BAB 55: Family

18 3 0
                                    

Hari ini, keluarga Bella berlibur ke tempat wisata sungai. Mereka piknik di pinggiran sungai sambil menikmati indahnya pemandangan yang asri.

Sungai dengan kedalaman yang surut dengan bagian bawahnya pasir putih, air yang jernih, dikelilingi oleh pepohonan rindang dan pinggiran sungai terdapat batu-batu kecil dan pasir putih.

Destinasi wisata ini banyak dipilih untuk berlibur bersama keluarga.

Bella menghirup dalam-dalam aroma tanah di sekitarnya.

Beberapa hari ini Bella benar-benar tertekan karena mengetahui selain latihan, di asrama mereka akan berlatih seni untuk dipentaskan di acara penutupan.

Setiap tim atau atlet wajib menampilkan satu pentas seni di acara penutupan. Mereka semua akan pulang bersamaan sehari setelah acara penutupan selesai.

"Nak." Anindya memanggil Bella. Bella segera menatap Anindya.

"Kenapa, Ma?"

"Cowok yang nolongin waktu kamu tenggelam itu Daniel kan?"

Bella mengangguk kecil.

"Daniel yang itu, Ma?" Bayu membelalakkan matanya setengah tak percaya.

"Iya, Pa. Daniel pacarnya Bella." Alyssa menimpali.

Bella langsung berdecak kesal dengan wajah yang memerah.

"Mama baru ngeh kalo orang yang nolongin kamu itu Daniel." Anindya jadi merasa tak enak hati karena tak menyadari orang yang menolong putrinya adalah Daniel dan ia sama sekali tak mengucapkan terima kasih atau semacamnya.

"Apalagi, Papa." Ujar Bayu.

"Nanti sampaikan ucapan terima kasih Papa Mama ke Daniel ya, Sayang." Pria paruh baya itu berpesan.

"Siap, Pa!" Gadis itu bersemangat. Ia tertawa kecil.

"Sekarang Papa Mama tau kan kenapa tiba-tiba ada orang yang nekat nolongin Bella?" Alyssa tersenyum genit.

Bayu dan Anindya tertawa terbahak-bahak.

"Dih." Bella berdecak sebal.

Anindya berpindah duduk dari samping Bayu ke samping Bella dan Alyssa.

Anindya mengelus kepala Bella. "Ini kedua kalinya kamu pergi sama cowok, Sayang. Bahkan ini pertama kalinya kamu pergi lama. Mama berpesan tolong jaga baik-baik diri kamu dan kepercayaan kami. Ini demi kebaikan kamu, Sayang, bukan kami aja."

"Nah tuh dengerin pesan Mama." Canda Alyssa.

"Kamu juga Alyssa." Ujar Anindya sambil mengelus kepala Alyssa.

"Mampus! Kena ulti kan?" Bella tersenyum penuh kemenangan.

Alyssa menatap garang adiknya itu. "Apa? Ngajak baku hantam lo hah?" Gadis itu berkacak pinggang.

"Gak minat makasih." Bella membalas dengan wajah cuek.

"Kenapa udaranya jadi panas ya?" Bayu menyindir putri sulungnya sambil pura-pura mengipasi wajahnya menggunakan tangannya.

Anindya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ini kenapa pada marahan sih? Kalian ini adek kakak lho, harusnya saling menjaga, kok gini?"

Wanita itu merangkul pundak dua putrinya.

"Kalian harus saling menjaga satu sama lain. Jika berbeda pendapat, bicarakan baik-baik, jangan langsung bertengkar."

"Mama gak bisa selamanya menjaga kalian berdua agar tetap rukun."

"Mama juga berpesan, kita ini perempuan. Jaga kehormatan kalian baik-baik. Ingat, itu hak suami kalian kelak."

"Dan jadi seperti bunga mawar. Indah, tapi sulit di dapatkan."

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang