06

831 96 4
                                    

Hari keberangkatan menuju Hogwarts

Draco Malfoy dengan malasnya bangun, badannya masih terasa sakit semua akibat duelnya dengan Kepala Kementrian itu, terik matahari pagi tidak membuat Manor itu terlihat berwarna. Hari keberangkatan sekolah di taun terakhirnya tidak membangkitkan semangat pirang platina itu. Justru takut, apakah semua orang akan menerima mantan pelahap maut bersekolah di Hogwarts.

Selimut hitam masih melingkar pada tubuh Draco, Draco dengan rambut yang berantakan dan nafas yang masih berat masih malas sekali untuk bersiap berangkat ke stasiun.

Tar
bunyi makanan yang tiba tiba muncul dihadapan kasur Draco, itu artinya Draco harus bangun, mandi dan siap menyantap makanan itu.

Draco berdiri masih sempoyongan, berjalan ke kamar mandi mewah pribadinya. Menggaruk garuk perut bergaris itu, dilihatnya di kaca. Menyadari bahwa bugar dan sempurnanya badan itu dan hanya memiliki satu kecacatan yaitu tanda kegelapan.

Draco memutar keran berlapis emasnya dan air terjun mengalir indah. Draco masuk dan berendam, air itu sudah disihir untuk secara otomatis menyesuaikan suhu dibadannya. Draco berendam hingga memasukan kepalanya, setiap dia menutup mata dia terfikirkan kata kata Kingsley

"Masuk Orde... masuk orde" gumamnya...
"Masuk orde dengan tanda kegelapan sepertinya mustahil"

Draco berdeham sendiri dengan pikirannya,
sunyi hanya ada suara air mengalir, sementara di Grimmauld Place

"RONALD MENGAPA KAU MEMAKAI KAMAR MANDI DULUAN" Hermione berteriak menggedor pintu kamar mandi, dia sudah mengkalungkan handuk dengan wajah gusar, rambut keriting mengembang.

"2 MENIT!! AKU TIDAK AKAN MASTRUBASI" jawab Ron berteriak dari dalam

Hermione menggeleng dan memukul pintu itu, sementara Harry dan Ginny baru keluar kamar dengan wajah yang masih seperti bantal mengembang.

"Bloddy hell Hermione, kau membangunkan kami" kata Ginny sambil menguap dan menggaruk kepalanya yang sangat berantakan.

Harry keluar dengan mata terpejam dan berjalan beriringan serta membawa bantal, dia duduk di sofa perapian maksutnya tidur di sofa perapian.

Hermione berjalan memandangi Harry, "Bangun malas, ini sudah jam 10 dan kereta berangkat jam 11"
Hermione menggoyang goyangkan tubuh Harry

"Emm, bukankah kau ingat bahwa kita penyihir" katanya sambil tidur

Hermione mendengus keras. Dia duduk di bawah sofa memandang perapian, kadang kadang mendongak untuk mengecek apakah Ron sudah selesai.

Setelah 5 menit menunggu akhirnya Ron keluar juga, Hermione berdiri dan mencoba membangunkan Harry lagi yang masih tertidur.
"Ayoo Harry bangun dan mandi" katanya sambil mengguncang sofa.

Harry hanya berdeham ngantuk, piyama nya terbuka berantakan.
Hermione melihat, melihat tanda lebam di lehernya, dan dia hanya menyeringai
"Dasar brutal"  katanya lalu meninggalkan Harry.

8 menit sebelum keberangkatan kereta, Harry Hermione Ginny dan Ron sudah sangat ricuh di Grimmauld Place, mereka sudah bersiap di perapian floo.

"Ayo Ginny kau duluan" kata Harry menuntun Ginny masuk. Ginny masuk ke perapian membawa kopernya

"Tunggu, Ron masih mengambil bubuknya— RON CEPAT" kata Ginny panik.

"Datanggggg!!! kali ini tidak ku buang, hanya hampir ku makan" Ron menyerahkan bubuk Floo itu, diambil oleh Ginny dan dilemparnya kemudian Ginny menghilang ditelan api.

Pas di jam 11, kereta sudah berbunyi... Ron Hermione dan Harry sudah masuk di gerbong tapi belum mendapatkan tempat.

"Ah Harry maafkan kami, kami harus ke gerbong depan bersama Prefek" kata Hermione mengelus pipi Harry.

Memories // DRARRY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang