Darah yang mendidih
Emosi yang meluap
Kadang membuat pikiran menutup semua jalan hingga terlihat gelap
Namun percayalah, selalu ada jalan keluar yang menanti untuk lepas dari sebuah masalah🌹🌹🌹
Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.
🌹🌹🌹
Happy Reading
🌹🌹🌹
Siapa sangka, ternyata ada ruang bawah tanah tersembunyi di bawah lapangan tembak. Padahal Rapunzel sering ke sana untuk berlatih menembak menggunakan pistol. Entah untuk apa mempelajarinya, tetapi setiap pengajaran yang Rapunzel dapatkan dari sang Ayah semata-mata untuk perlindungan dirinya. Memangnya akan ada orang gila macam apa yang mampu melawan 500 penjaga terlatih di Mansion ini?Namun, itu bukan menjadi fokus Rapunzel sekarang. Dia mendengar dengan seksama rencana Mada. Mada mengatakan kalau informannya akan membukakan pintu untuknya sebentar lagi.
"Apa kamu mengerti?" tanya Mada."Iya, aku mengerti," ujar Rapunzel.
"Aku tidak bisa melarangmu untuk menemui Satria sekarang atau kapan pun itu, tetapi berhati-hatilah. Uhm, meskipun kamu tertangkap, Ayahmu tidak mungkin kuat untuk membunuhmu."
"Mada ... kenapa kamu terus-terusan bilang Ayahku pem—"
"Itu faktanya, Rapunzel!" potong Mada.
"Kamu akan melihatnya dengan mata kepalamu setelah ini. Apa lagi kamu sudah bilang pada Ayahmu soal perasaanmu pada Satria," ucap Mada berusaha menahan emosi setelah mendengar kronologi bagaimana Fernando menyatakan akan membunuh Abang kekasihnya.
Tepat setelah itu panggilan berakhir. Tangan Rapunzel terasa lemas. Energinya seolah terkuras hanya karena mendengar fakta sang Ayah yang sejujurnya Rapunzel tidak berani menghadapi kebenarannya.
Tok! Tok! Tok!
Rapunzel terhenyak. Apakah itu informan Mada? Rapunzel langsung buru-buru mendekati pintu kamarnya.
"Siapa?" tanya Rapunzel.
"Ini aku, Nona. Adi," ucap pria di seberang.
Dahi Rapunzel mengernyit. Adi? Bukankah dia kepala pelayan di Mansion ini? Dia dan Mirima adalah orang paling lama yang bekerja di Mansion ini.
"Adi? Uhm, ada apa Adi?" tanya Rapunzel.
"Daging original sudah terhidang dan siap disantap," ucap kepala pelayannya itu. Dahi Rapunzel mengernyit. Apa sang kepala pelayan hanya mau mengantarkan makanan untuknya? Ah, iya, Rapunzel memang tidak jadi sarapan, tetapi sarapan dengan daging itu rasanya agak berat.
"Uhm, Adi, apa kamu mengantarkan makanan untukku?" tanya Rapunzel.
"Ya, Nona," jawab Adi. Rapunzel menghela napas. Dia barusan benar-benar berpikir bahwa Adi adalah informan Mada.
"Uhm, tapi Ayahku mengunci pintu kamarku, Adi," ujar Rapunzel.
"Daging original sudah terhidang dan siap disantap." Lagi-lagi Adi mengucapkan kalimat yang sama.
Rapunzel malah mengacak-acak rambutnya.
"Ugh, Adi. Apa maksudmu. Aku tidak mengerti," ujar Rapunzel frustasi."Jawab saja, Nona," sahut Adi.
Rapunzel makin bingung. Apa yang harus dijawab, dia sudah menjawabnya sejak tadi.
"Tapi, Adi ... aku harus jawab apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Bersamamu (18+)
RomansaRapunzel kabur dari Mansion Mewahnya untuk bertemu dengan Tunangannya dan berkompromi tentang perjodohan mereka, tetapi ia malah bertemu dengan Satria yang tak sengaja lewat jalan di dekat Mansion dan menawarkan tumpangan. Rapunzel yang tidak meng...