24. Frustasi

210 11 0
                                    

Padahal kamu yang frustasi
Kamu yang mengalami rasa sakit
Namun, kenapa aku bisa ikut merasakan?
Padahal aku hanya berdiri di hadapanmu

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

Rapunzel menonton Satria yang sibuk membereskan nasi gorengnya yang tumpah dari sofa. Pria itu sibuk berkegiatan seolah tidak ada orang lain di sana.

"Satria —"

"Jangan ajak aku bicara dulu!" ketus Satria yang membuat Rapunzel bungkam. Namun gadis berambut pirang itu tidak bisa melepas pandangannya dari Satria yang wajahnya terlihat lebih murung dan putus asa. Pria itu pun pergi ke dapur setelah selesai membersihkan kekacauan yang dia perbuat.

Sementara Rapunzel berdiri sambil mengepalkan tangannya. Dia menatap lurus ke arah pintu dapur.

"Satria!" panggil Rapunzel begiti pria tersebut muncul.

Satria mendelik kesal.
"Kamu ngerti bahasa manusia, enggak, sih?" geram Satria.

Namun Rapunzel malah menggeleng sambil menatap pria itu tajam.

"Tapi, aku penasaran, kamu masih lapar atau enggak. Kamu belun sempat menghabiskan nasi goreng kamu barusan!"  Rapunzel bicara dalam satu kali napas sampai napasnya terengah-engah.

Satria memandang gadis berambut pirang itu dengan nanar.
"Kamu enggak usah peduli!" sinisnya langsung membuang muka.

Gadis berambut pirang itu mengeraskan rahangnya.
"Gimana aku gak peduli sama kamu?" sergahnya yang membuat Satria terkesiap.

"Tadi kamu tiba-tiba menunjukkan ekspresi putus asa begitu! Kamu bahkan nangis dan tangan kamu gemetaran! Kamu seperti orang kerasukan! Terus, aku harus diam aja?" pekik Rapunzel sampai suaranya tercekat.

Satria hanya memandang Rapunzel yang terlihat frustasi. Gadis itu kemudian memegang dadanya.
"Dadaku ... rasanya di sini sangat sesak ..." Gadis itu kembali menatap Satria dengab berlinang air mata.

"Aku gak sanggup melihat air matamu menetes," ungkapnya yang meneteskan bulir bening dari sudut matanya.

Satria enggan memandamg wajah Rapunzel yang penuh derai air mata. Satria juga bingung, kenapa dia juga merasa sesak melihat gadis di hadapannya menangis. Pria itu pun mengatur napasnya kemudian kembali memandang lurus ke arah Rapunzel.

"Ka-sih a-ku wak-tu!" tekan Satria seraya dengan bola mata bergetar dan berkaca-kaca. Hidungnya mulai memerah.

"Please ...." Suara pria itu mengecil.

Rapunzel memandangnya lamat-lamat. Sementara Satria langsung duduk di lantai sambil meringkuk.

"Please, jangan paksa aku. Jangan paksa aku mengingat itu semua!" frustasinya.

Rapunzel langsung menghampirinya dan duduk di samping pria itu.
"Satria ...." Dia memegang pundak Satria seraya memandangnya lekat-lekat. Pria tersebut pun ikut memandang Rapunzel.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang