Harry memasuki asrama Ginny tanpa sepatah kata apapun,
Ginny menaruh tasnya ke sofa, Harry melihat sekeliling asrama. Cukup basic, poster Quidditch, sapu terbang yang dipajang dan beberapa aksen Gryffindor. Harry duduk di sofa panjangnya, melepas sepatunya dengan desahan malas dan lelah. Dia melepas kacamatanya dan mengusap kacamata itu dengan bajunya.
Ginny berjalan untuk mengambil 2 gelas air, menaruhnya dalam meja kecil samping sofa. Perapian dinyalakan oleh Harry.
Ginny duduk disamping Harry yang kalau boleh jujur sebenarnya Harry tidak merasa nyaman.Ginny duduk disampingnya dan menatap Harry.
"Aku minta maaf atas kejadian satu bulan lalu Harry— aku menyesal dan aku tidak ingin putus denganmu— aku menyayangimu"Harry menatapnya sekilas dan mengedarkan pandangan acuh tak acuh lagi. Ginny meraih pipi Harry untuk menatapnya. Ginny mengecupkan bibirnya ke bibir Harry.
Harry mendorong bahu Ginny, dia mengernyitkan alisnya
"Kau tidak ingin?"Harry menatap tajam Ginny, membalas
"Tidak setelah kau dengan Dean"Ginny memutar matanya kesal, dan tertawa kecil "Ohh jadi kau cemburu dengan Dean— astaga Harry itu hanya terjadi sekali dan tidak lagi" kata Ginny memegang tangan Harry. Harry menghempaskan kasar.
"Maksudmu sekali sehari?" kata Harry menyeringai kecil menatap Ginny.
Ginny memasangkan wajah datar dan marah,
"Itu omong kosong— aku mencintaimu" Ginny merangkuh leher Harry dan menciumnya ganas.Harry tidak membalas dan mendorong tubuh Ginny lagi, "Cukup Ginny! kau tau aku hanya mencintai seseorang" Harry berdiri dan meraih tasnya serta sepatunya yang terlepas. Dia berjalan meninggalkan Ginny yang masih duduk.
Ginny berdiri marah memandang punggung Harry yang berjalan,
"Aku akan membunuhmu!" teriak Ginny.Harry berhenti, dia berbalik memandang Ginny dan tersenyum kecut
"Memang, contohnya minuman itu sudah kau beri racun kan" lalu Harry berbalik dan meninggalkan asrama Ginny.Ginny menjambak rambutnya berteriak kesal hingga wajahnya memerah dan matanya memerah mengeluarkan air mata. Dia menangis dengan frustasi.
Seminggu semenjak kejadian di Asrama Ginny
Hermione terkejut dan sangat marah mendengarkan Harry bercerita kejadian itu, kini mereka berada di Asrama Hermione.
"Aku bersumpah Harry kalau kau terluka lagi aku akan turun tangan untuk membunuhnya"Harry berada di pangkuan Draco dekat perapian, tempat favorite mereka adalah perapian asrama Hermione tempat mereka memulai semuanya.
"Itu kata kata ku Granger" saut Draco dibalik punggung Harry.
Harry tertawa kecil,
"Sejujurnya aku cukup beruntung aku bisa meninggalkan asrama itu dengan mudah. Saat ku tahu minuman itu beracun— aku benar benar ketakutan" Draco merangkulkan tangannya ke pinggang Harry semakin erat."Akan kubunuh si Weaselbee itu" kata Draco menenggelamkan wajahnya di badan Harry.
Harry membalas perbincangan itu,
"Bahkan 2 hari setelahnya aku melihat Dean memasuki asrama Ginny secara diam diam. Aku benar benar muak dengan wanita jalang itu"Draco berdecak kesal, dia menciumi Harry sebagai gantinya.
Hermione berdiri dan berjalan ke rak bukunya untuk mencari buku,
"Kita para prefek harus segera latihan pertahanan kan Draco"Draco berdeham saja, Harry melepaskan pelukan itu dia berdiri dan menatap Draco, Draco balas menatapnya.
"Hanya prefek saja?" tanya Harry sedikit kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories // DRARRY [COMPLETED]
FantasíaBOYSLOVE DRARRY FANFIC "BACK TO MEMORIES" IS OUT NOW (PART 2) Setelah the battle of hogwarts yang ke 2, Harry Potter "The Boy Who Lived" yang masih tetap berjuang untuk menghapus memori memori buruk yang telah dilalui selama 17 tahun belakangan in...