27. Dicari Ibu-ibu

186 10 0
                                    

Perbuatan tulus memang tidak mendapatkan imbalan
Namun, masih ada tangan Tuhan yang punya kuasa
Yang mampu menggerakkan hati orang untuk menjadi perantara-Nya, memberikan penghargaan pada ketulusan

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹


Satria dan Rapunzel terkesiap. Reflek, Satria menarik Rapunzel ke belakangnya. Tatapan pria itu langsung berubah jadi tajam, sementara pria kekar tersebut yang ternyata adalah Cahyo, memandangnya dengan angkuh.
"Kami tidak ada urusan dengan Anda!" tegas Satria.

"Oh, iya?" Cahyo melirik ke arah Rapunzel yang berusaha mengintip dari balik punggung Satria.

"Lalu, kenapa menyebut nama saya?" cecar Cahyo dengan suara dinginnya.

"I-itu-"

"Mak Ros mau mengenalkanmu pada kami berdua, Cahyo! Tapi kita 'kan sudah berkenalan," seru Rapunzel girang, reflek Satria menoleh ke belakang dengan tatapan sinis.

"Kamu diam aja!" geram Satria.

"Oh, Mama," ujar Cahyo sambil tersenyum miring.

"Sudah! Pokoknya, kami enggak ada urusan sama kamu! Jadi, permisi!" ketus Satria langsung menarik tangan Rapunzel bersamnya, sementara Rapunzel malah melambaikan tangan sambil melempar senyum cerahnya pada Cahyo. Pria kekar itu pun hanya tersenyum tipis. Kemudian menatap ke arah Satria dengan tajam. Lalu, pasangan suami-istri itu pergi dengan kuda besi Satria begitu saja.

Tak selang berapa lama, ada sebuah notifikasi masuk di ponselnya.

Bulan Kehidupan
*Mengirim sebuah foto

Dahi Cahyo mengernyit seraya membuka foto tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahi Cahyo mengernyit seraya membuka foto tersebut. Ternyata itu tangkapan layar sebuah catatan jurnal sang Majikan. Di jurnal itu juga terpasang sebuah foto anak remaja yang wajahnya lebam-lebam. Pria itu tersenyum miring.
"Wajahnya di sini babak belur. Pantas aku tidak mengenalinya. Namun, aku tidak pernah lupa suaranya," kekeh Cahyo.

"Cahyo! Kamu sudah kenalan sama Mas Satria dan Neng Ucel?" tanya Mak Ros yang ternyata dari tadi berdiri di belakang putranya.

Pria kekar itu berbalik sambil melempar senyum hangatnya.
"Sudah, Mak ...." jawabnya lembut, membuat senyum Mak Ros mengembang. Dia mengelus pipi putranya dengan tatapan bangga.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang