23

555 60 0
                                    

Makan siang hari ini cukup sepi, tidak se ramai biasanya. Sudah 3 minggu semenjak kejadian Hermione dan Ginny bertengkar, 3 minggu Ron dan Hermione putus dan 3 minggu juga mereka masih saling diam. Harry hanya penengah, Harry juga belum memutuskan hubungannya dengan Ginny, dia belum berani dan juga Ginny tidak berani menghadapi Harry ataupun berbicara.

Harry makan siang dengan nikmat disamping Hermione dan Ron, mereka sedikit berjauhan. Harry makan siang sambil melihat pemandangan pemuda pirang platina yang sedang makan juga dengan wibawanya,
"Nanti sore aku akan berkencan di Hogsmeade"  bisik Harry pada Hermione, Hermione menoleh.

"Sama" katanya ceria, Hermione mengernyitkan alis dan menggeleng "Maksutku— aku juga ke Hogsmeade bukan berkencan" lalu Hermione menatap piringnya lagi.

Harry terkekeh, dia berbisik lagi "Dengan Pansy?"  tanya nya. Harry melirik Ron sedikit dengan ekor matanya.

Hermione mengangguk, "Sahabat baru ku— kau jangan cemburu" bisiknya.

Harry mengangguk dan tertawa "Ohh sahabatt"

Hermione memutar matanya berdecak kesal, "Kau sudah sejauh mana?"

Harry mengernyitkan alis "Sejauh apanya?"

Hermione mengusap bibirnya menggunakan kain putih, lalu menoleh Harry, dia melirik bagian bawah Harry.

Harry mendongak paham, mengernyitkan alisnya dan menggeleng. "Aku belum menjadi pacarnya— aku tidak akan melakukannya"

Hermione tertawa, dan mengangguk paham. Dia memandang arah ke meja Slytherin lalu tersenyum dan melambaikan tangan kecil ke arah Pansy, Pansy membalasnya dengan lambaian. Ron hanya melirik Hermione kecil, lalu dia berbincang pada Ginny yang disampingnya dan sederetnya.

Draco duduk di meja Slytherinnya, disamping kananya ada Pansy, disamping kirinya ada si kembar Theo dan Blaise yang selalu bersama.
Draco berdeham setelah melihat Pansy melambaikan tangan ke arah Gryffindor.

Dia melirik Pansy tipis dan menyeringai, "Sejak kapan kau menyukai Granger" kata Draco tipis sekali sehingga hanya Pansy yang dengar.

Pansy melirik tajam, dia menginjak Draco denga kakinya. Draco membelalakan mata "Aku hanya tanya— kau seperti salah tingkah"

Pansy berdeham, "Tutup mulutmu— dia hanya temanku"

Draco mengangguk saja tetapi tersenyum tipis, Pansy melihatnya "Percayalah!" ucap Pansy galak sekali kepada Draco.

"Iya aku percaya" kata Draco datar,

Kini anak anak sudah pada mulai berkeluaran, menyisakan sedikit orang. Di meja Slytherin pun hanya ada 8 orang termasuk Draco Pansy Blaise dan Theo.

Blaise menoleh, "Ayo nanti Quidditch— aku rindu sekali dengan Quidditch"

Draco dan Pansy menggeleng bersama, Pansy menatap Draco cepat dan sebaliknya.
Theo hanya heran, "Kenapa?" tanya Theo

Draco berdeham, "Aku— ada kencan" katanya

Pansy mengangguk "Sama" dan Draco Theo serta Blaise menoleh bersamaan

"Dengan siapa?" katanya bersamaan. Pansy mengernyitkan alisnya

Heran kok bicaranya bisa bersamaan gitu, "Bukan urusan kalian"

Theo dan Blaise saling menatap, Theo yang paling pojok kini merangkul Blaise di sampingnya. "Kau juga Draco— dengan siapa?" kini Theo dan Blaise yang bertanya secara bersamaan

Draco memutar matanya malas "Bukan urusan kalian" lalu Draco berdiri dan meninggalkan meja.

Theo Blaise dan Pansy melihat punggung Draco, Theo menatap Pansy curiga dengan menyipitkan alisnya "Kau berkencan dimana?"

Memories // DRARRY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang