BAB 52: Sahabat Jadi Pacar

15 4 0
                                    

"Kalian mau ulangan atau ganti dengan tugas kelompok?" Bu Ririn menatap satu persatu manusia-manusia di kelas 11 IPA 1.

Semuanya kompak diam sambil melirik satu sama lain.

"Tugas kelompok aja deh, Bu." Jawab si ketua kelas. Siapa lagi kalau bukan Adryan.

Mengingat materi bab 3 yang sangat banyak membuat pening walau hanya sekedar menatapnya saja.

"Baik kalau begitu, untuk mengganti nilai ulangan bab 3 seni budaya, buat masing-masing kelompok satu buat miniatur rumah adat Banjar. Kumpulkan paling lambat 2 Minggu lagi."

"Kalau buat kelompoknya gimana Bu? Cari sendiri? Ada berapa kelompok? Tiap kelompok berapa orang?" Cecar Verra yang minus akhlak.

"Ini orangnya ada berapa?" Bu Ririn balik bertanya.

"27."

"Bagi 3 kelompok, jadi 9 orang setiap kelompoknya. Karena ceweknya cuma ada 7, bisa gabung ke kelompok cowoknya."

Verra mengangguk paham.

"Untuk mengisi waktu luang sebelum istirahat, jawab pilihan ganda bab 3. Kumpulkan paling lambat saat pulang sekolah." Bu Ririn kembali menginstruksi.

"Ibu ada urusan di kantor. Jangan keluar kelas." Peringat Bu Ririn sambil membereskan buku-bukunya.

"Siap Bu!"

Sepeninggalnya Bu Ririn, Vania dan Verra langsung berbalik menatap satu personil Trio Bambu yang sedang sibuk menjawab soal.

"Kiw kiw."

Bella melirik dua sahabatnya. "Apaan?"

"Kita bertiga harus satu kelompok." Tegas Vania.

"Enamnya siapa-siapa?" Bella bertanya ke Vania.

Diam-diam Verra tersenyum licik. "Geng sultan lah."

Bella dan Vania kompak menoleh ke belakang. Ternyata lima lelaki itu tengah menatap mereka bertiga dengan penuh harap.

Vania langsung mendekatkan kepalanya ke Verra dan Bella. "Kebiasaan nih ya, cowok itu beban kelompok. Yakin lo mau ngajak enam sekaligus?"

"Iya juga sih. Yang ada cuma kita bertiga yang ngerjain." Bella menimpali. Tapi kalau Daniel masih bisa dibicarakan lantaran pengalaman Bella satu kelompok dengan Daniel.

"Kami tak sebeban itu juga kali." Sindir Abidzar.

Ketiganya reflek menoleh ke belakang.

"Udah gabung aja dah udah pas sembilan orang." Putus Daniel.

Kedelapan orang itu tak bisa berkutik lagi.

Ya sudah.

Verra mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan sesuatu ke Bella dan Vania.

"Liat. Admin Ig sekolah udah posting tim lo, Bell."

Bella tersenyum kecil. "Gak nyangka gue bakalan dapat kesempatan kedua, Ra."

"Gue kira karena hidup gue penuh sama masalah, gue gak akan bahagia. Ternyata salah. Gue gak tau gue seberuntung itu. Bisa dapat kesempatan kedua dan berhasil." Monolog Bella dengan kepala yang tertunduk.

Vania mengelus pundak Bella. "Gunain kesempatan kedua dengan sebaik mungkin, Bell."

Bella mengangguk lalu menegakkan kepalanya menatap dua sahabatnya.

"Pasti."

"Btw waktu istirahat kedua, ke perpustakaan yuk. Kan dari abis Dzuhur sampai pulang gurunya gak ada." Ajak Verra.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang