BAB 13: Miskin

16 4 0
                                    

Bella menelusupkan kepalanya diantara tangannya. Dari semalam Bella menginap di rumah Verra karena tidak diizinkan pulang oleh Mamanya.

Bella kira dirinya bisa menenangkan diri di rumah Verra, ternyata tidak.

Bella merasa risih dengan tatapan dan gelagat aneh ayahnya Verra.

Bahkan Bella tidak bisa tidur. Untuk mandi pun Bella lebih memilih menyusup masuk ke rumahnya di saat ayahnya tidak ada daripada mandi di rumah Verra.

Verra datang sambil membawa sebungkus roti dan sekotak susu coklat untuk Bella. "Sarapan dulu lah, Bell. Habis ini upacara, nanti lo pingsan." Bujuk gadis itu.

"Gue gak selera."

"Sedikit aja, Bell. Dari kemarin lo belum makan." Verra mengingatkan.

"Oh ya?" Bella menautkan alisnya. Bahkan dia lupa kapan terakhir kali dia makan.

"Iyalah!" Sewot Verra.

"Masalah-masalah lo gak akan hilang kalau lo gak makan." Verra menggerutu.

"Dan gue gak akan bisa makan kalo lo gak bisa diem." Balas Bella lalu mengambil sebungkus roti di tangan Verra.

Verra melebarkan senyumnya. "Nah gitu dong."

Sedetik kemudian fokus gadis itu berpindah ke wajah Bella yang samar-samar ada bekas merah dan luka di sudut bibirnya.

Verra tak habis pikir dengan kejadian yang menimpa Bella kemarin. Setega itukan Ayahnya Bella sampai tega memukuli Bella sampai separah itu?

Dan, apa Ibunya dan Kakaknya Bella tidak membela atau menjelaskan yang sebenernya ke Ayahnya Bella?

Putri dan Nana datang sambil bertepuk tangah, hal tersebut langsung menyita atensi semua orang yang ada di sana.

"Kenapa lo berdua?" Ketus Verra dengan wajah sok galak.

"Bestie lo hebat ya. Miskin sok-sokan ikut lomba gituan." Ucap Putri dengan entengnya.

Bella berdiri lalu memasang wajah datar. "Walaupun miskin, gue masih bisa menyaingi Kak Zaza yang kaya dan banyak prestasi." Balas Bella.

Zaza adalah teman seangkatan Alyssa. Dulu Bella sempat berseteru dengan Zaza, bahkan Bella pernah meninju Zaza saking marahnya. Padahal saat itu Bella masih jadi adek kelas.

"Tapi tetep aja gak selevel sama Kak Zaza." Lanjut Putri.

"Minimal sadar diri lah haduh." Nana menghembuskan nafas lelah.

"Daripada lo gak ada prestasi!" Sembur Verra penuh emosi.

Nana menatap Verra lalu tersenyum miring. "Suruh bestie lo itu sadar diri. Gak usah sok sokan ikut lomba gituan deh. Gak level soalnya. Orang miskin kan beban."

"Nana!"

Brukk!

Bella membalikkan meja ke arah Putri dan Nana. Suasana kelas menjadi mencekam dengan udara yang tiba-tiba berubah dingin.

"Masalah lo sama gue apa? Kenapa lo berdua suka banget gangguin hidup gue?!" Mata Bella memanas.

Kenapa saat dia ingin menumpahkan semua unek-uneknya, air matanya tak bisa diajak kerja sama?

Sungguh, Bella benci ini.

Mendengar Bella berteriak, Putri tersulut emosi. Dia maju beberapa langkah mendekati Bella lalu mencekik leher gadis itu.

"Salah lo apa? Lo salah karena udah rebut dia dari gue!!" Suara Putri tak kalah nyaring dari Bella.

Bella terkekeh. "Rebut? Sejak kapan dia jadi milik lo?"

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang