Dua tujuh: Yang sebenarnya

8 1 0
                                    

"Nih."


"Issh apaan sih, Riz? Dari kemarin lo maksa banget deh pengen nyuapin gue, emang lo pikir gue bayi?!" Aku menolak mentah-mentah saat Rizlan lagi-lagi datang menjengukku, memaksaku makan.

"Abisnya dari kemarin lo nolak mulu sih tiap disuruh makan. Harus dipaksa dulu."

"Ya gue bakal makan kalo gue lagi pengen. Kalo nggak ya jangan maksa dong!" tegasku sewot.

"Lo mau badan lo kayak belalang?"

"Belalang?" Aku membeo.

"Lah, iya. Cungkring!"

"Ya gak mau lah!"

"Ya udah, makan aja apa susahnya, sih? Lo tinggal ngunyah doang kayaknya berat banget."

"Abisnya gue gak nafsu sih, ludah gue pahit banget."

"Ya namanya juga orang sakit, nih makan." Cowok itu hendak menyuapi sesendok sup ayam ke arah mulut yang ku kunci rapat.

"Gak mau issh!"

"Badan lo makin kurus, lho."

"Ya namanya juga orang sakit." Aku membalikkan perkataannya.

Rizlan menatapku datar selama beberapa detik. Aku mendelik tak peduli. Ku alihkan pandanganku menghindari kontak mata dengannya.

"Satu suap lagi, deh."

Aku terkekeh kecil. Betapa sabarnya cowok itu merawatku yang kerap malas makan.

"Lo sekarang ngerasain kan gimana susahnya ngasih makan orang yang lagi sakit? Gue juga dulu gitu, Riz. Lo inget kan waktu lo dirawat di rumah sakit gara-gara sakit maag? Segitu hinanya masakan gue di mata lo sampe ngeliat bentuknya aja lo gak sudi."

"Segitu dendamnya lo sama gue?"

"Bukan dendam." Aku mengoreksi perkataan Rizlan. "Gue cuma ngingetin lo aja, Riz. Orang sakit tuh emang gak bisa dipaksa makan. Bawaannya gak nafsu."

"Secara gak langsung, lo udah ngingetin dosa gue sama lo, Ra. Bisa gak kalo kita lupain aja masalah itu?"

"Ya udah, sih." Aku menggidikkan bahu cuek.

"Nih, makan lagi."

"Issh, gak mau ah." Lagi-lagi aku menolak.

Ku dengar, Rizlan mendengus jengah. Tetapi bukannya segera membentak, cowok itu bertanya secara baik-baik.

"Lo gak mau makan?"

"Lebih tepatnya, gue gak mau makan sup. Eneg."

"Ya terus, lo maunya apa?"

"Gue pengen sosis bakar mayonais, Riz, tambahin saus juga dikit. Enak banget deh kalo dimakan siang-siang gini. Sekalian, gue juga pengen minum susu kedelai."

Rizlan manggut-manggut.

"Susu kedelai kan ngandung banyak vitamin, ya?"

"PSYCHOPLAK"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang