3. Gara-gara ATM

470 27 8
                                    

Aku akan mengikatmu
Meskipun kamu meninggalkanku
Sampai akhirnya kamu akan kembali
Karena kita ditakdirkan bersama

*

Jangan lupa follow Mamauzda dan votemen-nya, guys!

*

Happy Reading

*

Satria mampir ke sebuah ATM di bank. Hari ini tepat tanggalnya ia menarik uang hasil dari ojek online. Di zaman digital, hampir semua pelanggan Satria membayar dengan uang elektronik dari aplikasi. Hal itu sebenarnya membuat Satria agak kerepotan karena tidak semua kebutuhan bisa dibayar dengan uang elektronik.

Untungnya hari telah larut, hal itu membuat Satria tidak harus antre. Setelah memarkirkan motornya, ia langsung masuk ke dalam bank dan pergi ke bagian mesin ATM. Satria pun merogoh saku celana di bagian belakang. Namun, dahinya mengernyit.

"Dompet ...." Ia kembali merogoh saku celananya, bukan hanya di bagian belakang, tetapi juga di bagian depan, bahkan saku jaketnya. Sayang, ia tak menemukan benda persegi panjang berbahan kulit itu.

"Apakah jatuh atau ...." Ia teringat sosok gadis berambut pirang yang menodongkan pistol padanya beberapa menit yang lalu.

"Sial! Dia benar-benar begal!" Satria langsung naik ke atas kuda besinya dan melajukanya menuju Kantor Polisi.

***

Rapunzel berdiri di depan Kantor Polisi sambil melihat para anggota polisi yang baru saja pulang dari berpatroli.

"Loh, Mba? Gak pulang sama suaminya? Kok masih di sini?" Tiba-tiba ia ditegur oleh petugas polisi yang melayaninya tadi.

Rapunzel pun menoleh sambil tersenyum.

"Suami saya? Dia lagi beli minum, Pak. Saya sedang menunggunya di sini," bohong Rapunzel.

"Beli minum? Beli minum, kok gak sekalian pulang?" heran petugas polisi itu sambil menaruh sebuah puntung rokok di mulutnya.

"Iya, deket, kok, Pak. Sebentar lagi juga balik," ujar Rapunzel yang peluhnya menetes.
'Duh, gawat! Jangan sampai Petugas Polisi ini curiga!' panik Rapunzel dalam hati.

"Mau nunggu di dalem aja, Mba? Di luar dingin ...." ajak Pak Polisi itu sambil menyalakan korek apinya.
Rapunzel menggeleng.
"Enggak, Pak, Nanti suami saya—"

"Hey, kamu!" seru Satria yang tiba-tiba muncul dengan masih mengenakan helm. Sontak Rapunzel menoleh sambil melotot, tetapi ia langsung menoleh ke arah Pak Polisi yang juga sedang terpaku.

"Wah, Pak, Suami saya sudah kembali!" seru Rapunzel.
"Kalau begitu, saya pamit, ya, Pak!" sahutnya sambil cengengesan. Rapunzel pun langsung menghampiri Satria yang berjalan menghampirinya sambil menghentakkan kaki. Gadis 19 tahun itu langsung menarik lengan Satria dan membelakangi petugas polisi yang masih tercengang.

"Hey, kamu! Mana dompetku!" bisik Satria.

"Ada padaku. Nanti aku akan berikan padamu, tetapi bawa aku bersamamu!" sahut Rapunzel kemudian menoleh ke belakang dan masih menemukan ekspresi yang sama pada sang Petugas Polisi.

"Pak, Kami pamit," ujar Rapunzel sambil tersenyum. Petugas polisi tersebut hanya mengangguk, tepat saat itu, Rapunzel langsung menarik tangan Satria pergi dari hadapan petugas polisi itu.

Rapunzel menyeret Satria entah kemana.
"Hey, motorku bukan di sini, motorku di sana!" protes Satria. Mereka berdua pun kini berdiri di belakang mobil patroli yang terparkir.
Rapunzel memutar bola matanya.
"Heh, Kamu bisa, gak, sih kerjasama sedikit? Setidaknya panggil aku sayang, kek, honey, atau bebeb—"

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang