BAB 22: Hurts

19 4 0
                                    

Sakit perut yang tak tertahankan membuat Bella tak berdaya pagi ini tapi gadis itu memaksa untuk tetap sekolah karena harus presentasi.

Mens hari pertama di tambah demam, membuat gadis itu hanya bisa menelusupkan kepalanya di meja.

Bulan lalu Bella beruntung karena mens nya tak deras dan tak ada sakit perut. Tapi berbeda dengan bulan ini. Seperti bulan-bulan biasanya. Mens nya deras dan sakit perut yang sangat sakit.

"Bella, maju." Bella mengangkat kepalanya begitu suara Rara terdengar.

"Maju?"

"Lo yang presentasi." Ujar Rara sambil menyerahkan materinya ke Bella.

"Bukannya tadi lo udah bersedia mau presentasi?" Tanya Bella dengan suara kecil. Kepalanya terasa berputar dan pandangannya agak memburam.

Untuk melihat ke depan saja Bella harus menyipitkan matanya.

"Gue gak bisa kalau disuruh jelasin materinya. Kan bukan gue yang ngerjain."

"Tapi gue gak enak badan, Ra." Ungkap Bella. Gadis itu memelas.

"Daniel atau Abidzar aja deh yang presentasi." Jovan menyahut dari belakang.

"Ngapain gue presentasi kalau ada yang lain?" Ketus Daniel.

"Bella sakit, Dan. Minimal kasian lah. Mungkin semua yang ngerjain Bella. Lo bertiga gak ngapa-ngapain kan?" Tebak Adryan.

"Mana peduli gue." Balas Daniel.

"Lagian siapa suruh ngerjain seorang diri." Sergah Abidzar.

"Kalau lo semua gak peduli ya terpaksa lah Bella ngerjain seorang diri biar kelompoknya dapet nilai bagus." Adryan membela Bella.

"Bisa diem gak?" Bella menatap dingin semua orang.

Terpaksalah Bella maju untuk presentasi seorang diri.

Mulai dari menjelaskan, mencatat pertanyaan, menjawab pertanyaan hingga akhir Bella kerjakan seorang diri walaupun saat berdiri kaki Bella gemetaran, namun tak ada yang peduli dari kelompoknya.

Rara mendatangi Bella lagi. "Bell. Ke UKS ya. Gue anter."

"Iya tuh, Bell. Lo pucat." Sahut siswi yang lain.

"Kalau gak kuat silahkan ke UKS." Ujar Bu Jihan.

"Nggak, Bu. Saya gak apa-apa." Bella kembali duduk di tempatnya.

Keadaan kembali kondusif. Tapi hanya beberapa saat saja sebelum akhirnya Pak Agus datang mencari Bella dan Daniel.

"Mohon maaf menganggu waktunya sebentar, Bu. Saya mau mencari Daniel Hendardi Al-Mubarak dan Ayana Shayra Bella, soalnya ada perlu."

Bu Jihan mengangguk sambil tersenyum ramah. "Silahkan, Pak."

Pak Agus masuk ke dalam kelas dan mendekati meja kedua anak muda tersebut.

"Ada apa ya, Pak?" Tanya Bella. Dia takut nilai ulangannya Minggu lalu jelek karena tak belajar.

"Kalian berdua terpilih sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti Olimpiade MIPA."

Bella menyipitkan matanya. Sedangkan Daniel terkejut. Bukan hanya Daniel yang terkejut, tapi Abidzar, Jovan, Adryan, Vares dan Zayden juga.

"Kok bisa?"

"Karena hanya kalian berdua yang nilai seleksi nya 100."

Kali ini Bella juga ikut terkejut.

"Seleksi kapan? Perasaan saya gak pernah ikut seleksi ginian." Kini Daniel yang bertanya.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang