11. Mirima

283 32 45
                                    

WARNING!
BAB INI MENGANDUNG TULISAN YANG BISA MENYEBABKAN TRAUMA.
BIJAKLAH MEMILIH BACAAN

*

Aku hanyalah gadis yang mendambakan cinta. Sekalipun harus mengotori tanganku, aku rela
asal bisa terus berada di sampingmu

*
Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

*

Happy Reading

*

Mirima, ya namanya hanya Mirima. Wanita berkepala empat itu bahkan sudah tidak ingat dari mana asalnya. Siapa keluarganya dan apa kewarganegaraannyan. Dia sudah 25 tahun hidup di Mansion ini karena dijual di pasar gelap dan dibeli oleh seorang pria berparas tampan yang juga melakukan transaksi haram di pasar gelap itu.

Awalnya, Mirima kira dia akan dijadikan budak atau mungkin pria tampan yang punya tatapan gila itu hendak mengulitinya untuk bisa dijual organ tubuhnya. Namun ia salah besar. Pria itu jatuh cinta padanya. Ya, dia yang masih remaja saat itu menganggap bahwa pria tampan itu jatuh cinta padanya karena dia diperlakukan bak ratu di Mansion Paradiso.

Sayang, pria itu ternyata sudah punya istri. Lantas, bagaimana dengan perasaan Mirima? Tentu, Mirima dijadikan pelampiasan hasrat pria itu ketika dia bosan dengan istrinya. Hingga dia diberikan sebuah belati ketika semalam suntuk menghabiskan malam dengan pria itu.

"Bunuh istriku!" ucapnya yang membuat napas Mirima tercekat. Satu hal yang muncul di kepala Mirima, mungkinkah kali ini dia akan menjadi satu-satunya Nyonya di Mansion ini?

"Dia sudah tidak berguna. Hal yang tidak berguna harusnya dilenyapkan. Iya, 'kan?" Pria itu menyeringai sesaat kemudian langsung meninggalkan Mirima. Mirima memandang belati kecil itu. Haruskah ia mengotori tangannya?

Ternyata Mirima tidak perlu berpikir panjang. Dia kira cairan kental berwarna merah yang keluar dari tubuh manusia itu mengerikan. Namun, kenyataannya tidak semengerikan itu. Dia kira, jeritan rasa sakit juga bisa membuat telinganya pengang, tetapi sebaliknya. Jantungnya malah berdebar. Dia merasakan seluruh tubuhnya diisi oleh energi baru! Saat itu adalah pertama kalinya dia membunuh seseorang. Ya, lagipula cinta sejatinya yang meminta. Mirima rela melakukannya. Toh, setelah ini posisi istri pria itu akan jadi miliknya, 'kan?

Harusnya memang begitu, hingga pria tampan itu bertanya padanya setelah mereka perang ranjang semalaman, "Mirima, kenapa kamu tidak hamil?"

Mirima tersentak. Usianya bahkan belum 20 tahun. Haruskah ia hamil sekarang? Mirima malah bersyukur karena dia masih bisa terlihat bak anak gadis meskipun bisa bercinta dengan sang pujaan hati sampai tiga bahkan lima kali sehari.

"Hamil? Tuan ingin aku hamil?" tanya Mirima sambil mengelus pipi sang pujaan hati.

"Ya!" Nada pria tampan itu terdengar serius.
"Aku harus punya seorang anak perempuan. Anak perempuan yang bisa merebut kembali apa yang harus jadi milikku!" bebernya dengan nada yang begitu sarkas. Tatapan pria itu juga cukup mengintimidasi. Dia berbeda. Suaranya selalu terdengar lembut tiap mereka selesai bercinta. Namun, kenapa sekarang berbeda. Tidak! Apakah Mirima membosankan?

"Anak perempuan, ya ...." Mirima memegang perutnya sendiri. Beberapa saat yang lalu, rahimnya dipenuhi oleh harta berharga milik sang pujaan hati. Mungkinkah dia akan mengandung? Mirima juga penasaran. Toh, jika itu adalah keinginan sang pujaan hati, maka itu adalah keinginan Mirima juga.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang