Karena aku tidak butuh penipu, jadi silakan pergi jika di antara kita masih ada rahasia
-By Satria-*
Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.
*
Happy Reading
*
Mata Rapunzel mengerjap. Ia langsung melirik ke kanan dan kiri.
"Uhm ... U-ucel? Namaku beneran Ucel, kok—""Rapunzel!" potong Satria sambil mengunci tatapan Rapunzel dengan tatapan tajamnya. Sontak Rapunzel menelan salivanya sambil menggerakkan bola matanya ke kanan dan ke kiri.
"Rapunzel? Uhm, kamu lagi bicarain dongeng si putri yang berambut panjang itu, Satria?" kilah Rapunzel berusaha mengalihkan topik, tetapi Satria malah menggeleng.
"Nggak. Itu nama kamu, 'kan? Rapunzel!" tekan Satria lagi.
Mata Rapunzel kembali mengerjap.
"Hah? Namaku? Bu-bukannya kamu denger sendiri tadi, namaku itu Ucel Lala!" kukuh Rapunzel lagi."Rapunzel! Denger ini baik-baik!" Satria bahkan menyebut Rapunzel dengan nama aslinya tanpa rasa ragu.
"Aku nggak peduli kalau kamu mau bohongin atau tipu semua orang di luar sana, tapi kalau kamu berusaha membohongiku, maka kamu harus keluar dari sini!" ancam Satria.
Sontak Rapunzel melotot. Dia reflek meraih tangan Satria.
"Jangan! Jangan usir aku. Aku nggak lama, kok tinggal di sini. Setelah aku ketemu tunanganku, maka aku akan langsung pulang. Tapi please, jangan usir aku ...." mohon Rapunzel frustasi.Satria mengeraskan rahangnya sambil menarik dengan kasar tangannya yang digenggam oleh Rapunzel.
"Terus, sekarang, kamu jujur sama aku! Siapa nama kamu, asal kamu dari mana dan siapa kamu sebenarnya, siapa tunangan kamu itu?"Rapunzel melipat bibirnya sambil menatap lekat-lekat ke arah Satria.
"I-itu ... sebelumnya, kamu harus janji, ya ....""Janji apa?" tanya Satria gemas.
"Janji, kalau informasi tentang aku hanya kamu yang tahu. Nanti di depan semua orang, tetap panggil aku Ucel Lala!" tekan Rapunzel.
Satria menghela napas.
"Iya, janji!" ujar Satria. Rapunzel pun mengambil tangan Satria dan mengaitkan kelingking mereka."Janji juga, kamu akan bantu aku!" tambah Rapunzel sambil melempar tatapan memelasnya. Namun Satria langsung menarik kelingkingnya.
"Bantu? Bantu apa lagi? Aku hanya akan mengizinkan kamu tinggal di sini, ya! Kalau makan, cari sendiri. Enak aja!"
Wajah Rapunzel semakin merengut.
"Aku nggak tahu caranya dapat makan. Uhm, atau begini ...." Rapunzel melepas cincin emas yang tengahnya ada batu-batu berlian yang disusun berbentuk hati dari jari manisnya."Ambil cincin ini, jual dan jadikan ini bayaran selama aku hidup di sini," usul Rapunzel.
Dahi Satria mengernyit.
"Cincin itu ... itu cincin apa?" Satria enggan menerimanya."Ini cincin pertunanganku, tapi kamu bisa pakai ini, jadi tidak apa-apa!" ujar Rapunzel dengan nada ceria.
"Hah? Cincin tunanganmu? Ogah! Aku gak mau jual! Kalau itu dijual, pertunanganmu berarti batal, dong! Nggak, yang ada kamu malah bergantung hidup sama aku!" tolak Satria.
Rapunzel menggeleng.
"Nggak! Beneran nggak apa-apa! Lagian yang beli cincin ini ayahku, bukan tunanganku. Aku bahkan belum bertemu dia." Tiba-tiba raut wajah Rapunzel berubah jadi sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Bersamamu (18+)
RomanceRapunzel kabur dari Mansion Mewahnya untuk bertemu dengan Tunangannya dan berkompromi tentang perjodohan mereka, tetapi ia malah bertemu dengan Satria yang tak sengaja lewat jalan di dekat Mansion dan menawarkan tumpangan. Rapunzel yang tidak meng...