13. Kemurnian Hati

233 14 1
                                    

Di dunia ini, tidak ada manusia yang punya niat yang murni karena ketulusan
Karena mereka bertahan hidup dengan saling memanfaatkan satu sama lain
*
Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

*

Happy Reading

*


Satria dan Rapunzel kini keluar dari rumah petakan untuk menghadapi pak RT dan para warga yang siap mengepung.

"Bagaimana, Pak?" tanya Satria seraya menanti komentar Pak RT yang sedang sibuk membaca buku nikah mereka berdua.

"Jadi, kalian benar-benar sudah menikah?" gumam Pak RT.

"Itu bisa dilihat dari buktinya, 'kan?" ujar Satria.

"Untungnya, istri saya membawa bukunya, jadi kami bisa langsung menunjukkan pada bapak sekalian," jelas Satria lagi.

Pak RT melirik ke arah Satria dengan sinis. Rapunzel yang melihat itu langsung memeluk lengan Satria dan bersembunyi di balik punggung suami palsunya.

"Oke!" Pak RT langsung mengembalikan buku nikah itu pada Satria.

"Bapak-bapak, ibu-ibu sekalian, sudah terbukti, ya, bahwa Mas Satria dan Mba ...." Pak RT menoleh ke arah Rapunzel.

"Ucel Lala!" seru Rapunzel.

"Ya, Mba Ucel ini adalah suami-istri. Jadi, semua bubar," perintah Pak RT.

Para warga pun bersorak, bisa-bisanya sepasang suami-istri membuat lingkungan mereja jadi gempar. Sementara Satria dan Rapunzel pun bisa bernapas lega.

"Kalau gitu, ayo kita lanjut sarapan lagi Ra —" Satria langsung menghentikan ucapannya.
"Uhm, Ucel," lanjut Satria. Hampir saja dia keceplosan, bisa gawat kalau dia memanggil Rapunzel dengan sebutan yang berbeda dari buku nikah.

"Iya, Suamiku," jawab Rapunzel manja. Sontak hidung Satria berkerut. Kupingnya terasa panas mendengar nada bicara Rapunzel yang dibuat-buat. Namun Satria hanya geleng-geleng kepala kemudian melepaskan tangannya dari pelukan Rapunzel lalu merangkul tubuh gadis itu. Sontak mata Rapunzel membulat, pria ini merangkulnya tanpa rasa canggung? Diam-diam Rapunzel senyam-senyum sendiri.

Mereka berdua pun melanjutkan sarapan.
"Ingat, roti itu enggak aku kasih ke kamu secara cuma-cuma! Tapi nanti kamu harus ganti!" ujar Satria.

"Siap! Lagipula, uang dari hasil jual cincinku juga kamu yang pegang semuanya. Pokoknya buat kamu, asalkan kamu mau menjamin tempat tinggal dan makanku selama mencari Mada!" ujar Rapunzel.

Satria mengangguk.
"Ya, tapi kamu, 'kan juga harus pegang uang. Nanti aku hitung kebutuhanmu setidaknya selama satu atau dua bulan, setelah itu sisanya aku kembalikan padamu," jelas Satria.

Dahi Rapunzel mengernyit.
"Kenapa? Kenapa enggak buat kamu aja semua. Aku enggak keberatan, kok!"

Satria menghela napas kasar.
"Haduh! Rapunzel, dengar ini baik-baik, ya!" tekan Satria.

"Aku di sini itu, murni mau menolongmu, bukan mengambil keuntungan dari kamu! Jadi, aku enggak butuh uang kamu. Oke?"

Rapunzel tertegun seraya memandang pria yang duduk di sampingnya.
"Murni menolongku?" ulang Rapunzel.

'Karena semua orang di luar Mansion itu hanya mau menguntungkan dirinya sendiri! Persahabatan mereka juga didasarkan atas keinginan memanfaatkan satu sama lain! Di dunia ini, hanya Ayah yang cintanya murni padamu, Rapunzel!'

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang