Bella memasuki kelas, dahinya berkerut saat melihat beberapa teman sekelasnya sedang berkumpul di meja Rara.
Karena penasaran Bella mendekati meja Rara sambil masih menggendong tasnya.
"Ada apa nih? Tumben pagi-pagi ngegosip." Sapa Bella.
Mereka menatap Bella lalu tersenyum senang. "Syukurlah lo udah sehat. Bu Yuli nyariin lo kemarin." Ujar Wulan.
"Nyari gue? Gue salah apa ya?" Bella bertanya-tanya.
"Katanya bosen gak ada murid kesayangannya." Jawab Rara diselingi tawa.
Bu Yuli adalah guru yang mengajar Fisika di kelas Bella juga semua kelas 11 dan 12.
Nilai Bella selalu bagus di mata pelajaran tersebut. Dan Bella juga aktif dalam pelajaran mana pun, tak terkecuali Fisika yang membuat dirinya akrab dengan Bu Yuli yang terkenal galak.
"Soalnya kami ngeri duluan kalau mau jawab pertanyaan Bu Yuli." Laura menimpali.
"Asli. Liat mukanya aja udah ngeri duluan gue." Sahut Nindi.
"Eh lo tau gak kabar tentang Putri? Si musuh bebuyutan lo itu." Wulan membuka gosip hangat pagi ini.
"Putri? Putri kenapa emang?" Cecar Bella yang ikut penasaran.
Sepertinya libur satu hari saja sudah membuat Bella ketinggalan berita hangat.
"Kemarin timnya Putri tanding terus kalah. Gue yang liat mereka main aja haduh! Payah banget! Kakel-kakel yang legend voli aja sampe marah besar." Wulan bercerita dengan antusias.
Tentu saja Bella kaget.
"Itulah, gak pandai main tapi dijadiin kapten. Malu-maluin aja." Cemooh Nindi dengan wajah julidnya.
"Oh iya, Bell. Lo kan pernah jadi ketua voli pas kelas 10 kan?" Tanya Laura.
Bella tersipu malu. "I-iya." Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya! Gue pernah liat Bella tanding waktu di stadion. Mantap cok mainnya jago!" Seru Rara.
"Tapi semenjak lo di ganti, kakel-kakel juga pada keluar. Ya jadi gini dah. Hancur." Sambung Rara.
"Lo gak ada niatan gitu buat main lagi?" Wulan melontarkan pertanyaan ke Bella.
Bella tersenyum kecil. "Ibaratnya gini, Lan. Lo terluka karena main api, terus setelah lo sembuh lo mau main lagi gak?"
"Ya nggak lah, Bell. Ngapain sengaja bikin luka buat diri sendiri. Ogah gue." Sergah Wulan.
Di sisi lain Daniel baru saja sampai ke kelas. Begitu masuk, matanya langsung terkunci ke Bella yang asyik bergosip dengan Laura, Rara, Wulan dan Nindi.
Tanpa sadar sudut bibir Daniel terangkat dan membentuk lengkungan tipis saat melihat Bella.
Bahagia. Satu kata yang menggambarkan suasana hati Daniel pagi ini.
Daniel kembali memasang wajah datar lalu duduk di tempatnya.
"Karma is real. Hahaha ... " Suara tawa Wulan menggema.
Biasalah ratu gosip yang doyan ketawa.
...
"Tapi pagi ini gue kaget liat sikap Daniel yang tiba-tiba kayak semula seolah gak terjadi apa-apa kemarin." Curhat Bella. Dari pagi tadi Daniel kembali bersikap dingin padanya.
"Cowok emang gitu, Bell. Gak bisa dipercaya." Sahut Vania sambil menyuapkan mie ayam ke mulutnya.
"Emangnya kemarin lo berdua ngapain di rumah sakit?" Verra menggoda Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Ficção Adolescente[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...