Ketika akal bertentangan
dengan hati,
Siapa yang harus didengarkan?🌹🌹🌹
Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.
🌹🌹🌹
Happy Reading
🌹🌹🌹
Setelah puas menangis, Satria memilih mengabaikan keberadaan Rapunzel di rumahnya. Gadis itu pun hanya duduk meringkuk di sofa tanpa menyapa Satria. Alhasil, Satria pergi begitu saja dari rumahnya setelah bersiap dengan perlengkapannya untuk mengambil customer.
Namun, jika dia disebut baik-baik saja, itu bohong! Pria itu bahkan tidak menyalakan aplikasi ojek online-nya. Dia membawa kuda besinya pergi ke Panti Asuhan—tempat sang Adik berada. Harusnya pukul 06.00, sang Adik belum berangkat sekolah.
Benar saja, saat Satria memarkirkan motornya, ternyata sang Adik sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Dia langsung bisa menebak dari raut wajah sang Kakak Laki-laki yang tidak karuan bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Ayo, Mas, kita ngobrol dulu," ajak Saras.Saras mendengarkan cerita Satria dengan seksama. Semua kejadian yang terjadi semalam dan pagi ini. Hatinya juga ikut merasa sesak, apa lagi, Abangnya ini sesekali menitikkan air mata. Selama Saras hidup, Satria hanya pernah menitikkan air matanya satu kali, yaitu ketika dia pulang dengan keadaan babak belur dan mengatakan bahwa orang tua mereka telah meninggal. Saat itu, Satria menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Saras yang masih kecil.
Lantas, sekarang pria ini kembali menitikkan air matanya karena seorang perempuan. Saras yakin, arti perempuan itu pasti lebih dalam bagi Satria.
"Apakah keputusanku benar?" tanya Satria dengan suara beratnya.
Saras memegang punggung tangan Satria.
"Mas ... apa Mas sudah mendengarkan kata hati Mas Satria?" tanya Saras.Satria tertegun kemudian membuang mukanya.
"Rapunzel akan dalam bahaya jika dia terus bersamaku, Saras. Sebaiknya dia memang harus pulang. Lagipula, Mada tidak akan mau membawanya," ucap Satria yang menggoreskan sedikit luka di hati Saras. Dia lupa, Rapunzel adalah Tunangan dari kekasihnya.Namun, Saras menarik napas dalam-dalam. Di situasi begini, dia tidak boleh egois. Lagipula, Rapunzel sepertinya tidak memiliki perasaan pada Mada.
"Rapunzel bilang, dia mencintaiku," tutur Satria yang langsung menjawab pertanyaan dalam benak Saras.
Saras langsung mendekat pada Satria.
"Apa? Dia bilang mencintai Mas Satria? Terus, perasaan Mas gimana sama Kak Ucel?"Satria melirik ke arah Adiknya yang menanti jawabannya.
"Mas gak tahu! Mas rasa, perasaan Mas buat dia itu salah!" ucap Satria frustasi.Dahi Saras mengernyit.
"Jangan bohong lagi, Mas!" tukas Saras yang membuat Satria tertohok."Sejak awal aku pergokin kalian tinggal bersama, aku juga udah bisa lihat, kalau Mas sama Kak Ucel punya hubungan spesial!" tekan Saras.
Satria kini menatap sang Adik penuh tanya.
"Jangan sok tahu!" Satria langsung memalingkan pandangannya.Saras menghela napas kasar dan menarik wajah Abangnya.
"Justru, Mas Satria yang jangan menghindar!" tukas Saras yang sangat tepat sasaran hingga membuat Satria membeku."Aku menghindar dari apa, ha?" tantang Satria.
"Dari perasaan Mas yang sebenarnya juga mencintai Kak Ucel!"
Ucapan Saras seolah seperti sambaran petir yang menggelegar di telinga Satria hingga membuat tubuh pria itu lemas.
"A-aku? Aku me-mencintai Rapunzel?" gumamnya masih bertanya-tanya.
"Iya! Mas tahu sendiri, kalau Mas antar Kak Ucel ke rumahnya, udah pasti selamanya, sampai Mas mati pun, Mas gak akan ketemu sama Kak Ucel lagi!" tekan Saras yang langsung menohok Satria.
Sontak tubuh Satria langsung dipenuhi rasa takut. Namun, kenapa dia merasa takut?
