Draco pertengahan malam tengah berada di asrama pribadinya, dia gusar tidak bisa tidur. Hari ini dia menggunakan kaos atasan lengan pendek dan celana pendek biasa, setiap dia keluar dari kandangnya dia akan selalu menggunakan pakaian gelap dan menutupi seluruh tubuhnya. Dia bergeleming dengan selimutnya, mencoba tidur tetapi tidak bisa karena tanda kegelapannya yang berada ditangan sangat sakit.
Dia menggaruk tanda itu, terus menggaruk walaupun tidak gatal. Akhirnya dia lari turun menuju perapian, dia mengambil tongkatnya dan langsung mengambil bubuk Floo dan menuju ke Manornya.
Di Manor dia sudah ditunggu oleh para Pelahap Maut lainnya, diataranya ada Dolohov, Barty Jr. Barty Jr menyambut kedatangan Draco dari gemerlapnya api hijau.
Dia berdiri tegas, Draco menatapnya dengan rambut putih berantakan dan pakaian tidurnya . Barty melihat Draco dari atas sampai bawah, Draco mengernyitkan alisnya
"Apa" katanya galak menatap Barty.Barty menggeleng gelengkan kepala. "Jadi begini kah anak kegelapan bertemu dengan pelahap maut"
Draco mendecak, "Aku bukan anak kegelapan!— ini adalah waktu untuk ku tidur, mengapa kau memanggil" dia berjalan duduk ke sofa.
Dolohov sedari tadi memperhatikan "Kau tau kan kita akan menyerang Hogwarts tidak lama lagi— dan aku meragukan mu"
Draco menoleh pada Dolohov dengan wajah gusar dan tampag marah "Kau meragukanku?" dia mendengus kecil dan tersenyum licik . "Kau meragukan orang yang dilatih oleh Bellatrix dan Snape"
Barty kini duduk, dia menatap Draco "Kau akan menyerang kami, kau berpura dipihak Dumbledore— , tapi— kau tak boleh melindungi si Potter itu"
Draco menatap Barty tajam, "Aku melindungi harga diriku sendiri— tangkaplah kalau bisa, Potter itu seperti asap— dia terlihat tapi tidak bisa di tangkap"
Barty menatap Dolohov, "Kau masih mempunyai 2 bulan untuk melindungi Hogwarts mu itu"
Draco menatap lurus, dia mengangguk "Sana pergi lah— aku tau apa yang harus ku lakukan"
Dolohov dan Barty berdiri kemudian menghilang ber apparate.
Draco bersandar pada sofanya, nafasnya tersengal sengal. Dia lari ke perapian lalu menuju Hogwarts.
Perapian Draco menyala dengan api hijau, Draco muncul, dia berlari keluar asramanya menujur asrama Harry, Draco yakin Harry belum tidur karena bocah itu mengalami masalah tidur.
Asrama Harry bergetar, Harry sedang asik mencoba jubah ungunya dan memandangi kaca. Harry berjalan keluar dan dilihatnya Draco menggunakan kaos dan celana pendek serta rambut putihnya berantakan.
"Draco— ada ap" kata Harry terpotong dengan kecupan bibir dari Draco, Draco langsung menggandeng Harry masuk ke asramanya. Dan Harry mengikuti."Ada apa Draco— tumben kau memakai pakaiann yang emm— amat sexy" kata Harry terpotong. Kini Draco duduk di sofa dan diikuti Harry.
Draco menatap Harry, "Aku sedang panik tetapi kau tetap menggodaku hmmm" kata Draco sambil menciumi pipi Harry. Harry tertawa kecil,
"Ada apa" tanya Harry sekarang dengan serius, dia juga menggenggam tangan Draco dengan lembut.
Draco meneteskan air matanya saat melihat sepasang mata hijau milik Harry.
Harry melihat Draco meneteskan air matanya langsung saja memeluk Draco, kepala Draco menunduk dan berselimut di bahu Harry, Harry mengelus elus punggung Draco.
"Baiklah kau bisa menangis sekarang", Draco makin terisak, dia memeluk Harry juga dan dia jatuh ke dalam pelukan Harry menyamankan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories // DRARRY [COMPLETED]
FantasíaBOYSLOVE DRARRY FANFIC "BACK TO MEMORIES" IS OUT NOW (PART 2) Setelah the battle of hogwarts yang ke 2, Harry Potter "The Boy Who Lived" yang masih tetap berjuang untuk menghapus memori memori buruk yang telah dilalui selama 17 tahun belakangan in...