25. Salah Tingkah

194 28 5
                                    

Seringkali pertengkaran menjadi alasan untuk berpisah
Namun, tidak jarang, pertengkaran juga menjadi alasan untuk terus bersama

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

Rapunzel membeku ketika Satria menahan pintunya. Tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Hanya terdengar suara detak jantung yang begitu jelas, tetapi ini detak jantung siapa? Apakah detak jantung Rapunzel atau detak jantung Satria?

"A-ada apa, Satria?" tanya Rapunzel jadi gugup.

"Sini!" Satria meraih tangan Rapunzel dan menariknya agar mendekat. Kemudian dia meletakkan tangan lainnya di puncak kepala Rapunzel dan mengecup punggung tangannya sendiri.

Sontak mata Rapunzel membulat. Seketika wajahnya terasa panas. Apa yang sedang berusaha dilakukan oleh Satria? Apa dia mau mengecup keningnya?

"Aku cuman bisa kasih itu," ucap Satria lalu membuang mukanya. Dia tidak berani melihat ekspresi gadis ini. Dia sendiri pun malu setengah mati. Energi apa yang membuatnya berani melakukan hal tadi?

"Se-sekarang, aku mau tidur," ucap Satria yang sudah menarik kembali tangannya dari puncak kepala Rapunzel. Dia berbalik, tetapi ujung kaosnya ditarik oleh Rapunzel.

"Dasar curang!" tukas Rapunzel yang membuat Satria menoleh padanya.

"Ha-harusnya kecup saja keningku, kenapa malah kamu halangi pakai tanganmu!" Rapunzel langsung mengkerucutkan bibirnya.

Satria tertegun, tetapi pria itu malah tersenyum.
"Jangan ngambek. Udah malem," kekeh Satria sambil membelai kepala Rapunzel.

"Pokoknya, kamu curang!" kukuh Rapunzel sambil melipat tangannya.

"Iya-iya, aku curang. Maaf, ya." Satria malas ambil pusing.

Rapunzel hanya meliriknya sinis sambil menghela napas kasar.
"Aku pikir-pikir dulu, maafin kamu atau enggak!" ancam Rapunzel. Sementara Satria hanya memutar bola matanya.

"Ya, udah. Sekarang, kita istirahat di tempat masing-masing. Oke?" Satria masih berusaha bernegosiasi.

"Oke!" ujar Rapunzel kemudian memicingkan mata sambil menunjuk wajah Satria. "Tapi aku belum maafin kamu," tukasnya lagi.

"Iya-iya ...." Satria mengambil daun pintu.
"Aku tutup, ya." Tanpa menunggu respon Rapunzel, Satria langsung menutup pintu. Tepat saat itu, dia langsung menyandarkan punggungnya ke pintu. Tubuhnya langsung meluruh ke lantai.

"Gila! Gila! Gila!" rutuk Satria sambil membentur-benturkan pelan belakang kepalanya ke pintu.
"Sialan, aku barusan ngapain? Untuk apa mencium keningnya?" Satria benar-benar malu. Dia menghentak-hentakkan kaki saking malunya, ditambah jantungnya yang tak henti berdebar. Sekarang dia bingung, bagaimana mengembalikan kondisi jantungnya yang berdetak tak beraturan. Sepertinya dia akan begadang malam ini.

Hingga waktu menunjukkan pukul 03.00, Satria akhirnya menyerah. Dia hanya bisa memejamkan mata selama satu jam saja. Bahkan tempat paling empuk dan nyaman di rumahnya tidak mampu membuatnya tertidur. Satria akhirnya keluar dari kamar.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang