Daniel tak henti-hentinya senyum-senyum sendiri. Mood nya langsung naik ketika pulang dari rumah Bella.
Dayana menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Daniel yang setengah terbuka.
Gadis kecil berpiyama ungu itu memperhatikan gerak-gerik kakak tertuanya itu yang sedang berkemas.
"Abang." Suaranya yang lembut menyapa telinga Daniel.
Daniel menoleh ke arah pintu. Lelaki itu menyunggingkan senyum manisnya untuk adik kecilnya itu.
"Yaya, belum tidur?" Daniel bertanya lantaran jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Gadis kecil itu menggeleng kecil.
"Ayo sini."
Dayana berlari kecil menuju kasur dengan sprei berwarna abu-abu milik Daniel.
Daniel membantu Dayana naik ke atas kasur lalu kembali menata pakaiannya yang akan dia bawa besok.
Dayana menatap ransel Daniel yang ada di sampingnya. "Abang mau ke mana?"
"Ke luar kota."
Dayana sumringah. "Yaya mau ikut!" Seru Dayana dengan penuh semangat.
"Gak boleh, kejauhan, Ya." Ujar Daniel.
Dayana menggeleng. "Mau ikut!" Gadis kecil itu bersikeras.
Daniel menghentikan aktivitas nya lalu duduk di depan Dayana. Lelaki itu memangku Dayana dengan posisi saling berhadapan.
"Abang pergi sama temen."
"Tapi Yaya mau ikut." Dayana cemberut. Matanya yang bulat berkaca-kaca.
"Jangan, gak usah bawa Yaya. Yaya cengeng." Sahut Dallas. Bocah kecil itu melompat ke atas kasur Daniel.
Air mata Dayana tak bisa dibendung lagi. Gadis kecil itu menangis sekencang-kencangnya.
Lelaki itu mengelus punggung Dayana dengan penuh kasih sayang.
"Yaya jangan nangis, Abang gak bisa bawa Yaya karena Abang sibuk di sana. Nanti Yaya kesepian gak ada temen main. Tapi di sini kan ada Mama, Kakak, sama Pak Andri yang bisa main sama Yaya." Daniel berusaha memberikan pengertian untuk Dayana.
Daniel sengaja berkemas larut malam agar kedua adiknya tak tahu. Di takutkan hal seperti ini terjadi dan benar saja, Dayana ingin ikut.
Dayana menggeleng. Gadis kecil itu menelusupkan wajahnya ke dada bidang Daniel.
"Gak mau! Maunya Abang!"
"Kalau Yaya gak boleh ikut, Abang gak boleh pergi!" Tegas gadis itu.
Daniel melirik Dallas, bermaksud meminta bantuan karena Dayana keras kepala. Tapi Dallas hanya mengangkat bahu lalu rebahan santai.
"Ck." Daniel berdecak kesal.
Lelaki tampan itu memeluk erat-erat tubuh kecil Dayana yang gembul sambil memejamkan matanya.
"Abang."
"Hm?"
"Yaya jadi gepeng." Cicit gadis kecil itu.
"Biarin. Siapa suruh nangis." Ketus Daniel.
"Abang!" Dayana merengek.
"Ssstt diem, Ya. Abang ngantuk mau tidur." Tegur Daniel.
"Tapi--"
"Yaya ... "
Dayana mengerucutkan bibirnya.
Daniel mundur untuk bersandar di kepala ranjang sambil terus memangku Dayana.
Lelaki itu menepuk-nepuk pantat Dayana agar gadis kecil itu tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/350848386-288-k954000.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Подростковая литература[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...