Back to Memories 26

270 32 0
                                    

Setelah acara makan dadakan yang terjadi didalam kamar Ginny, entah mengapa tiba-tiba Ron langsung datang berapparate masuk kedalam kamar Ginny. Hermione mengernyitkan alis, Ron langsung memeluk anak-anaknya.
"Oh jadi aku kehabisan makanan ya" kata Ron bercanda, Rose tertawa.

Scorpius bingung dan bertanya,"Kalian sebenarnya dari mana saja? mengapa pulang cepat?"
Ron menaikan alisnya, "Oh kau ini tidak rindu pada Ayahmu, Scorpi" dia mengacak-acak rambut pirang Scorpius.
"Jadi, ayo lanjutkan ceritanya" Ron menambahi.

Hermione mendengus kesal, "Apa kau tidak ingin mencium istrimu dulu?" Rose dan Scorpius tertawa, diikuti Ginny sedangkan Ron merasa malu.

Hermione menyudahi bercandanya, "Baiklah, aku dan Ron kala itu berada di kantor penjara. Kami merasa senang saat Draco bersimpu pada Harry, tapi sesungguhnya itu adalah kesalahan besar yang Draco lakukan. Mereka itu melawan takdir dan waktu " Hermione menghela nafasnya, saat itu Scorpius sudah 3 tahun. Hermione dan Ron masih mengurusnya di Manor Ron sendiri. Sesaat itulah Hermione bertindak untuk segera menghentikan Draco sebelum terlalu jauh.

Setelah hari itu, bulat sudah keputusan Harry akan tinggal bersama Draco. Masih di  kamar sewa yang lama, mereka memutuskan untuk melanjutkan Bar kecil Harry. Harry disambut hangat oleh para pemilik kamar sewa dan juga pemilik gedung. Rasanya semangat Harry semakin membara. Diperkenalkannya Scorpius kecil pada Harry, Harry sungguh senang dan bersemangat saat melihat si kecil Scorpius. Tetapi sebelum itu terjadi, Draco sempat berteriak pada para teman-temannya.

Hermione mendecak keras, "Kau tidak boleh membawa Scorpius kedunia sana, Draco. Kau berjanji bahwa Scorpius akan tetap disini" Draco membuang rokok yang dihisapnya, menatap Hermione dan Blaise yang dihadapannya.

"Scorpius sudah bertemu keluarganya" kata Draco tenang, Blaise menggeleng menatap tajam Draco.

"Keluarganya adalah kita"  Blaise mengecam kata itu yang membuat Draco melirik tajam Blaise.

Draco menyenderkan tubuhnya pada permukaan dinding yang kasar "Biarkan dia bertemu setengah dari jiwaku, biarkan Scorpius merasakan penuhnya kasih sayang darinya"

Hermione menggeleng, "Resikonya besar, Draco kau tau itu" Blaise mengangguk, dia berjalan ke arah Draco.

"Untuk apa kau melakukan ini lagi, Draco. Mengapa kau tidak membiarkan Harry tenang menjalani kehidupannya"

Draco menghela nafas kasar, "Kau tau, tidak tersembuhkan kedukaan yang menimpa diriku di masa itu. Hatiku sakit, pedih"

"Tapi apakah itu baik untuk Harry? Kau membohonginya, kau berbohong tentang apapun. Berapa lama lagi kau mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?" 

Draco menoleh acuh, "Aku tetap mengajak anakku, bagaimanapun juga itu hakku dan kewajibanmu, Hermione untuk tetap diam di Kementrian" dia menoleh pada Hermione sebentar lalu pergi menghilang.

Hari kedua Harry kembali menjadi manusia pengangguran, tak ada pekerjaan dan ditambah dengan catatan kriminal. Bedanya, jari manis di tangan kiri Harry telah terisi dengan cincin indah yang akan menarik banyak orang. Malam tadi, Harry masih tidur sendiri karena Draco pergi mengurusi surat perpindahan pekerjaan katanya. Tetapi disisi lain adalah bertengkar dengan teman-temannya perkara Scorpius mau dibawa ke dunia Muggle.

Betapa baiknya pemilik gedung ini membiarkan Bar kecil milik Harry tersimpan rapi didalam gudang, Harry betul-betul merasa senang dan lega saat mengetahui tidak semua barangnya dibuang. Harry diberi kunci oleh pengawas lobby untuk memberikan akses menuju gudang, kini malam hari Harry bergegas mengeluarkan barang-barangnya disana. Barang-baranng milik Harry tertutup oleh terpal besar dan berdebu. Dibukanya terpal itu hingga dia batuk-batuk. Harry menatap gelas kaca, botol minuman dan banyak lagi membuatnya sedih teringat Cedric dan Cho. Harry sangat merindukan sahabatnya itu.
Sudah tanpa berlama-lama lagi dia menghapus semua kenangan tentang sahabat lamanya, kini Harry harus membuka lembaran baru. Harry mulai mengambil kain lap dan air dan bergegas menghapuskan debu yang menempel.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh Harry datang juga, beberapa hari setelah Harry sibuk menyiapkan bar lamanya. Scorpius datang juga ke kamar sewa mereka. Awalnya Harry takut-takut karena dia takut Scorpius akan membencinya, tetapi jauh dari kata itu. Scorpius bahkan berisik meminta tidak mau dilepaskan dari Harry.

