32. Bukan Siapa-siapa

167 8 0
                                    

Sekalipun kita membawa kebenaran, tetapi jika kita "bukan siapa-siapa", maka kebenaran itu akan terdengar seperti kebohongan

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

"Bu ... Ucel mau dibawa ke mana, Bu?" panik Rapunzel yang kini diseret paksa oleh Ibu-ibu berkonde.

"Udah, Neng Ucel. Ikutin aja!" kata Ibu Berkonde tersebut.

"Tapi ..."

"Tenang, pintu rumah Neng Ucel udah dikunci. Aman. Tidak akan terjadi lagi pertengkaran dalam rumah tangga," ujar Ibu berkonde.

"Aduh, tapi ...." Rapunzel berhenti berucap begitu sampai di balai RT. Di sana sudah ada anak-anak yang bersiap dengan meja kecil, buku gambar, dan crayon mereka sedang menoleh ke arahnya dengan senyum cerah.

Mata Rapunzel juga tak luput dari sosok pria kekasar yang berdiri di samping papan tulis juga sedang melempar senyum lebar ke arahnya.
"Selamat datang Kak Ucel!" seru anak-anak kompak dengan suara cempreng mereka.

Seketika hati Rapunzel terenyuh. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Anak-anak ...." lirih Rapunzel terharu.

"Ayo kita belajar gambar lagi, Kak!" seru salah satu anak yang berambut kribo.

"Iya, Kak! Kita udah gak sabar, nih!" celetuk anak lainnya.

Rapunzel melirik ke arah Cahyo yang berdiri di samping papan tulis. Pria itu pun tersenyum sambil mengangguk.

"Bang Cahyo udah rela-relain nyiapin ini semua, Neng Ucel," bisik ibu yang bercelana jeans. Ucapan ibu itu membuat senyum Rapunzel semakin lebar tanpa melepas tatapannya dari Cahyo.

"Tenang, Neng Ucel. Kita bayar, kok. Mending duit kita habis supaya anak-anak punya keahlian. Daripada main game terus. Iya, kan ibu-ibu?" sahut Ibu Berkonde. Serentak, ibu-ibu langsung mengangguk sambil melempar senyum mereka.

"Betul itu!" seru Ibu-ibu kompak.

Rapunzel sungguh tidak bisa berkata apa-apa. Kini jantungnya berdetak sangat keras. Baru kali ini dia merasakan sensasi aneh ini. Apa perasaan ini bisa disebut bahagia? Air matanya bahkan sudah tidak bisa terbendung lagi.

"Neng Ucel?" tegur Ibu berkonde yang memergoki aur mata jatuh ke pipi Rapunzel. Namun Rapunzel menggeleng.
"Saya baik-baik aja, Bu," ujar Rapunzel langsung menghapus air matanya. Dia kemudian memandang ke arah anak-anak.

"Oke. Kalau gitu, ayo kita mulai belajar menggambar!" seru Rapunzel.

"Yeay!" seru anak-anak bersemangat.

🌹🌹🌹

"Ketemu yang punya Thunder Fast? Gila! Emangnya lu anak Sultan?" seru Bang Romli, orang yang paling senior di basecamp tempat Satria biasa berkumpul bersama Mitra Thunder Fast lainnya.

"Otak lu udah gak beres, Sat! Bisa dapet bonus dari penilaian bintang lima aja udah bersyukur. Ngapain juga lu ketemu bos Thunder Fast? Sendirian lagi," kekeh Jun, mitra Thunder Fast yang seumuran dengan Satria sambil geleng-geleng kepala.

"Aku ada urusan penting, Bang." Satria berusaha menjelaskan.

Bang Romli menepuk-nepuk pundaknya.
"Sepenting apa, sih urusan lu sama dia? Yang ada, kalau lu ke sana, lu bakalan diusir!" nasihat Bang Romli.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang