BAB 9: Beauty Privilege

26 4 0
                                    

Latihan perdana Bella berjalan lancar. Gadis itu berhasil berlari beberapa kali putaran tanpa terjatuh seperti kemarin.

Bella memilih duduk di depan kelasnya sembari menghilangkan rasa lelahnya sebelum pulang ke rumah.

Gadis berjilbab sport hitam tersebut membuka ponselnya saat Verra tiba-tiba memvc nya.

Bella terkekeh geli melihat wajah Verra yang memerah.

"Kenapa lo sembunyi?"

Verra menutupi wajahnya dengan buku. Dia sedang ada di sebuah toko buku bersama Vares. Biasalah si paling bestie.

"Gue saling aaaaa!!"

Sudut bibir Bella perlahan terangkat melihat kebahagiaan salah satu sahabatnya.

"Kenapa emangnya? Dan lo di mana? Kok banyak buku?" Cecar Bella.

Verra melirik sekitar dengan wajah imutnya. "Gue di toko buku. Dan lo tau gue sama siapa?"

Bella menggeleng. Tadinya dia kira Verra hanya sendirian di sana.

"Gue sama Vares jiakh!" Verra menahan salting sembari menggebrak tumpukan buku.

Bella semakin melebarkan senyumnya.

Couple V itu benar-benar manis. Ada cinta yang tersembunyi di balik persahabatan mereka. Tapi Verra tak menyadarinya.

Bella membenarkan posisi duduknya.

"Terus? Kalian ngapain aja? Btw kenapa lo bisa sama Vares? Bukannya hari ini ekskul voli ya?"

"Jadi gini. Malem tadi gue pasang story wa mau beli novel kan? Terus di komen Vares. Katanya ayo gue temenin. Jadinya ya gini."

Bella dan Verra sama-sama menjerit. Wajah keduanya sama-sama memerah.

"Sweet banget lo berdua!"

"Pas keluar kelas tadi Vares samperin gue. Katanya jadi apa nggak. Kata gue jadi sih. Terus gue tanya lo beneran ikut? Dia ngangguk dong. Karena gue gak bawa motor, dia nganterin gue pulang terus gue sama Vares jalan-jalan bentar baru ke toko buku."

"Buset. Padahal temen-temen dia lagi latihan lho dilapangan." Bella membalikkan kameranya, menunjukkan lapangan voli yang penuh dengan para pemainnya.

Suara riuh mereka terdengar sampai seberang sana.

"Gue juga gak nyangka Vares sebaik itu ke gue. Dulu dia nemenin gue pas gue di bully dan sekarang dia rela luangkan waktunya buat gue yang notebenenya cuma sahabat dia."

"Dia siap dengerin curhatan gue tentang hal-hal random. Dan sering gue curhat tentang crush gue ke Vares."

Senyuman Bella memudar. "Kok lo gitu, Ver? Terus tanggapan Vares gimana?" Mendengar nya saja Bella sudah sesak, apa lagi menjadi Vares.

"Vares gak apa-apa. Malahan dia bantu gue pdkt sama crush gue."

Bella menepuk jidatnya.

Kapan lo peka, Ver? Vares sebenarnya suka sama lo! Bella membatin.

Dan Verra mengerti betul tentang pemikiran Bella tentang dirinya dan Vares.

Verra hanya tak ingin terlalu ge-er karena Vares tak mengatakan langsung bahwa lelaki itu menyukai Verra atau tidak.

"Btw Vares mana? Kok dari tadi lo doang yang muncul?"

Verra memiringkan ponselnya lalu muncullah Vares di samping Verra sambil mengusak jilbab gadis yang mengenakan pasmina cream tersebut.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang