60. Pilihan yang Sulit

151 2 0
                                    

Cinta yang sudah lama dipupuk dan tinggal dituai tidak selamanya akan terus berbuah
Jika cinta itu ditanam dengan pupuk yang haram, maka akan segera layu juga

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

"SIALAN!!!" Fernando langsung mengarahkan mulut pistolnya ke atas dan menembakkan tiga peluru sekaligus.

DOR!
DOR!
DOR!

Sontak, Rapunzel dan Mada memejamkan mata erat-erat seraya menutup telinga mereka. Di sisi lain, Satria yang baru saja pingsan, kembali sadar dan berusaha membuka matanya. Pandangannya kabur, tetapi ia bisa lihat ada seorang pria berdiri di depannya juga rambut pirang Rapunzel yang mencolok tengah berdiri di depan pria tersebut. Diam-diam Satria menaikan sudut bibirnya, tetapi sudut bibir itu segera turun saat matanya menangkap sosok Fernando di atas balkon.

"RAPUNZEL! APA YANG KAU LAKUKAN DI SANA? MINGGIR!" sergah Fernando dengan mata yang menyalak dan napas menderu-deru.

Namun tatapan Rapunzel semakin tajam. Dia membentangkan kedua tangannya di depan Mada dan Satria.
"Tidak! Jika Ayah mau membunuh mereka, maka, Ayah harus bunuh aku dulu!" tantang Rapunzel.

"Apa yang kau pikirkan? Jangan mau dibodohi oleh cinta semu dari pria rendahan itu!" tukas Fernando frustasi.

"Kau putriku, kau darah dagingku, kau jauh lebih berharga dari siapapun di dunia ini! MINGGIR!" sergah Fernando.

Rapunzel menarik napas dalam-dalam seraya memajamkan matanya.
"Tapi, aku mencintai Satria Ay—"

DOR!

Sebuah peluru melesat begitu saja di samping Rapunzel, tetapi peluru itu hanya memotong beberapa helai rambut panjang Rapunzel. Gadis itu pun membuka matanya dan kembali menatap sang Ayah dengan berani.

"Rap ... sudahlah. Jangan gila! Biar aku saj—"

"Jangan ikut campur urusanku dengan Ayah!" tekan Rapunzel dengan suara yang dingin, membuat Mada langsung membeku. Sejak kapan, gadis berisik ini berubah jadi menyeramkan begini?

"Tapi, kamu bisa mati di tangan Ayahmu sendiri!" ujar Mada memperingatkan.

"Biar saja. Jika Ayah mau, maka itu yang akan Ayah lakukan," timpal Rapunzel dengan suara bergetar.

Dahi Mada mengernyit.
"Rap, kamu nangis?" tanya Mada, tetapi tidak dijawab oleh Rapunzel. Mada juga tidak terlalu berani bergerak dari tempatnya berdiri, ia masih mau memenuhi janjinya pada Saras. Sayangnya, Rapunzel tidak terlalu pandai menyembunyikan emosinya. Air mata yang terus bergulir di pipinya tak sanggup dia sembunyikan.

"Diam saja! Jaga Satriaku! Kamu sudah berjanji dengan Saras, 'kan?" tutur Rapunzel masih dengan suara yang bergetar.

"Sialan, seharusnya aku juga bisa melindungimu," geram Mada.

"Jangan banyak bicara!" ketus Rapunzel.

"Bisa-bisanya kalian mengobrol!" sinis Fernando yang siap menembakkan peluru dari pistolnya ke arah Rapunzel.

"AYAH!" sergah Rapunzel.
"Aku mohon, hentikan ini semua. Setidaknya lakukan demi aku!" mohon Rapunzel bernegosiasi.

Namun Fernando malah tertawa terbahak-bahak.
"Hentikan? Apa kau bilang?" Fernando tak bisa menghentikan tawanya hingga dia memegangi perutnya.

"Hentikan kau bilang? Sejak kapan aku menghentikan aksiku, My World?" geli Fernando.

Dahi Mada mengernyit mendengar penuturan Fernando.
"Rap, sepertinya hati Ayahmu agak melunak, meskipun seharusnya itu tidak mungkin, tetapi bernegosiasilah lagi," bisik Mada.

"Aku juga merasa begitu," timpal Rapunzel.

"AYAH! Bukankah aku duniamu? Bukankah aku pelita hidupmu? Setidaknya kabulkan satu permintaanku, Ayah. Lepaskanlah Satria!" ucap Rapunzel dengan lantang, tetapi tawa Fernando langsung berhenti.

"Satu permintaanmu? Cuih!" Fernando meludah sambil menatap tajam ke arah putri semata wayangnya.

"Memangnya ada permintaanmu yang tidak pernah Ayah kabulkan? dasar Anak Gila!" sergah Fernando yang membuat suasana ruangan semakin mencekam.

"Anak gila? Dia rela menyebut Rapunzel anak gila?" gumam Mada kaget.

"Ayah memang tidak pernah mengabulkan permintaanku!" tekan Rapunzel tanpa gentar.

Fernando menggeram.
"Memangnya apa yang tidak pernah Ayah kabulkan? Ayah bahkan membawa satu dunia masuk ke dalam Mansion ini hanya untukmu! Kau tidak pernah merasa kelaparan, kau juga tidak pernah dinjak-injak oleh orang ataupun dihina oleh orang lain. Semua memujimu dan menuruti keinginanmu! Ayah membuatmu hidup seperti di surga, lantas, apa lagi yang kau inginkan?" tuntut Fernando dengan bola mata yang bergetar dan berderai air mata.

Mada yang menyaksikan semua itu hanya bisa menatap punggung Rapunzel yang tidak bergerak satu inchi pun.

"Rap—"

"Aku tidak pernah meminta itu semua ...." ucap Rapunzel lirih. Suaranya terdengar gemetaran, tetapi tidak dengan tubuhnya.

"Tidak pernah meminta, kau bilang? ITU SEMUA KARENA AKU TAHU KAMU BUTUH ITU SEMUA! KAMU MAU ITU SEMUA!" sergah Fernando lagi hingga suaranya melengking.

"AKU TIDAK BUTUH ITU SEMUA!" timpal Rapunzel dengan memekik.

"ANAK SIALAN!" Fernando langsung mengarahkan mulut pistolnya ke arah Rapunzel, sontak Rapunzel memejamkan matanya.

DOR!

Sebuah peluru lolos begitu saja, tetapi tidak terjadi apa-apa pada Rapunzel.

BRUK!

Kini terdengar suara orang yang jatuh. Siapa yang ditembak oleh Fernando?

"A-ayahmu benar-benar gila!" gemetar Mada.

Gadis itu pun membuka matanya. Matanya langsung tertuju ke tempat sang Ayah berdiri, tetapi sosok sang Ayah sudah hilang. Kemana perginya Fernando? Dia langsung menyisir seisi ruangan.

"Ay—" Sontak kedua matanya membulat ketika melihat sosok sang Ayah terlepa tak berdaya di atas tanah dengan bersimbah darah di kepalanya.

"AYAH!" pekik Rapunzel hendak berlari, tetapi tiba-tiba semua menjadi gelap.

🌹🌹🌹

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang