Jovan dan Adryan sedang makan di kantin yang ada di dekat gedung ruang guru.
Adryan yang tadinya malas berjalan harus ikhlas menemani Jovan makan di sana karena ditraktir.
"Asli, Cok! Gue bahagia banget hahaha!!" Jovan tertawa senang, membuat Jovan tak jadi memasukkan sesendok mie ayam ke mulutnya.
"Senang kenapa?"
Jovan tertawa kecil sebelum menjawab. "Tadi malem gue chattingan sama Bu Jihan."
"Bahas apaan emang? Lo jangan aneh-aneh ya. Ingat Bu Jihan guru BK. Salah dikit poin." Peringat Adryan.
Dari anggota D'Barak yang lain, hanya Adryan yang belum pernah mendapatkan poin negatif.
"Nggak lah. Kan malem tadi gue chat Bu Jihan nanya tentang tugas Kimia Minggu kemarin."
"Tapi, walaupun hanya sekedar nanya tugas, gue bahagia, Yan." Ungkap Jovan sambil mengaduk mie ayamnya.
Adryan masih tak habis pikir, kenapa Jovan dan Zayden suka perempuan yang umurnya jauh diatas mereka. Juga lebih dewasa dari mereka berdua.
Menurut Adryan. Bukankah lebih baik kalau lelaki yang dewasa? Sedangkan Jovan terkesan cuek dan kekanak-kanakan di beberapa situasi, sedangkan Zayden apalagi. Suka sekali genit ke Mamanya Daniel.
"Maaf sebelumnya, Van."
Jovan lantas menatap Adryan yang menatapnya serius.
"Kenapa?"
"Kenapa lo suka sama Bu Jihan? Kok lo suka sama cewek yang usianya di atas lo?" Jujur saja, Adryan tak enak hati menanyakan hal ini, tapi karena penasaran ya terobos aja lah.
Jovan mengangguk paham. "Hati gak bisa ditentuin buat ngasih ruang ke siapa. Dan itulah yang terjadi ke gue setelah putus sama mantan gue yang usianya di bawah gue."
"Gue udah berusaha bersikap dewasa dan sabar ngadepin sikap dia yang kekanak-kanakan. Tapi yang berusaha cuma gue, dianya nggak. Jadi gini dah. Bubar jalan."
Kini giliran Adryan yang mengangguk paham. Jawaban Jovan cukup logis.
"Gue jatuh cinta ke Bu Jihan karena Bu Jihan itu dewasa. Di sini gue gak ngaku-ngaku sok dewasa, tapi gue ingin bersikap sesuai usia gue yang mulai beranjak dewasa." Lanjut Jovan.
"Bagus tuh, Van."
Jovan dan Adryan kompak kaget saat tiba-tiba Bu Jihan duduk di seberang mereka.
"Bu Jihan?" Beo Adryan dengan wajah kagetnya yang masih ketara.
Bu Jihan tersenyum manis untuk dua pemuda itu.
"Sejak kapan ibu di sini?" Adryan bertanya ke Bu Jihan.
"Sejak tadi." Jawab perempuan itu dengan ekspresi imut yang alami, bukan dibuat-buat.
"Berarti ibu denger dong?" Bu Jihan mengangguk dengan senyuman yang masih mengembang di wajahnya.
"Makan, Bu. Saya yang traktir."
Bu Jihan melirik Jovan. "Gak, makasih. Ibu baru aja selesai makan." Bu Jihan menolak tawaran Jovan dengan halus.
"Ohhh. Kirain ibu nyariin saya ke sini." Jovan bergumam pelan tapi masih bisa didengar oleh Adryan dan Bu Jihan.
Bu Jihan terkekeh kecil. "Ya nggak lah. Ntar kamu kegeeran lagi."
Jovan langsung cemberut.
"Jangan cemberut dong, ntar gak sangar lagi wakil ketua D'Barak nya." Bu Jihan berusaha membujuk pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Roman pour Adolescents[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...