"Oh, Scorpi... Harry itu milikku, bukan milikmu. Cari Harrymu sendiri" Draco mendorong tubuh kecil Scorpius dari pelukan Harry, Harry tertawa tetapi Scorpius alisnya mengernyit marah.

"Hawwyku!" Scorpius berlari ke arah kaki Draco dan menggigitnya, menandakan marah. Draco berjengit kesakitan,

Draco mengusap kakinya yang merah kena bekaa gigitan anaknya "Aduh! Curiga dulu aku kawin dengan Vampir"

Harry melotot, "Heh, kau kalau bicara seenaknya saja... sini Scorpi ayo ikut aku beberes bar okey?" Harry menggendong tubuh Scorpius.

Draco memutar matanya, "Ini sih aku melahirkan sainganku sendiri" dia sebal melihat kedekatan Harry dan anaknya sehingga Draco kadang dilupakan.

Harry tertawa, "Lihat lah Ayahmu, Scorpi" dia mencoba membuat Scorpius melihat kelakukan Ayahnya. Scorpius menjulurkan lidahnya mengejek.

Rose tiba-tiba bertepuk tangan, memecahkan keheningan dan memotong Hermione bercerita "Tuh kan! Mana sepuluh Gaelons!" dia memalak Scorpius, Scorpius mendecak dan dia merogoh kantung jubahnya.

Ron mengernyit bingung, "Hei apa-apaan aku seperti melihat taruhan disini" , Rose mendongak menatap Ayahnya.

"Memang, aku bertaruh bahwa Scorpius itu pasti pernah bertemu Harry tetapi Scorpius merasa tidak pernah"

Scorpius juga bingung, "Namanya aja anak umur tiga tahun, mana ingat" balasnya sambil memutar mata karena kehilangan sepuluh Galeonsnya.

"Kalau begitu dulu aku ikut taruhan karena aku tau segalanya" Ron lesu, Hermione melotot pedas ke arahnya. Ron bergidik ngeri, "Baiklah lanjutkan, Mione"

Hermione memutar matanya, merasa kesal daritadi dipotong terus saat dia bercerita.

"Hawwwyyy" kaki kecil Scorpius yang berumur 3 tahun itu berlari menghampiri kaki panjang milik Harry. Harry yang sedang berberes dan mengangkat kardus-kardus berisikan minuman baru langsung saja Harry menoleh dan meletakkan lalu merenggangkan tangannya dan memeluk Scorpius serta menciuminya. 

Harry menciumi Scorpius yang membuat Scorpius tertawa-tawa. "Apakah Naga kecilku merindukanku, hmmm" tanya Harry disela-sela dia mengendus badan kecil Scorpius. Scorpius mengangguk antusias. Harry tak berhenti menciumi anak dari tunangannya. 

Draco muncul tak lama itu, membawa mangkuk kecil dan tubuhnya sangat tampan dimata Harry. Memakai celana pendek dan kaus hitam polos serta rambut berkeringat, dengan ekspresi seperti ini Harry tahu betul apa yang sedang terjadi. Scorpius menoleh saat melihat Draco datang, dia tertawa dan berlari kecil menghindari Ayahnya.

"Tackutttt" teriak Scorpius di sepanjang kamar sewa mereka. Harry tertawa-tawa, Draco mengejar versi mini dirinya. 

Draco mengeluh, "Ayolah, Scorpius sini makan dulu. Isi tenagamu, kau tak akan sekuat Harry jika kau seperti ini" menyerah sudah Draco terhadap anaknya itu. Scorpius berhenti dan menatap Draco dengan mengkerutkan alisnya terlihat marah. Draco tersenyum simpul, dia tahu bahwa anaknya tidak suka disebut dia tidak sekuat Harry. Scorpius ini sekali menjadi Harry. 

Scorpius mengkerutkan alisnya, dia berlari kencang ke arah Draco yang sedang bersimpu duduk. "Wrawwwrrrr!!!" Scorpius terbang melayang ke arah Drao, bertindak layaknya Naga kecil, Draco tertawa dan menangkap makhluk kecil yang melayang ke arahnya itu. 

"Mamm Hawwwyyyy" Scorpius berkata ke arah Draco. Draco tau bahwa Scorpius lebih suka makan jika disuapi Harry. Harry tertawa saja melihat tingkat mereka berdua. Draco mengernyitkan alisnya saat Scorpius mengatakan itu. 

"Tidak boleh" Draco menjawab, Harry mengernyitkan alisnya. "Yang boleh makan Harry cuma aku" kini mata Draco berada pada mata Harry. Harry tersenyum malu, dia malah melototi Draco. Scorpius tertawa tawa polos. Draco menurunkan Scorpius dan berdiri, berlari ke arah Harry serta mencium bibirnya. Scorpius langsung tertawa dan menutup matanya dengan kedua tangan mungil miliknya. 

"Huhuuu, tidaa maww lihaatttt" Scorpius berlari kecil sembari tertawa dan masih menutup matanya. Draco menoleh sebentar kearah Scorpius, begitupula Harry. Lalu melanjutkan menciumi Harry dengan gemas.



Memories // DRARRY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang