Chief Executive Officer yang menjadi singkatan dari CEO adalah sebuah jabatan eksekutif tertinggi yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya perusahaan. Tugasnya meliputi seluruh kegiatan, dari mulai membentuk visi dan misi, menentukan strategi, hingga memanajemen perusahaan secara keseluruhan.
Dalam istilah lain, CEO seringkali disamakan dengan seorang Presiden Direktur ataupun Direktur Utama. Namun terkadang ada juga sebuah perusahaan yang memiliki presiden direktur dan CEO dengan orang yang berbeda, dalam hal ini biasanya presiden direktur akan bertindak sebagai pengevaluasi proses berjalannya perusahaan.
Laki-laki paruh baya berperawakan tinggi tegap yang mewariskan gen wajah bengis nan kejam bernama lengkap Reynold Prakasa merupakan presiden direktur sekaligus pendiri perusahaan Prakasa Group yang berkantor pusat di Amerika. Sedangkan yang bertugas sebagai CEO adalah putra sulungnya. Agrifai Yogas Prakasa.
Posisi keduanya merupakan salah satu yang menentukan berjalan dengan baik atau tidaknya suatu perusahaan. Dan mereka pun bisa menyebabkan gagal atau suksesnya suatu perusahaan. Oleh sebab itu, jabatan tersebut tidak bisa dijalankan dengan main-main, membutuhkan orang yang benar-benar paham dan berpengalaman pada bidang yang dijalankan.
Seorang CEO harus bisa menjadi pemimpin para bawahannya untuk menjalankan tugas masing-masing, sekaligus juga harus mampu membangkitkan semangat agar bisa bekerja lebih baik. Seorang CEO juga harus ahli dalam menentukan posisi jabatan lain yang berpengaruh penting pada perusahaan. Kewenangan merekrut atau mengeluarkan karyawan pun sepenuhnya berada pada kontrol sang CEO, sehingga dia bisa menciptakan sebuah tim perusahaan yang solid untuk mencapai target yang diharapkan.
Begitulah kesibukan seorang Agrifai Yogas Prakasa. Dia telah sukses menggawangi perusahaannya.
Dengan beratnya tanggung jawab yang di pikul seorang CEO, tidak mengherankan juga jika dalam suatu perusahaan Rifai menjadi penerima imbalan atau gaji tertinggi dibandingkan posisi-posisi lainnya. Pada skala perusahaan ternama di Indonesia saja kabarnya ada yang gajinya mencapai lebih dari 20 milyar pertahunnya.
Namun, aku paham betul, seperti para karyawan dan pekerja lainnya, seorang CEO ataupun miliarder juga membutuhkan waktu libur. Makanya kenapa sekarang laki-laki itu kini berdiri di hadapanku. Dia pasti tidak mau menyia-nyiakan waktu liburnya. Dalam kamus seorang Agrifai, sepertinya harus selalu ada jadwal khusus untuk menggangguku.
Fyi, semua info tentang Rifai dan Ayahnya tentu saja aku dapatkan dari Bagas. Sebelumnya memang aku sudah bertukar kabar dengan Bagas yang katanya dalam waktu dekat akan segera pulang ke Indonesia, melepas rindu dengan sang Ibu.
"Ehemm ..." Rifai berdeham seraya menyungkup mulutnya dengan kepalan tangan. Aku berdiri di ambang pintu, melipat kedua tangan di dada.
"Restoran udah tutup." Dengan nada judes, aku memberi info.
"Oh, bagus dong kalo gitu."
"Bagus lo bilang?" kernyitku dengan raut sinis. "Semua orang yang kerja disini udah pada pulang. Gak ada lagi koki yang bakal masakin lo makanan. Jadi, ngapain lo dateng kesini?"
Meski sejujurnya terkejut setengah mati aku melihat laki-laki yang sering membuatku menangis itu kini sudah berdiri di hadapanku, namun tetap saja gestur ku jaga agar tetap angkuh, suara ku jaga agar selalu ketus setiap kali berhadapan dengan sosoknya.
Agar selamanya Rifai tahu, gadis yang dahulu sangat dia cintai ini ... selalu menjadi gadis yang tangguh.
Tidak pernah menunjukkan kelemahannya di depan dunia.