"Mungkin aja, setelah itu, Kak Ucel akan menikah dengan pria lain! Itu berarti Kak Ucel sepenuhnya akan jadi milik pria lain!" Sekali.lagi ucapan Saras terdengar seperti sambaran petir bagi Satria. Pria itu menelan salivanya.
"Pria itu yang akan ada di sisi Kak Ucel, menghiburnya, membuatnya tertawa, membelainya, bahkan menci—"
"ENGGAK!" Satria tahu-tahu berdiri sambil berteriak.
"Gak ... gak boleh ada laki-laki lain yang menyentuh Rapunzel-ku ...." panik Satria. Entah kenapa dia malah mendengarkan keegoisannya. Namun, sejujurnya, dia memang tidak rela jika gadis polos itu sampai disentuh oleh pria lain. Bagaimana jika pria lain itu tidak bisa menjaga Rapunzel seperti dirinya menjaga gadis itu?
Saras diam-diam tersenyum.
"Nah, kalau begitu, kenapa Mas Satria malah mau mengusir Kak Ucel dari hidup Mas?" tanya Saras.Satria pun menoleh ke arah adiknya.
"Status sosial kita berbeda, Saras. Dia orang kaya, sedangkan Mas —""Tapi bukan berarti kalian gak bisa hidup bersama, 'kan?"
Satria tertohok sekali lagi. Rapunzel juga mengatakan hal yang sama. Satria sendiri juga membohongi hatinya dari tadi.
"Kalau dari lubuk hati Mas yang paling dalam bagaimana? Mas mau hidup bersama Kak Ucel atau enggak?" tanya Saras lagi.
Satria pun mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Aku sudah membuat keputusan!" ungkap Satria."Keputusan? Keputusan apa?" cecar Saras.
Satria memegang kedua pundak adiknya.
"Nanti aku akan mengatakannya setelah aku pulang. Uhm, tapi Saras, bisakah saat kamu pulang sekolah, kamu menemani Rapunzel?"Saras mengangguk.
"Bisa, tapi kenapa? Sebenarnya apa yang mau Mas lakukan?" penasaran Saras.Satria tersenyum.
"Ini kejutan. Pokoknya, kamu harus menjaga Rapunzel sampai aku pulang. Jangan biarkan dia melakukan hal-hal bodoh dan pastikan dia makan dengan benar, oke?""Oke ... uhm—"
"Bagus!" Seketika wajah pilu Satria sirna dan berubah jadi senyum yang cerah. Diam-diam Saras tersenyum. Mungkin Abangnya ini sudah membuat keputusan yang baik.
"Kalau begitu, ayo, kamu Mas antar ke sekolah!" ajak Satria.
🌹🌹🌹
Rapunzel sama sekali tidak punya semangat hidup. Bagaimana dia bisa jatuh cinta untuk pertama kalinya, tetapi justru cinta itu malah ditolak mentah-mentah? Bahkan pria itu menyebut ungkapan cintanya sebagai omong kosong. Bulir-bulir bening kembali membasahi pipinya.
Rapunzel menarik napas dalam-dalam untuk mengatur emosinya. Waktu terus berjalan hingga hari menjelang sore. Satria bilang, dia akan mengantar Rapunzel pulang sore ini.
Terhitung, tinggal dua jam lagi Satria pulang dan akan mengantarnya pulang. Setidaknya, Rapunzel harus meninggalkan rumah ini dalam keadaan bersih. Dia juga akan mengemas semua barangnya dan akan kembali mengenakan gaun compang-campingnya serta mengembalikan daster Saras yang dipinjamnya selama ini.
Tok! Tok! Tok!
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintunya. Mungkinkah itu Satria? Namun jika itu Satria, kenapa dia harus mengetuk pintu rumah? Dia bisa langsung masuk, 'kan?
Rapunzel pun beranjak dari tempatnya duduk. Dia langsung berjalan menuju pintu.
"Sebentar," ucapnya sambil membuka kunci dan membuka pintu tersebut. Sontak Rapunzel tertegun saat melihat sosok yang ada dibalik pintu.
"K-kenapa kamu ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Bersamamu (18+)
RomanceRapunzel kabur dari Mansion Mewahnya untuk bertemu dengan Tunangannya dan berkompromi tentang perjodohan mereka, tetapi ia malah bertemu dengan Satria yang tak sengaja lewat jalan di dekat Mansion dan menawarkan tumpangan. Rapunzel yang tidak meng...