28. Sekelabat (18+)

754 31 33
                                    

Sebuah harapan tinggi yang terwujud tanpa usaha keras itu tidak ada
Jika ada, bisa jadi itu hanya fatamorgana

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

"J-janji?" bingung Satria. Seingatnya, dia hanya berjanji pada dua perempuan, yaitu Saras—adiknya dan Rapunzel—istri palsunya. Lantas, kapan ia berjanji pada ibu-ibu yang jadi tetangganya ini? Dia bahkan tidak ingat apa janjinya.

"Iya! Ini!" Ibu-ibu yang berdiri paling depan menyerahkan sebuah amplop. Dahi Satria mengernyit.

"I-ini apa?" Pria itu enggan menerimanya.

"Ini bayaran atas jasa Neng Ucel yang udah ngajarin anak-anak kita menggambar!" ungkap ibu yang berkonde.

Satria semakin bingung. Dia menoleh ke arah Rapunzel yang tersenyum sambil mengangguk. Kemudian atensinya kembali pada ibu-ibu yang masih menatapnya dengan tatapan serius.
"Saya harus terim—"

"Iya!" Ibu-ibu yang berdiri paling deoan langsung mengambil tangab Satria dan meletakkan amplop itu di tangan Satria kemudian membuat Satria menggenggam amplop tersebut.
"Tapi Mas Satria harus janji sama kita!"

Kepala Satria terasa semakin pening, janji sebelumnya saja belum dikasih tahu.
"Bu .... jangan paksa saya buat janji-janji yang tidak bisa saya tepati," sanggah Satria.

"Enggak, Mas Satria! Kami semua yakin, Mas Satria bisa menepati janji ini!" ujar Ibu berkonde.

"Emangnya janji saya apa, sih, ibu-ibu?" Satria benar-benar sudah kehilangan akal.

"Gini, Mas Satria. Jangan larang Neng Ucel untuk ajarin anak-anak kita," ujar Ibu-ibu yang berdiri paling depan.

Kerutan di dahi Satria bertambah.
"Hah? Emangnya saya pernah melarang?" Satria saja tidak ingat, kapan dia melarangnya.

Semua ibu-ibu di hadapan Satria mengangguk.
"Iya, kemarin, Mas Satria narik tangan Neng Ucel dengan kasar untuk pulang. Terus, kita gak sengaja dengar Mas Satria marah-marah di dalam rumah," beber Ibu berkonde.

Satria tertegun. Kejadian yang mirip dengan cerita ibu berkonde hanya terjadi satu kali dan itu adalah saat Rapunzel lupa memutar kembali knob kompor ke posisi mati. Satria langsung menepuk jidatnya.
"Oh, saat itu ...."

"Suami saya tidak melarang saya sama sekali, kok ibu-ibu," ujar Rapunzel yang maju dan berdiri di samping Satria, membuat pria itu menoleh ke arahnya.

Atensi ibu-ibu beralih.
"Terus, kenapa, Mas Satria marah-marah?" tanya Ibu yang berdiri paling depan.

"Itu karena saya lupa matiin kompor. Mas Satria cuman khawatir sama saya. Karena panik, jadinya terdengar marah-marah," jelas Rapunzel yang membuat Satria memandangnya. Tanpa sadar, pria itu pun tersenyum tipis.

"Ooh ...." Semua ibu-ibu ber-oh ria.

"Ternyata, Mas Satria sayang istri, ya," komentar Ibu berkonde. Satria tertegun, tetapi dia tidak bisa mengekuarkan reaksi apapun selain tersipu malu sambil mengangguk.

"Hihi, iya!" Rapunzel malah memeluk lengan Satria, membuat pria itu terhenyak.
"Dia sayang banget sama saya, Bu!" girang Rapunzel. Satria hanya bisa menghela bapas sambil mengelus kepala Rapunzel.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang