Semua orang pastinya setuju bahwa ular merupakan salah satu hewan yang berbahaya bagi manusia.
Ular piton misalnya.
Ular jenis ini memiliki lilitan mematikan, membunuh, bahkan mampu melahap manusia.
Tak hanya ular besar, ular kecil pun juga menjadi ancaman mematikan bagi manusia. Karena hewan ini memiliki racun yang bisa membunuh manusia hanya dengan satu gigitan saja.
Mengabaikan fakta yang ada, malam ini Rifai membawa seekor ular sesuai yang di janjikannya.
"Itu uler apa, Fai?"
"Beludak," jawabnya sambil asyik memainkan ular yang perlahan melilit leher serta perutnya.
Entah cowok itu mendapatkannya darimana. Binatang melata yang dibawanya itu memiliki ukuran tubuh cukup besar dan sangat panjang.
Tampak sudah sangat jinak ketika beberapa kali Rifai dengan sengaja melilitkan tubuh ular tersebut ke lehernya sendiri. Sesekali dia urai agar lilitannya tak menguncinya terlalu kencang.
Sepertinya binatang apapun akan langsung jinak jika dipegang oleh Rifai. Membuatnya sangat cocok berprofesi sebagai pawang.
Bukan hanya ular, hiu sekalipun tampaknya akan langsung takluk hanya dengan melihat tampangnya saja.
Lihat saja dia, wajahnya yang angker itu melebihi sangarnya kalajengking yang dia rawat.
"Gua mau bikin eksperimen."
"Eksperimen apaan?" aku mendelik culas.
"Gua pengen tau, racun uler kalo dicampur sama darah bakal gimana ya jadinya?"
"Jangan ngada-ngada, deh."
"Lah gua serius njir."
"Jangan bilang, lo mau ngambil darah gue buat dijadiin bahan eksperimen lo?"
"Lo mau?"
"Ya nggak lah."
"Hahaha ..."
"Ketawa aja lo," semburku dongkol. Apa maksudnya coba? Kenapa tiba-tiba dia ingin membuat eksperimen?
"Lo tenang aja kali, gua udah bawa darahnya, kok."
Rifai meraih tas backpack yang dibawanya lalu mengeluarkan sebungkus cairan merah pekat yang disimpan dalam plastik klip obat.
"Heran deh, lo dapet darah darimana? Jangan-jangan lo abis bunuh hewan ya sebelum dateng kesini?"
"Jangan sembarangan lo, ini darah manusia."
"Hah? Lo serius?"
"Udah lo jangan banyak bacot," hardiknya sewot. "Ambil gelas sama piring sana."
"Buat apaan?"
"Jangan banyak nanya deh, udah tau gua mau buat eksperimen. Udah cepet ambil."
Layaknya binatang peliharaan, aku menurut tunduk. Mengambil dua benda yang diinginkannya untuk kemudian meletakkannya di atas meja ruang tengah.