55. Sifat Asli

158 9 4
                                    

Setiap orang selalu punya topeng wajah untuk digunakan saat berhadapam dengan makhluk di dunia ini
tak terkecuali orang yang dicintai sekalipun

🌹🌹🌹

Jangan lupa follow Mamauzda dan vote+komenya ya guys.

🌹🌹🌹

Happy Reading

🌹🌹🌹

Tangan Rapunzel bergetar melihat sosok Satria di hadapannya. Ya, jelas-jelas pria ini adalah Satria Perkasa—satu-satunya pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Namun, kini bukan hanya tubuhnya yang dipenuhi luka, tetapi wajahnya yang penuh lebam, luka lecet dan bengkak sudah tidak berbentuk lagi. Rapunzel bahkan bisa lihat ada bekas darah kering di sudut bibirnya.

"Apa yang terjadi padamu, Satria ...." tangis Rapunzel putus asa. Air matanya tidak mau berhenti bergulir. Dia menghapus cairan kental berwarna merah yang masih segar di wajah Satria. Entah berapa luka yang dimiliki pria ini.

"Twernyatah ... khamuh baikh-baikh sajah ...." ucap pria itu.

"Berhenti Satria. Jangan bicara lagi ...." tangis Rapunzel, suara Satria yang tidak jelas justru membuat hatinya tersayat-sayat. Sayangnya dia tidak membawa apapun ke sini. Jika saja ada air, dia akan segera membersihkan luka yang ada di wajah pria ini.

"Aku pasti akan menyelamatkanmu, Satria. Aku akan menyelamatkanmu. Kamu bertahan sedikit lagi, oke?" pinta Rapunzel seraya menatap mata sayu Satria. Tatapan pria itu sebentar-sebentar kosong, tetapi dia masih bisa menggerakkan bola matanya.

"U-uchel ... a-akuh ... akuh ...."

"Berhenti, Satria .... jangan bicara lagi. Jika kamu terus bicara, lukamu akan semakin parah. Aku yakin, ada luka di dalam mulutmu." Itu jelas, cara bicara pria ini aneh, Rapunzel ingin melihat rongga mulut pria ini, tetapi karena ada bengkak di pipinya, pasti itu akan menyakiti Satria.

"Maaf, ya ...." Rapunzel terus berusaha membersihkan luka Satria dengan lengan bajunya. Kini bajunya penuh dengan darah.

"Orang yang melakukan ini benar-benar bejat!" kutuk Rapunzel.

Bola mata Satria bergerak seraya menatap gadis di hadapannya. Kesadarannya semakin lama, semakin menurun.
"R-rha ... phun ... sszcelh ...." ucap Satria yang menarik atensi Rapunzel.

"Satria, jika menyebut namaku sulit kamu—"

"A-akhuh ..." Satria malah terus berucap. Sejujurnya, pria ini tidak lagi bisa mendengar apapun yang Rapunzel katakan.

"Satria ...." Rapunzel frustasi.

"A-akhuh mweh ... mweh ...."

"Ya?" Rapunzel tahu, Satria ingin menyampaikan sesuatu, dia menatap pria itu dengab air mata yabg terus mengalir

"A-akhuh mwehn—" Seketika kesadaran Satria lenyap. Pria itu tak bisa lagi mengangkat kepalanya. Rapunzel pun memegang kedua pipi Satria dan mengangkat wajahnya. Mata pria itu kini terpejam setengah. Apakah dia benar-benar sudah tak sadarkan diri?

"Satria .... Satria! Bangun!" Rapunzel berusaha menepuk pipi Satria, tetapi tidak ada pergerakan.

"SATRIAAA!" pekik Rapunzel sekuat tenaga, tetapi nihil. Pria itu masih memejamkan matanya.

Rapunzel menggeleng. Dia memeluk tubuh Satria.
"Tidak ... Satria, jangan tinggalin aku. Satria ... aku mau hidup bersamamu, tetapi kalau kamu pergi, bagaima—"

Bawa Aku Bersamamu (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang