemudian pergi keluar dari toko itu.

Memories // DRARRY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang