22. Hati yang Melunak

230 13 4
                                    

Meski seorang laki-laki lebih sering menggunakan logikanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi tak jarang, hatinya tersentil karena seorang perempuan

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

Rapunzel masih menangis sambil meringkuk di samping sofa. Dia menghadap ke sofa karena masih kesal dengan Satria. Kenapa pria itu sangat keras kepala? Padahal Rapunzel tidak melakukan kesalahan apapun. Rapunzel hanya menciumnya.

Di dunia ini, belum ada satu pun laki-laki yang dia cium di bibirnya. Hanya Satria seorang. Padahal waktu kecil, ciuman Rapunzel di pipi para pelayan adalah penghargaan tertinggi yang mereka dapatkan. Sang Ayah akan memberikan liburan selama satu bulan jika ada pelayan yang bisa membuat Rapunzel mencium pipi ataupun keningnya.

Sementara, Satria yang baru selesai mandi, tak sengaja menandang Rapunzel yang masih sesenggukan. Mau bagaimana lagi, rumahnya yang kecil membuat area pandangnya pendek. Satria pun menghela napas. Dia ingin mengalihkan pandangan, tetapi matanya malah tertuju pada dua bungkus nasi goreng yang masih dianggurkan di meja. Pria 24 tahun itu pun kembali memandang Rapunzel lekat-lekat.  Sekali lagi dia menghela napas sambil mengacak-acak rambutnya yang agak basah. Satria langsung memutar tubuhnya dan kembali ke dapur.

"Ayah benar. Semua orang di luar Mansion adalah orang jahat. Aku ditipu sama kebaikan Satria!" gerutu Rapunzel sambil meremas roknya.

"Dia jahat! Dia ja—" Hidung Rapunzel tahu-tahu mencium aroma makanan. Dia pun menoleh dan di sampingnya sudah ada sepiring nasi goreng. Rapunzel pun langsung berbalik.

"Satria!" serunya yang masih cemberut.

"Makan. Aku beliin buat kamu," jujur Satria.

Sekali lagi, mata Rapunzel berkaca-kaca seraya menatap pria di depannya.
"Aku hutang?" tanya Rapunzel, tetapi Satria menggeleng.

"Tadi aku udah bilang, aku beliin buat kamu. Anggap aja ini ...." Lidah Satri tiba-tiba terasa kelu.

"Apa?" Rapunzel kini menatap lurus ke arahnya dengan sinar mata penuh harap. Sontak, Satria memalingkan wajahnya.

"Udah, makan aja, sih? Kalau enggak mau, ya udah!" Satria hendak menarik piring berisi nasi goreng itu, tetapi Rapunzel langsung mencegahnya.

"Aku mau makan ini, tapi aku juga mau tahu, kamu beliin buat aku untuk apa?" ucap Rapunzel seraya menatap Satria lekat-lekat.

Tiba-tiba Satria merasa muncul gejolak aneh dalam dadanya. Jantungnya tiba-tiba berdebar melihat wajah polos Rapunzel yang kini menatapnya lekat-lekat. Matanya kini memandang bibir merah muda gadis itu. Jakunnya mulai naik-turun. Napas Satria mulai tidak beraturan.

"Ini enggak benar!" pekik Satria tiba-tiba membuat Rapunzel terkesiap.

"Apa yang enggak benar?" tanya Rapunzel. Satria langsung memunggungi Rapunzel dan meletekkan piring itu dengan kasar di atas meja.

"Makan itu kalau mau! Kalau gak mau, buang aja!" ujar Satria. Dia kemudian mengambil jaketnya dan pergi keluar.

"Satria! Tunggu! Aku ikut!" Rapunzel hendak mengejarnya, tetapi Satria langsung menutup pintu. Rapunzel pun membuka pintu itu.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang