BAB 71: Janji Daniel

17 2 0
                                    

Kehidupan Bella semakin membaik. Apalagi saat mengetahui kabar kalau kakaknya menang juara 3 KSM tingkat provinsi.

Hari ini semua orang mulai kembali ke daerah mereka masing-masing dengan membawa kenangan mereka selama 2 Minggu bersama.

Sama halnya dengan Daniel, lelaki itu menatap pintu coklat di depannya dengan perasaan yang menggebu-gebu.

Tangannya terangkat untuk memencet bel.

Daniel mengepalkan tangannya, menahan gejolak rasa bahagia di dada.

Pintu terbuka, menampilkan sesosok bocah perempuan berwajah imut sambil memeluk boneka beruang berwarna krem.

"Abang pulang!" Dayana berseru kegirangan.

Daniel langsung menggendong gadis kecil itu lalu memeluknya erat-erat.

"Gimana kabar lo, bro?" Daniel menyapa adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Yaya kangen Abang!" Tuturnya dengan suara cempreng.

Daniel melangkah masuk karena angin malam berhembus kencang. Takutnya Dayana masuk angin.

Baru saja berbalik badan setelah menutup pintu, Daniel langsung diserang oleh Dallas.

Bocah kecil itu memeluk kedua kaki Daniel erat-erat.

"Bang, ayo main sepak bola." Ajaknya.

"Gak boleh! Abang mainnya sama Yaya, wlee!" Dayana menjulurkan lidahnya mengejek Dallas.

"Waduh-waduh, kenapa ribut-ribut malem-malem begini?" Dita masuk ke ruang tamu, dimana ketiga anaknya sedang berkumpul di sana.

"Rebutan Daniel, mau main katanya." Daniel menjelaskan.

Dita menggelengkan kepalanya. "Besok-besok aja mainnya. Mama mau siapin makan malam. Kalian jangan ganggu Abang Daniel ya." Titah Dita.

Dayana menatap Daniel. "Abang capek ya?" Tanyanya dengan wajah polosnya.

"Nggak, cuma lelah aja." Daniel nyengir kuda.

"Sama aja." Dayana turun dari gendongan Daniel.

Daniel meletakkan ranselnya ke samping sofa lalu rebahan di sofa panjang.

Dua bocah itu duduk di atas tubuh Daniel.

"Yaya suka bonekanya?"

Dayana mengangguk semangat.

"Mobil-mobilan yang Abang beliin dimana?" Daniel bertanya ke Dallas.

"Mobilnya kecebur di got depan sana." Dallas menunjuk ke arah gerbang.

Daniel menghela nafas berat.

"Abang tau, Kakak genit ke temennya Yaya." Dayana mulai bercerita.

"Temennya Yaya cewek apa cowok?" Daniel bertanya.

"Cewek."

"Oh ya udah biarin aja." Jawab Daniel dengan santainya.

Dayana mengerucutkan bibirnya.

Terdengar teriakan Dita dari ruang makan. "3D, ayo makan malem!"

Daniel segera bangun lalu menggendong dua bocah itu di masing-masing tangannya.

"Kalau Dallas gede, Dallas mau jadi sekuat Abang." Dallas berceloteh.

"Bukan mau, tapi harus." Tegas Daniel.

Kini keempatnya duduk di ruang meja makan sambil menyantap makanan mereka masing-masing.

Meja makan heboh karena Dallas dan Dayana tidak henti-hentinya bertengkar.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang