Hari akhirnya selesaiii, Harry memasuki asrama tepat setelah makan malam. Dia tidak melihat Draco saat makan malam, pergi entah kemana tetapi hari ini Harry tidak berhenti senyum senyum sendiri. Dibukanya pintu asrama pribadi itu, dia masuk dengan mengayun ayunkan tangannya gembira. Dia berlari ke atas untuk naik ke kasurnya, dia menghantam kasurnya dan menenggelamkan kepalanya di bantal. Menepuk nepuk bantalnya dan berteriakk
"Hihhh jadi begini caramu menggodakuu hah Malfoy!!!" Harry memerah hebat.Harry gusar, sentuhan tadi benar benar membuat Harry gila, kemana kah orang itu.
"Apakah dia tidak mau tanggung jawab dengan apa yang dilakukannyaaaa" kata Harry merengek.Setelah semua gusaran dan rengekan Harry berakhir, dia bangkit dari kasurnya dan bersiap mandi. Rambut berantakannya sudah lengket begitupula badannya.
Dia berjalan ke kamar mandi dengan lemas dan malas karena mengantuk hebat. Dia menuruni tanggaa perlahan dan nenyambar handuk yang menggantung di dekat pintu kamar mandinya.Harry telah bertelanjang, di lihatnya pada kaca full body, dia mengaca dan memperlihatkan seluruh detail tubuhnya yang putih dan sedang tidak ada memar. Tetapi di balik punggungnya terdapat sayatan besar bekas Ginny.
Dia tidak mempermasalahkan itu, Harry menatap lehernya dilihatnya leher itu ada bekas merah kesamaran dia tersenyum dan tertawa kecil lagi.
Dia mulai membayangkan apa yang semalam terjadi, meskipun belum sampai klimaks dan hanya berciuman panas tetapi Harry rasanya akan gila. Gila dengan kebahagiaan, kupu kupu di perutnya terus terbang.Harry memperhatikan tubuhnya yang indah itu, Harry mulai membayangkan jika Draco menggerayangi seluruh tubuhnya dengan sama sama telanjang, Harry membayangkan Draco akan meremas setiap payudaranya, pantatnya yang menjulang itu.
Harry lemas dia menggigit bibir bawahnya, dia mulai ber akhayal yang tinggi, Harry mulai menggerayangi tubuhnya sendiri. Dari leher dia menyentuh dengan sensual, berkelinangan menurun ke dadanya— dia mengelus elus dadanya yang menurutnya sexy itu. Tangannya beputar putar lalu turun kebawah perut perlahan lagi hingga mencapai kemaluannya. Fikirannya telah dirasuki Draco, saat Draco berjalan, bangun tidur, memeluk, mencium dan lain sebagainya.
Harry menghembuskan nafas berat seraya dia menutup matanya, menyudahi fantasinya itu dan berjalan menuju keran air dan memulai mandinya tetapi fantasinya tentang Draco selalu terbayang bayang pada benaknya.
Dia telah selesai mandi, membasuhi sisa sisa air di dalam tubuhnya, berjalan keluar kamar mandi dengan piyama merah dan rambut masih basah tiba tiba Asramanya bergetar, dan berdengung. Langsung saja Harry berjalan cepat keluar dari Asramanya, pintu terbuka dan Harry berjalan keluar melihat siapa yang didepan Asramanya,
"Ron— Hermione ada apa?" tanya nya bingung, Ron dan Hermione langsung saja menyerobot masuk tanpa berkata apapun. Harry berbalik dan menyusul mereka seraya berteriak memanggil.
Harry berlari kecil menyusul mereka, "Heiiii Ron Mione ada apaaa?"
Ron menengok ke belakang dan meraih bahu Harry "Rapat Orde tentu saja, ku tebak kau akan pergi tidur kan"
Harry baru sadar kalau Orde selalu mengadakan rapat, Harry menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
Hermione mendengus dan dia mengeluarkan sesuatu di Tas ajaib miliknya, dia mengeluarkan Blazer milik Draco dan langsung saja diberikan pada Harry.
"Nih pake ini saja, tidak usah ganti" kata Hermione menyerahkan Blazernya.
Harry mengangguk angguk bingung dan menerima Blazernya, dan dipakenya Blazer itu.
"Kau harus bawa cloak of invisibility mu— kau harus memakainya"
"Se— ka— rang"
Kata Hermione manatap Harry galak.Harry mengangguk
"Siap laksanakan"
Harry berlari ke atas untuk mengambil jubah ghaib itu, dia mencari cari di koper yang masih banyak barang didalamnya, belum dikeluarkan sepenuhnya karena dia malas dan koma satu bulan.
Harry berlari kecil lagi ke bawah dengan membawa jubah itu ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories // DRARRY [COMPLETED]
FantasyBOYSLOVE DRARRY FANFIC "BACK TO MEMORIES" IS OUT NOW (PART 2) Setelah the battle of hogwarts yang ke 2, Harry Potter "The Boy Who Lived" yang masih tetap berjuang untuk menghapus memori memori buruk yang telah dilalui selama 17 tahun belakangan in...