BAB 3: Surprise

31 4 0
                                    

Trio Bambu kembali nongkrong di kantin. Kali ini bukan karena jam kosong, cuma mereka tak ingin ikut terlibat dalam acara perayaan ulang tahun Pak Agus.

Pagi tadi Bella, Vania dan Verra kaget saat mengetahui bahwa Nana lah yang sekarang jadi ketua kelas menggantikan posisi ketua kelas lama. Sedangkan ketua kelas yang lama pindah kelas ke IPA 2.

"Gue gak habis pikir deh sama dua manusia itu. Bisa-bisanya mau rebut semua milik orang lain."

"Gue kira dia cuma gangguin kita doang. Ternyata oh ternyata ... " Vania menggantungkan kalimatnya.

"Orang rakus ya gitu. Semuanya dia mau, tapi gak akan ada kebahagiaan di dalamnya karena orang-orang gak bakalan suka sama mereka." Bella menambahkan.

"Kita pindah kelas aja yok. Gue udah sumpek di kelas itu. Orang-orangnya bangke semua." Ajak Verra. Ia malu di kelas yang terkenal karena berbagai kasus.

"Gimana caranya? Alasan kita apa?"

"Ya apa-apa lah yang penting gak di kelas itu lagi."

"Tapi kalau kita di pindah ke kelas IPA 1, gimana? Gue gak mau sekelas sama dia." Ketus Bella.

"Itu lebih baik daripada kita kejebak di kelas IPA 3, Bell." Sanggah Verra.

"Ya tinggal cuekin aja. Dia nya juga gak peduli lagi sama lo. Kalian udah jalanin hidup masing-masing kan? Gak ada saling ganggu juga. Ya gak apa-apa dong sekelas lagi." Imbuh Vania.

"Gak segampang itu juga, Van. Lo gak paham sih perasaan gue." Bella gusar.

"Gak paham gimana? Hampir sekelas kita cowoknya mantannya Vania semua." Sahut Verra.

"Itu Vania, bukan gue." Tukas Bella.

"Vania main-main, sedangkan gue gak main-main." Sambung Bella.

Ketiganya heboh tertawa terbahak-bahak. Verra memukul pundak Vania, sedangkan Bella menggebrak meja.

"Mendalam sekali kata-kata anda ini."

Verra menyeka air matanya.

Tanpa mereka sadari ada 1 orang siswa yang duduk di meja paling sudut tengah memfoto Bella secara diam-diam.

Seorang siswa berpenampilan berandalan memasuki area kantin lantai 3 lalu menyapa Verra.

"Kiw kiw Verra."

Yang dipanggil Verra, tapi yang menoleh ketiganya.

Senyuman Verra mengembang kala melihat satu-satunya bestie cowoknya. "Widih, dari mana aja lo, Res?"

"Dari belakang. Biasalah cowok telat." Ujar Vares dengan santainya.

Vares melirik Bella dan Vania yang tengah berpandangan.

"Bell." Vares mengulas senyum manis untuk Bella. Bella tersenyum tipis lalu mengalihkan pandanganya dari Vares.

"Gimana kabar lo, Bell? Si itu nyariin lo." Sapa Vares.

"Baik." Bella menjawab tanpa menatap mata Vares.

Bella tau Vares hanya membual. Tak mungkin mantannya yang tak memperdulikannya lagi menanyakan kabarnya.

"Bella sama Verra doang yang di sapa?" Sela Vania.

Vares menatap Vania dengan tatapan mengejek. "Lo gak diajak ya wlee!"

Vares berlari keluar dari kantin, takut diamuk oleh Vania.

"Vares woii!!!" Vania berteriak kencang.

"Yang mens siapa, yang pms siapa."

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang