37. Putus

203 24 17
                                    

Lebih baik aku menghilang dari dunia ini daripada ada, tetapi dianggap tidak ada.

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

Satria menceritakan awal pertemuannya dengan Rapunzel pada Mada dan bagaimana kondisi Rapunzel sekarang yang tinggal di rumahnya dan mengajar anak-anak.

"Ternyata bakat Mommy Angel menurun padanya," gumam Mada yang malah tersenyum bangga, tetapi senyuman itu justru membuat Satria agak tidak nyaman.

"Jika kamu menyukai Rapunzel, kenapa kamu mengatakan tidak mau menikahinya?" sindir Satria yang membuat Mada terhenyak. Pria itu memandang Satria heran.

"Apa yang kamu bicarakan? Aku sama sekali tidak menyukai Rapunzel dan tidak berniat menikahinya." Mada masih kukuh dengan pendiriannya.

"Lalu, apa arti senyummu itu?" cecar Satria langsung memalingkan wajahnya. Entah kenapa hatinya terasa panas melihat senyum Mada barusan.

Mada menyenggol bahu Satria dengan bahunya.
"Ada apa dengan senyumku? Aku hanya teringat sosok ibu kandung Rapunzel yang kuanggap seperti ibuku sendiri. Apa aku berhasil membuatmu cemburu?" selidik Mada sambil terkekeh.

Satria langsung tersentak. Dia langsung menoleh ke arah Mada lagi.
"Cemburu? Siapa yang cemburu? Apa kamu tidak dengar, tadi? Aku muak ditumpangi oleh Rapunzel!" kukuh Satria.

"Ah, iya. Aku dengar, sih ...." gurau Mada sambil mengangguk-angguk.

"Aku serius!" tekan Satria lagi.

"Ya, kamu terlihat sangat serius," gurau Mada lagi sambil senyam-senyum.

"Ugh! Sudah! Hentikan ini!" tekan Satria.

"Sebaiknya, setelah ini kamu bawa Rapunzel pulang. Jika kamu tidak mau menikahinya, setidaknya bawa saja dia ke rumahnya. Dia tidak aman jika terus bersamaku," beber Satria.

"Tidak aman?" Dahi Mada berkerut.

"Yah, itu hanya firasatku. Apalagi, rambutnya pirang. Itu cukup mencolok. Dia juga sangat polos. Aku tidak selalu bisa di sisinya karena aku kuliah dan mencari uang," pungkas Satria.

Mada menatap Satria dengan penuh arti. Pria itu terdiam cukup lama seolah memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Baiklah!" ucapnya yang menarik atensi Satria.

"Baiklah? Maksudnya?"

"Aku akan membawa Rapunzel pulang. Lagipula bahaya, jika Ayahnya pulang dan dia tidak ada di Mansion," ujar Mada.

"Bagsulah!" Satria langsung memegang kedua tangan Mada.
"Terima kasih," ujar Satria yang malah membuat Mada tersenyum lagi.

"Kenapa mereka menggemaskan? Bukankah yang harusnya menikah adalah Satria dan Rapunzel? Namun sayang, meluluhkan hati Fernando tidak semudah itu," batin Mada. 

🌹🌹🌹

Rapunzel terduduk sendirian di deretan bangku paling belakang di depan panggung. Sementara beberapa anak lainnya sedang sibuk menata dekorasi. Sejujurnya, Rapunzel merasa agak bersalah karena biat awalnya datang ke sini untuk membantu anak-anak Panti Asuhan. Namun perasaannya yang kacau, membuat dirinya lemas.

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang