BAB 14: Daniel

26 4 0
                                    

Setelah mendengar cerita tentang viralnya Bella dan Putri, Vania ingin segera menyusul sahabatnya itu, namun seharian ini Bella sekaan menutup diri dan menjauhi semua orang.

"Setau gue, Bella bakalan dipindahkan ke kelas IPA lain. Entah IPA 1 atau 2. Gue gak tau pasti. Dan katanya karena Bella gak salah, Bella gak dapet poin negatif. Yang dapat poin negatif cuma Putri karena ngebully Bella. Tapi karena gak mau masalahnya nambah rumit ya itu tadi, mereka di pisah." Ujar Verra panjang lebar.

Kini hubungan Vania dan Verra mulai membaik. Waktu menyendiri Vania pun membuahkan hasil, kini Vania mulai bisa berpikir jernih lagi.

"Lho? Kok gitu? Kenapa gak Putri aja yang pindah kelas? Kan dia yang mulai duluan." Seru Vania tak terima.

"Gak tau juga gue, Van." Lirih Verra.

"Gue sedih. Sekarang nambah banyak gosip-gosip tentang Bella. Bahkan kasus tahun lalu aja diungkit lagi, gimana Bella gak tambah stress coba." Imbuh Verra dengan nada prihatin.

Gadis itu kembali menatap Vania. "Dan lo kenapa tiba-tiba nanyain tentang Bella?" Sinis Verra.

Di satu sisi Verra bahagia Vania kembali, tapi di sisi lain Verra takut Vania kembali dengan maksud lain.

Vania menunduk sembari tersenyum kecil. "Gue sadar gue salah, Ver. Waktu itu gue terbawa emosi dan karena gue iri sama Bella." Akunya.

"Bella cantik, wajar Barra ngecrushin Bella. Karena sikap Barra yang baik banget ke gue dan bikin gue nyaman, gue jadi punya perasaan ke dia. Tapi setelah tau yang sebenernya, gue jadi marah dan iri banget sama kecantikan Bella yang tanpa sadar bikin gue menderita.

Vania mengangkat kepalanya. "Tapi sekarang gue udah putus dari Barra."

"Cowok itu brengsek, Van." Timpal Verra dan Vania setuju tentang hal itu.

"Lo lanjut aja makan, gue mau pulang. Pasti Bella canggung banget pulang ke rumah gue tapi gue nya gak ada." Putus Verra.

"Oke sip. Kalo ada apa-apa sama Bella kabarin gue ya." Pesan Vania.

"Okay!" Verra mengacungkan jempol nya untuk Vania lalu melangkah pergi.

Vania bahagia karena bisa dekat lagi dengan sahabatnya.

Sekarang Vania harus menebus kesalahannya ke Bella dengan cara menemani sahabatnya itu melewati masalah ini.

Jam setengah empat, Vania memutuskan untuk pulang setelah selesai dengan urusan di Paskibra. Karena Verra tak bisa meninggalkan Bella sendirian, gadis itu tak ikut rapat Pramuka sore ini.

Saat Vania melewati gerbang depan, Verra menghadang di depannya dengan raut wajah cemas.

Vania langsung menghentikan motornya. "Lo kenapa, Ver? Kok belum pulang? Mana Bella?"

Verra menggeleng cepat. "Gue gak tau, Van. Bella hilang entah ke mana. Dari tadi gue keliling sekolah nyari dia tapi gak ketemu-ketemu juga. Gue takut."

"Lo tenang, mungkin Bella udah pulang duluan. Mending kita cari dia ke rumahnya." Ujar Vania.

Verra mengangguk lalu menaiki motornya.

Sedangkan yang dicari justru melangkah menyusuri trotoar jalan dengan tatapan kosong.

Bella ingin pulang saja ke rumahnya, tak peduli apa yang akan terjadi di rumah nanti. Entah dia akan dipukuli ataupun di usir, Bella tak peduli.

Bella menatap air di bawah sana. Sungai yang begitu indah walaupun airnya agak keruh karena habis hujan deras pagi tadi. Dalam sekejap, hatinya terasa damai saat melihat air tersebut. Juga suara arus air yang menenangkan telinganya.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang